Sisi Lain Metropolitan
Suami Meninggal dan Ditinggalkan Anak, Tangis Emak Fitriyani Jual Bansos Demi Bayar Kontrakan
Tangis emak Fitriyani pecah saat menceritakan mengenai anak semata wayangnya Muhammad Wahyudin (26).
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Bagi emak Fitriyani, makan nasi dan kecap sudah cukup untuk bertahan hidup.
Emak Fitrinyani hidup sebatang kara di rumah kontrakannya yang sederhana.
Di rumah petak itu, ia tidur beralaskan kasur lapuk.
Baca juga: Cara Daftar KJP Plus dan Bantuan Khusus Fakir Miskin di DKI Jakarta, Catat Syarat Lengkapnya
Di depan kasur terdapat televisi cembung kecil yang terkadang berubah hitam putih.
Di bawah lantai, berserakan berbagai macam perabotan rumah dan pakaian.
Sebelum pandemi Covid-19, ia mencukupi kebutuhan hidupnya dengan bantu-bantu jualan minuman di kampus.
Dalam sehari, emak mendapatkan uang Rp 50 ribu.

Penghasilannya digunakan untuk membayar kontrakan setiap bulan.
Semenjak pandemi Covid-19, kampus tutup sehingga penghasilannya ikut-ikutan hilang.
Emak kemudian mencari penghasilan lain. Terkadang, ia membantu menggosok pakaian tetangga.
Namun, penghasilannya kerapkali tak cukup untuk membayar kontrakan.
Belakangan, emak juga memunguti berbagai plastik dan kardus yang ditemuinya di jalan.
Kemudian ia jual ke pemilik lapak dengan pendapatan yang tak seberapa.
Beruntung, emak memiliki pemilik kontrakan yang memahami kondisi hidupnya.
Baca juga: Puskesmas Ingatkan Warga Fogging Bukan Langkah Mencegah DBD
Emak dibolehkan menyicil biaya kontrakan per bulan. Cicilannya pun jarang dilunasinya.