Cerita Kriminal

Pelarian Penyiram Air Keras ke Guru TK Berakhir, Saling Bantah Pelaku dan Korban Soal Kisah Cinta

Masih ingat kasus penyiraman air keras terhadap guru TK bernama Meli Handayani di Desa Sumber Jaya Belitang II OKU Timur. Pelaku akhirnya tertangkap.

TRIBUN SUMSEL/EDO PRAMADI
Guru TK di Kabupaten OKU Timur, Meli Handayani menjadi korban penyiraman air keras. Masih ingat kasus penyiraman air keras terhadap guru TK bernama Meli Handayani di Desa Sumber Jaya Belitang II OKU Timur. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Masih ingat kasus penyiraman air keras terhadap guru TK bernama Meli Handayani di Desa Sumber Jaya Belitang II OKU Timur.

Pelarian penyiram air keras itu bernama Sukarji (34) telah berakhir.

Sukarji tertangkap di tempat persembunyian di Banyuwangi, Jawa Timur.

Ternyata warga Desa Pahang Asri Kecamatan BP Peliung Kabupaten OKU Timur Sumsel itu sempat berencana melanjutkan pelariannya hingga ke Papua.

"Rencananya saya mau cari kerja disana (Papua)," kata Sukarji yang berstatus residivis kasus penggelapan sepeda motor itu saat dihadirkan dalam rilis tersangka yang digelar di Mapolda Sumsel, Selasa (15/6/2021).

Baca juga: Hanya Perkara Ayam Seekor, Pemuda Tega Bacok Sepupunya Sendiri Akhirnya Serahkan Diri ke Polisi

Pelaku dan korban pun yakni Meli Handayani saling bantah mengenai kisah cinta.

Dihadapan petugas, pria bertato di lengan kirinya itu tampak tenang saat mengakui tindak kejahatan yang sudah ia dilakukan.

"Niat saya cuma mau melukainya saja," kata Sukarji saat dihadirkan dalam rilis tersangka di Mapolda Sumsel, Selasa (15/6/2021).

Sukarji mengaku sakit hati sampai tega melukai korban.

Sukarji (34) tersangka penganiayaan dengan air keras terhadap guru TK di Kabupaten OKUT menjalani pemeriksaan di Mapolda Sumsel, Selasa (15/6/2021)
Sukarji (34) tersangka penganiayaan dengan air keras terhadap guru TK di Kabupaten OKUT menjalani pemeriksaan di Mapolda Sumsel, Selasa (15/6/2021) (TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI)

Sukarji mengatakan sudah berpacaran selama 6 bulan dengan guru TK Darusalam Desa Sumber Jaya Kabupaten OKUT tersebut.

Korban bahkan meminta agar ia segera menemui keluarganya untuk menyatakan keseriusan.

Namun saat permintaan itu dilakukan, justru Sukarji harus menelan pil pahit karena mendapat penolakan bahkan penghinaan.

Baca juga: Cinta Ditolak Air Keras Bertindak buat Wajah Bu Guru Sampai Nyaris Rusak

Tak lain dan tak bukan, penolakan itu dikarenakan Sukarji bekerja serabutan dan berstatus resedivis kasus penggelapan yang baru keluar penjara di tahun 2020 silam.

"Kakaknya sampai menghina saya dengan kata-kata kasar. Ya saya balik hina juga dia. Jadi kami sempat cek cok waktu itu. Saya tidak terima dihina," ujarnya.

Tak hanya itu korban juga ikut menolak Sukarji dengan alasan yang tak ia dipahami.

Padahal ia merasa sudah banyak berkorban untuk perempuan yang dicintainya itu.

"Uang tabungan saya habis-habisan untuk dia. Tapi ujung-ujungnya dia buat saya sakit hati. Dia banyak janji, ngajak nikah terus nyuruh bilang ke keluarganya. Kalaupun tidak direstui, dia ngajak kabur. Tapi kenyataannya tidak begitu," ujarnya.

Baca juga: Kisah Cinta Tak Berbalas di Balik Insiden Guru TK Disiram Air Keras Saat Mengajar Hingga Buta

Dengan emosi yang memuncak, Sukarji akhirnya memutuskan untuk melukai korban menggunakan air keras.

Rencana itu disiapkannya dengan membeli air keras di sebuah toko bangunan tak jauh dari tempat tinggalnya.

Hingga akhirnya eksekusi dilakukan pada Senin (31/5/2021) sekira pukul 09.30 WIB tepatnya ketika korban sedang berada sendirian di ruang kelas.

Namun air keras yang dibawanya dengan botol mineral justru tumpah ke lantai.

Tak kehabisan akal, Sukarji lantas mengusapkan sarung tangan miliknya ke air keras di lantai untuk kemudian cepat-cepat ia sapukan ke arah wajah korban tepat diarea seputaran mata.

"Saya tidak ada niatan membunuh, cuma mau bikin dia cacat," katanya.

Selain untuk melampiaskan rasa sakit hati, tindakan itu juga sengaja dilakukan Sukarji dengan harapan agar korban dan keluarganya bisa menerima hubungan mereka.

Sukarji mengaku siap untuk menikah korban bila diminta mempertanggung jawabkan perbuatannya.

"Sebenarnya saya ini ada rasa mau tanggungjawab. Kalau dia mau dinikahi ya saya siap," ujarnya.

Baca juga: Kesal Hasrat Cabuli Remaja Digagalkan, Anak Punk Justru Keroyok Teman yang jadi Pahlawan

Dihadapan petugas, Sukarji mengatakan air keras yang digunakan untuk melukai korban tidak sempat untuk dilemparkan.

Melainkan diusap ke arah mata dengan menggunakan sarung tangan miliknya.

Hal itu dilakukan karena botol mineral yang menampung air keras tersebut keburu meleleh sebelum sempat dilemparkan.

"Yang ada di pikiran saya cuma bagaimana sampai dia (korban) bisa terluka. Itu kenapa waktu botol air kerasnya meleleh, cepat-cepet saya sapukan di sarung tangan. Soalnya benda di dekat saya cuma ada itu. Untungnya tangan saya tidak sampai luka," ujarnya.

Pengakuan Korban

Meli Handayani (27) guru TK Darusalam Desa Sumber Jaya Kabupaten OKUT Sumsel yang sudah jadi korban penganiayaan dengan air keras oleh Sukarji (34) karena sudah menolak cintanya, Selasa (15/6/2021).
Meli Handayani (27) guru TK Darusalam Desa Sumber Jaya Kabupaten OKUT Sumsel yang sudah jadi korban penganiayaan dengan air keras oleh Sukarji (34) karena sudah menolak cintanya, Selasa (15/6/2021). (TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI)

Korban penyiraman air keras Meli Handayani (27) mengaku masih trauma akibat kejadian tersebut.

Meli mengalami luka cukup serius di kedua matanya hingga mesti menjalani tindakan operasi.

Bahkan ia yang kini masih menggunakan kaca mata khusus pasca operasi juga harus bolak-balik OKUT-Palembang untuk menjalani rawat jalan guna mengobati matanya.

"Alhamdulillah saya masih bisa melihat, tapi penglihatan saya kabur," kata Meli saat datang ke Mapolda Sumsel untuk memberikan keterangan dihadapan petugas, Selasa (15/6/2021).

Baca juga: Sadisnya Pelaku Habisi Rian di Hotel Lalu Jasadnya Dibakar, Jerit Tangis Ibu Korban: Sungguh Tega !

Tampak bola mata kiri dan kanan Meli masih terlihat merah.

Di sekitarnya area mata dan hidung juga masih terlihat adanya luka melepuh.

Meli geram atas perbuatan yang sudah dilakukan Sukarji (34) terhadapnya.

Ia sampai tidak sudi untuk melihat wajah orang yang sudah menyakitinya tersebut.

Saat disinggung mengenai pernyataan tersangka yang mengaku punya hubungan spesial dengan dirinya, Meli membantah pengakuan itu.

Termasuk dengan pengakuan tersangka yang mengatakan sudah kenal selama 6 bulan, Meli justru mengaku mereka baru saling kenal sekitar 3 bulan.

"Saya tidak tahu dia mikirnya seperti apa. Cuma intinya selama saling mengenal, dia orangnya temperamen. Wajar saya mikir, kalau sama dia bagaimana ke depannya nanti," katanya.

Selama saling mengenal, Meli mengaku kerap mendapat ancaman dari tersangka yang terus saja menyatakan cinta.

Berbagai cara juga sudah dilakukan Meli untuk menolak perasaan itu.

"Dia sering ngancam, tapi yang paling sering dia bilang mau buat saya gila," ungkapnya.

Hingga akhirnya tersangka nekat mendatangi rumah keluarga Meli untuk meminangnya.

Sontak hal itu membuat Meli terkejut bukan kepalang.

Secara tegas ia membantah pengakuan tersangka yang berujar kedatangan itu dikarenakan permintaan Meli.

"Wajar saya kaget, tiba-tiba dia datang ke rumah terus nemui keluarga saya. Baru kenal berapa hari kok sudah mau ngelamar. Terus saya bilang kita kan masih temanan, saya juga belum ngomong ke keluarga. Tapi dia marah dan di depan rumah langsung robek-robek uang," ungkap Meli.

Puncaknya saat penganiayaan dengan air keras dilakukan tersangka.

Meli sendiri tak menyangka perbuatan itu akan menimpa dirinya.

Ketika itu Meli yang sedang sendirian di dalam ruang kelas sangat dikagetkan dengan kedatangan tersangka.

Dengan santainya tersangka berjalan mendekat ke arah Meli yang sudah merasa was-was.

"Di situ dia bilang, kamu tidak menyangka kan saya datang ke sini," ujar Meli menirukan perkataan tersangka.

Tersangka turut membawa botol mineral berisikan air.

Meli sempat bertanya mengenai air tersebut yang kemudian dikatakan tersangka merupakan minuman keras.

Namun tak lama berselang, botol mineral yang dipegang tersangka lumer hingga airnya jatuh ke lantai.

Melihat hal itu, Meli segera bergegas mengambil alat pel untuk membersihkannya.

Namun belum sempat dibersihkan, tersangka buru-buru mengambil sarung tangan yang kemudian diusapkannya ke air keras yang tumpah tersebut.

Tanpa basa-basi, tersangka langsung menyapukan sarung tangan itu ke wajah Meli yang tepat mengenai area sekitar matanya.

Sontak rasa panas dan perih yang begitu menyakitkan langsung dirasakan oleh Meli.

"Saya langsung teriak minta tolong. Untungnya ada yang nolong dan cepat bawa saya ke rumah sakit. Kalau dia (tersangka) saya tidak tahu lagi ke mana," ujarnya.

Kini Meli sangat berharap agar tersangka bisa mendapat hukuman setimpal.

"Saya berharap dia dapat hukuman seberat-beratnya karena tega berbuat seperti ini," ujarnya.

Penjelasan Polisi

Sementara itu, Kasubdit III Jatanras Polda Sumsel, Kompol Christhopher Panjaitan mengatakan, tersangka terancam dijerat dengan pasal berlapis yakni Pasal 355, 353 , 351ayat 2 KUHPidana.

"Untuk pasal 355 ancaman hukumannya bisa sampai 12 tahun, pasal 353 sampai 8 tahun dan 351 ayat 2 maksimal 7 tahun penjara," ujarnya.

Kompol Christhopher Panjaitan mengatakan, rasa sakit hati karena cintanya ditolak menjadi dasar dari tindakan tersangka sampai nekat menganiaya korban dengan air keras.

"Pelaku ini mempunyai rasa cinta pada korban namun tidak diterima oleh korban. Termasuk keluarga korban juga tidak merestuinya karena tersangka ini seorang pengangguran dan residivis kasus penggelapan," ujar Christhopher dalam rilis tersangka yang digelar di Mapolda Sumsel, Selasa (15/6/2021).

Tak terima dengan penolakan yang dialaminya, tersangka lantas berencana untuk menyiramkan air keras ke tubuh korban.

Tindak kejahatan itu dilakukan tersangka di TK tempat korban mengajar, Senin (31/6/2021).

"Rencana itu sudah dipersiapkan tersangka satu hari sebelum eksekusi dilakukannya," ujar Christopher.

Dengan membawa air keras di dalam sebuah botol air mineral, tersangka menemui korban yang saat itu sedang bekerja.

Namun belum sempat dilemparkan, botol air mineral tempat menyimpan air keras tersebut mencair dengan sendirinya hingga membasahi lantai.

Korban yang melihat ada air tumpah, lantas bergegas untuk mengambil alat pel guna membersihkannya.

Namun belum sempat dibersihkan, tersangka malah menggunakan sapu tangan yang kemudian ia sapukan ke air keras di lantai.

"Sapu tangan yang sudah dibasahi air keras itu kemudian langsung disapukan tersangka ke mata korban hingga mengalami luka. Setelah itu tersangka langsung kabur hingga akhirnya ditangkap di Banyuwangi," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan topik Penyiram Air Keras Guru TK Diringkus

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved