Cerita Kriminal

Perkara Batuk buat Lansia 70 Tahun Bunuh Tetangganya, Ternyata Korbannya Salah Orang

Hanya karena mendengar suara batuk, seorang lansia berusia 70 tahun tega membunuh tetangganya.

Editor: Elga H Putra
Thinkstock via Kompas
Ilustrasi garis polisi. Hanya karena mendengar suara batuk, seorang lansia berusia 70 tahun tega membunuh tetangganya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Hanya karena mendengar suara batuk, seorang lansia berusia 70 tahun tega membunuh tetangganya.

Ironisnya, orang yang membuat emosi pelaku tersulut bukanlah korban yang dibunuhnya.

Peristiwa pembunuhan salah orang ini menggegerkan warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, Jember, Jawa Timur pada Jumat (2/7/2021) sore.

Antara pelaku dan korban merupakan warga setempat.

Pelaku adalah Hasan, lansia yang telah berusia 70 tahun.

Kendati sudah lansia, emosi Hasan masih begitu tinggi hingga tega membacok Misran (50) hingga tewas.

Baca juga: Rasa Kesal Berlarut Buat Tukang Becak Nekat Bunuh Teman, Korban Tewas Mengenaskan di Pinggir Jalan

Menurut keterangan warga setempat, Ahmad Faesol, pembunuhan ini bermula dari salah paham pelaku.

Semua berawal ketika Misran tengah berbincang di depan rumahnya dengan tatangga yang lain bernama Karno.

Karena dirasa sudah sore, Karno pamit pulang kepada Misran.

Saat pamit itulah, Karno batuk.

Baca juga: Seorang Pria Tewas Dibacok Gerombolan Pria saat Sedang Menonton Bola

Baca juga: Polisi Segera Bertindak Cegah Warga yang Mencoba Bunuh Diri Saat Isolasi Mandiri

Baca juga: Temukan Mayat Wanita di Dapur Rumah, Istri Terkejut Ternyata yang Bunuh Suaminya

Di saat yang bersamaan, pelaku Hasan mendengar suara batuk tersebut karena sedang berjalan ke arah lokasi Karno dan Misran duduk.

"Pelaku menilai batuk itu sebagai bentuk mencela.

Padahal tidak ada niatan itu," ujar Faesol dilansir TribunJakarta.com dari SURYA MALANG, Minggu (4/7/2021).

Setelah mendengar adanya batuk di rumah Misran, Hasan pulang ke rumahnya untuk mengambil celurit sebelum kembali ke rumah Misran.

"Jarak rumahnya dengan gardu rumah Pak Misran ini hanya sekitar 20 meter," ujar Faesol.

Setibanya di rumah Misran, Hasan sempat berucap maaf kepada Misran.

Namun tiba-tiba dia langsung menyabetkan celurit ke leher Misran.

Sabetan celurit ini membuat Misran terjatuh berlumuran darah dan membuat nyawanya tidak tertolong.

Setelah Misran tewas, baru diketahui bahwa yang batuk hingga membuat pelaku emosi bukanlah korban, melainkan Karno.

Ilustrasi
Ilustrasi (ISTOCK VIA KOMPAS)

"Padahal Karno yang batuk. Pak Karno juga tidak tahu ada apa-apa, dan juga tidak punya masalah dengan pelaku."

"Ketika pelaku datang sambil membawa celurit, Karno sudah pulang.

Yang dibacok Pak Misran, jadi ya seperti salah sasaran,' kata Faesol.

Dikatakan Faesol, sosok pelaku memang dikenal temperamen di lingkungannya.

"Pak Hasan memang dikenal pemarah," imbuh Faesol.

Santai Usai Membunuh

Setelah membunuh Misran, Hasan kembali ke rumahnya.

Hasan duduk di teras rumahnya sampai polisi tiba.

Dalam catatan kepolisian, Hasan pernah membacok orang sampai meninggal di Desa Tegalwaru, Kecamatan Mayang sekitar 25 tahun silam.

Hasan baru keluar dari Lapas 10 tahun silam.

"Pelaku memang dikenal pemarah. Dia sensitif pada suara atau ada orang batuk," terang Faesol.

Kapolsek Mayang, Iptu Bejul Nasution mengatakan pihaknya masih memeriksa saksi.

"Kami belum bisa sampaikan motifnya," kata Bejul.

Baca juga: Jane Shalimar Meninggal Terpapar Covid-19, Berikut Profil dan Perjalanan Karier Sang Artis

Tukang Becak Bunuh Teman

Alun-alun Trenggalek, di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menjadi saksi bisu terjadinya pembunuhan yang dilakukan seorang tukang becak pada sesama rekan kerjanya.

