Info Kesehatan
Mengenal Skoliosis, Tulang Belakang Bengkok dengan Lengkungan yang Tak Normal: Ini Cara Mengobatinya
Pada penderita skoliosis, biasanya tulang belakang akan berbentuk seperti menyerupai huruf C atau S, disebabkan karena beberapa faktor.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Wahyu Septiana
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Skoliosis merupakan suatu kondisi tidak normal yang terjadi pada tulang belakang.
Pada penderita skoliosis, biasanya tulang belakang akan berbentuk seperti menyerupai huruf 'C' atau 'S'.
Kondisi ini, bisa dialami karena beberapa faktor.
"Salah satunya faktor yang disebabkan oleh genetik. Ini disebut skoliosis Idiopatik," kata Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang
Belakang dari Eka Hospital BSD, Dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.
Skoliosis, kerap ditemukan pada usia pubertas yaitu sekitar usia 10 sampai dengan 18 tahun.

Phedy menjelaskan, secara umum wanita lebih rentan mengidap skoliosis dibandingkan pria.
Selain karena faktor genetik, skoliosis bisa terjadi karena adanya kerusakan bantalan dan tulang belakang seiring pertambahan usia.
Baca juga: Puluhan Nakes Positif Covid-19, 9 Puskesmas di Kabupaten Tangerang Ditutup Sementara
Baca juga: Punya Segudang Pengalaman di Eropa, Bintang Persija Penasaran Ilmu dan Taktik dari Angelo Alessio
Baca juga: Sebaran Kasus Aktif Covid-19 di 11 Kecamatan Kota Depok: Cimanggis Tertinggi, Cinere Terendah
Rusaknya jaringan saraf dan otot yang menyebabkan kelengkungan tulang belakang, atau juga karena pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal ketika masih di dalam kandungan.
"Tentunya ada beberapa gejala yang dapat dilihat sehingga seseorang dapat didiagnosa mengidap skoliosis,"(kata dia.
Untuk mendiagnosa kondisi ini, ada beberapa gejala yang bisa terlihat.
Pertama, apakah tubuh penderita condong ke satu sisi, salah satu bahu lebih tinggi, salah satu tulang belikat lebih menonjol, atau juga tinggi pinggang yang tidak rata.
dr Phedy mengatakan, penyakit ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Perlu penanganan khusus dari dokter spesialis agar tidak semakin parah.
Tentunya, dokter akan melakukan berbagai tata laksana untuk melihat seberapa parah skoliosis yang diderita.
Dokter akan melakukan pengecekan secara rinci mulai dari gejala yang dialami, sampai kepada pemeriksaan secara fisik.
Meliputi meminta pasien berdiri, membungkuk dan melihat seberapa tingkat keparahan postur tubuh yang tidak simetris.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa apakah ada otot dan saraf yang lemah, kaku, atau adanya refleks yang tidak normal.
Baca juga: Angelo Alessio Uji Kemampuan Pemain Persija, Marko Simic dan Yann Motta Unjuk Gigi di Game Internal
"Melalui pemeriksaan fisik yang didukung oleh foto rontgen dan CT scan akan terlihat secara jelas lengkungan tulang belakang yang diderita," imbuhnya.
Pada kasus yang ringan, skoliosis dapat diatasi dengan pemeriksaan dokter.
Exercise, atau pola latihan khusus dapat membantu melenturkan sekaligus menguatkan otot punggung pada penderita skoliosis ringan.
Cara pengobatan lainnya yang bisa dilakukan seperti dengan metode orthosis (brace), atau dengan tindakan operasi pada kasus skoliosis dengan lengkungan lebih dari 45 derajat.