Diduga Tagih Uang Bisnis Narkoba ke Napi, Oknum WNA Jadi Korban Penganiayaan di Lapas Sekayu
Informasi adanya penganiayaan tersebut cukup diduga terkait utang-piutang yang dilakukan antar-jaringan pengedar narkotika lintas negara.
Ahmad Fitri menjadi korban penganiayaan yang menyebabkan tiga jari tangannya hilang.
Akibat kejadian itu pun, kondisi di dalam lapas membuat para pegawai lapas kebingungan.
Masalah itu sempat senyap selama beberapa hari, namun akhirnya terbongkar dan kini menjadi pemberitaan sejumlah media nasional.
Dari informasi yang diterima, direktur keamanan dan ketertiban Direktorat Jendral Pemasyarakatan langsung bergerak untuk melakukan pemeriksaan pada 1 Juni lalu.
Kalapas Sekayu, Jhony Gultom bahkan sempat dinonaktifkan atas kejadian tersebut.
Namun, pencopotannya hanya berlangsung satu pekan, meski kepala seksi yang ada di dalamnya diganti secara keseluruhan.
Dikonfirmasi wartawan hal tersebut, Direktur Jendral Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Reinhard Silitonga, tak memberikan penjelasan pasti akan kejadian tersebut.
Ia pun hanya menyodorkan wartawan untuk meminta konfirmasi ke Kabag Humas Ditjen PAS Rika Aprianti.
"Silahkan hubungi humas saja, konfirmasi ke beliau," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie meminta agar Kemenkumham mengusut tuntas kasus tersebut demi menjaga nama baik lembaga dan kementerian.
“Karena itu kami mendesak kemenkumham juga memeriksa semuanya, baik dari masuknya WNA dengan periksa petugas imigrasi, dan kenapa dia bisa masuk ke lapas, periksa petugas lapasnya. Karena kami yakin banyak oknum yang terlibat didalamnya,” ujar Jerry.
Artikel ini sudah pernah tayang di Warta Kota dengan judul WN Malaysia Dikeroyok hingga Hilang 3 Jari saat Tagih Uang Bisnis Narkoba ke Napi di Lapas Sekayu