Dilansir Surya.co.id, peristiwa pembunuhan itu terjadi pada hari ini Kamis (1/7/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.

Pelaku diketahui berinisial TG, sedangkan korbannya yakni TKR.

Keduanya sebenarnya adalah sesama tukang becak yang biasa mangkal di sekitar alun-alun Kabupaten Trenggalek.

Namun, hanya masalah uang membuat pertemanan mereka rusak bahkan berujung hilangnya nyawa.

Ya, penganiayaan yang berujung pembunuhan itu diduga dipicu karena rebutan uang.

Budiono, sesama tukang becak yang biasa mangkal di tempat yang sama, mengatakan, kejadian itu dipicu karena berebut uang.

Polisi melakukan olah TKP di lokasi pembunuhan tukang becak oleh tukang becak di sisi utara Alun-alun Trenggalek, Kamis (1/7/2021).
Polisi melakukan olah TKP di lokasi pembunuhan tukang becak oleh tukang becak di sisi utara Alun-alun Trenggalek, Kamis (1/7/2021). (surya/aflahul abidin)

“Tadi itu sepertinya masalah uang.

Korban diberi uang oleh orang.

Terus satunya tidak diberi, tidak dibagiin. Jadinya dia kesal,” kata Budiono, di dekat lokasi kejadian.

Menurut Budiono, pelaku memang gampang emosi bila menyangkut perkara uang.

Budiono juga mengaku pernah dikesali oleh pelaku gara-gara masalah yang mirip yakni karena uang.

“Saya pernah dikasih uang sama adik saya sendiri. Kemudian dia tidak saya bagiin. Dia kemudian kesal sama saya,” akunya.

Setelah cek-cok tak berujung, keduanya pun sempat mencoba saling serang.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Tatar Hernawan mengatakan, korban dan pelaku sempat saling serang menggunakan senjata tajam.

Pelaku mengeluarkan sabit yang biasa ia taruh di becaknya.

Sementara korban memegang gunting.

“Korban sempat mau melawan dengan cara menusuk pakai gunting, tapi pelaku terlebih dulu membacok korban,” terang Tatar.

Sabetan sabit itu pun mengenai leher korban hingga terluka parah dan akhirnya tewas di lokasi kejadian.

Tatar mengatakan, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pembacokan.

Beberapa barang bukti juga telah diamankan. Antara lain sabit dan gunting yang dipakai dalam pertikaian itu.

Aksi pembunuhan di sekitar alun-alun Trenggalek itu sempat membuat heboh warga yang kebetulan melintas dan berada di alun-alun.

Sebelum polisi datang, warga mengamankan pelaku yang saat itu sudah tak berdaya.

Anggota Satreskrim Polres Trenggalek kemudian menuju ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Saat olah TKP dilakukan, korban dalam kondisi tergeletak di pinggir jalan dekat becaknya.

Darah akibat sabetan benda tajam yang diduga berupa sabit berkucur di sekitar tubuhnya.

TKR yang menggunakan baju baju garis-garis warna hitam-kuning itu tengkurap dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Baca juga: Bertengkar di Depan Anak, Ini Detik-detik Suami Bunuh Istri Sedang Hamil Lalu Dikubur di Septic Tank

Baca juga: Istri Temukan Mayat Wanita di Dapur Rumah, Syok Ternyata Suaminya Habis Bunuh PSK

Baca juga: Soal Wacana Penerapan Pajak Karbon, Anggota DPR: Hitung Seksama, Jangan Bunuh Industri

“Langsung kami amankan di lokasi kejadian,” kata Tatar.

Tatar mengaku saat ini masih mendalami motif pelaku hingga tega membacok rekannya yang berinisial TKR.

Terlebih, pelaku dan korban adalah teman sesama tukang becak yang biasa mangkal di tempat yang sama, yakni di sisi utara Alun-alun Trenggalek.

Berdasarkan permeriksaan sementara, Tatar juga membenarkan bahwa aksi keji itu disulut oleh cekcok antarkeduanya.

Bahkan, masih berdasarkan pemeriksaan awal polisi, kedua tukang becak itu sudah sering saling jengkel yang disebabkan oleh beberapa hal.

Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini yang membuat penghasilan mereka sebagai tukang becak kian menipis.

“Ada yang karena rebutan penumpang. Ada juga yang karena rebutan uang kalau ada orang yang ngasih uang. Bermacam-macam. Dan kejadian ini akumulasi dari kejengkelan-kejengkela yang terjadi berkali-kali,” tutur

Sebagian Artikel ini disarikan dari SuryaMalang.com dengan judul Suara Batuk Karno Jadi Pemicu Pembunuhan di Jember

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved