Antisipasi Virus Corona di Tangerang

Melihat Pembuatan Peti Mati Pasien Covid-19 di Tangerang, Dalam Sehari Pesanan Sampai 500 Buah

Perajin peti mati di Kota Tangerang banjir pesanan sampai membuat mereka kewalahan sejak dua pekan terakhir ini.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Pabrik peti mati pasien Covid-19 di kawasan Kelurahan Jurumudi Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang yang kebanjiran orderan produksi hingga 500 dalam sehari, Kamis (1/7/2021). 

"Nah, hari ini tembus 500 orderan dalam sehari, kemarin juga mendekati. Ini bisa tambah terus," imbuh dia.

Untuk itu, Frans per hari membuat kerja 3 shift, berbeda dari hari sebelumnya yang hanya 2 shift saja.

Beberapa hari lalu, pegawainya hanya ada 40 orang.

Dalam hitungan hari ia terus menambah orang seiring dengan permintaan.

Frans mengatakan kini ia telah mempekerjakan 150 orang untuk membuat peti mati khusus pasien Covid-19.

Permintaan dari DKI Jakarta yang paling banyak mengajukan pesanan ke pabrik milik Frans.

"Dari hari pertama juga DKI Jakarta tentu paling banyak order di sini," tutur Frans.

Disusul Tangerang dan Karawang. 

Baca juga: Isolasi Mandiri di Rumah, Warga Positif Covid-19 di Bekasi Meninggal Dunia

Peti-peti buatan Frans telah mendarat sampai Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Bahkan, tak jarang sampai ke luar pulau Jawa.

Pabrik peti mati pasien Covid-19 di kawasan Kelurahan Jurumudi Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, kebanjiran orderan produksi hingga 500 dalam sehari. Foto diambil pada Kamis (1/7/2021).
Pabrik peti mati pasien Covid-19 di kawasan Kelurahan Jurumudi Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, kebanjiran orderan produksi hingga 500 dalam sehari. Foto diambil pada Kamis (1/7/2021). (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

"Paling sering sih Jabodetabek, pada jemput petinya ke sini pakai truk," sambung Frans.

Seperti yang disaksikan sendiri oleh TribunJakarta.com, truk-truk besar tampak mengantre di depan pintu pabrik.

Terus tersebut datang dari berbagai rumah sakit di pulau Jawa.

"Barusan itu dari DKI Jakarta, ini lagi loading untuk Depok. Nanti sore sudah nunggu tiga truk lagi," ujar dia.

Dalam satu truk, bisa membuat sampai 30 peti sekaligus tergantung pesanan.

Frans berucap jangan sampai permintaan bertambah lagi walau hal tersebut secara materi menguntungkan.

Sampai dia harus menyulap pabrik furniture miliknya jadi gudang peti mati.

"Kita kan di sini juga membantu pemerintah membantu menangani Covid-19, misi kemanusiaan juga."

"Kita juga tetap berharap pandemi ini berakhir minimal meredalah," harap Frans.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved