Antisipasi Virus Corona di DKI

Panduan Isolasi Mandiri Pada Anak Apabila Terpapar Virus Covid-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, membagikan panduan kiat-kiat isolasi mandiri yang bisa dilakukan pada anak

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Muhammad Zulfikar
Freepik via Tribunnews.com
Ilustrasi Virus Corona. Panduan Isolasi Mandiri Pada Anak Apabila Terpapar Virus Covid-19 

Untuk orang dengan risiko yang tinggi, misalnya seperti lansia, atau mungkin orang dengan penyakit komorbid.

Namun jika orangtua didiagnosa positif Covid-19 tetapi anak negatif, mungkin anak masih dalam masa inkubasi. Hindari menitipkan anak kepada pengasuh dengan risiko tinggi.

Bagi orangtua atau pengasuh yang negatif Covid-19, namun mengasuh anak yang positif, sebaiknya melakukan karantina setelah anak tersebut selesai di isolasi.

Jika memang memungkinkan, cukup satu orang saja baik orangtua atau pengasuh yang mengasuh anak saat isolasi.

Baca juga: 60 Persen Kapasitas Rumah Sakit di Seluruh Kota Bekasi Digunakan untuk Penanganan Covid-19

3. Pemantauan yang Harus Dilakukan

Para orangtua atau pengasuh yang mengasuh anak saat isolasi mandiri, perlu mengetahui tata cara pemantauan yang baik dan benar untuk dilakulan.

Diantaranya, pantau kondisi anak dengan melakukan cek suhu tubuh berkala. Suhu normal, adalah 36-37,5° C. 

Perhatikan laju nafasnya. Hitung tarikan nafas selama 1 menit penuh.

Pada kondisi normal, bayi yang berusia kurang dari 2 bulan, biasanya bernafas kurang dari 60 kali per menit.

Untuk bayi 2-11 bulan, biasanya bernafas kurang dari 50 kali permenit.

Sementara untuk anak usia 1-5 tahun, biasanya bermafas kurang dari 40 kali permenit, dan untuk anak usia lebih dari 5 tahun, biasanya bernafas sekitar kurang dari 30 kali permenit.

Berikan asupan makanan bergizi tinggi dan vitamin.

Pantau selalu aktivitas anak. Perhatikan jika ada tanda-tanda dehidrasi terutama bila anak sulit makan dan minum.

Pemantauan lainnya, meliputi gejala-gejala yang ditunjukan anak. Misalnya apakah batuk bertambah, gangguan penciuman, pendengaran, muntah, atau bahkan mengalami diare. 

Lakukan pemantauan setiap dua kali per hari di pagi dan sore. Usahakan untuk mencatat kondisi anak dari waktu ke waktu untuk memantau perkembangannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved