Antisipasi Virus Corona di DKI

Siasat Pekerja Bisa Masuk Jakarta Saat PPKM Darurat, Cari Jalan Tikus Demi Sampai ke Kantor

Penyekatan jalan menuju Jakarta saat PPKM Darurat Jawa-Bali menyisakan cerita bagi para pekerja. Begini siasat para pekerja demi ke kantor.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Suasana di pos penyekatan Lampiri, Jalan Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur di hari ketiga PPKM Darurat, Senin (5/7/2021). Penyekatan jalan menuju Jakarta saat PPKM Darurat Jawa-Bali menyisakan cerita bagi para pekerja. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Penyekatan jalan menuju Jakarta saat PPKM Darurat Jawa-Bali menyisakan cerita bagi para pekerja.

Kemacetan panjang terjadi di seluruh akses masuk utama menuju Jakarta dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi pada Senin (5/7/2021).

Hari Senin kemarin merupakan hari pertama warga Jabodetabek bekerja saat masa PPKM Darurat.

Seorang pekerja bernama Agus, warga Bojonggede itu berhasil tiba di kantornya di kawasan Kuningan Jakarta, meski akses jalan utama dari arah Depok menuju Jakarta ditutup.

Penyekatan jalan dilakukan di antaranya di Jalan Margonda Raya, Jalan Raya Lenteng Agung, dan Jalan Raya Bogor.

Baca juga: FOTO Kemacetan di Jalan Raya Lenteng Agung Imbas Penyekatan Aparat Gabungan saat PPKM Darurat

Hanya mereka yang bekerja di sektor esensial dan sektor kritikal yang diizinkan lewat.

Itu pun harus mengantongi Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP).

Surat ini berlaku khusus bagi pekerja yang ingin berakitvitas selama pemberlakuan PPKM Darurat.

Suasana kemacetan di Jalan Raya Lenteng Agung arah Pasar Minggu imbas penyekatan pada Senin (5/7/2021).
Suasana kemacetan di Jalan Raya Lenteng Agung arah Pasar Minggu imbas penyekatan pada Senin (5/7/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Meski tidak bekerja di sektor esensial dan sektor kritikal, dan juga tidak mengantongi STRP, Agus menyiasati penutupan jalan itu dengan cara lewat ' jalan tikus ' menuju Jakarta.

Ada banyak jalan kecil dari Depok ke Jakarta yang bisa dilewati oleh mobil maupun sepeda motor.

"Tadi dari arah Bojong Gede dan Citayam, saya lewat Tanah Baru Depok, masuk Jalan Moh Kahfi, terus ke Jalan Raya Cilandak, hingga sampai ke Kuningan," kata Agus.

"Lancar, tidak ada penyekatan. Saya sudah sampai di kantor (Kuningan)," ujarnya.

Bukan hanya Agus yang berhasil tiba di kantornya di Jakarta dengan melewati ' jalan tikus '.

Baca juga: Reaksi Gubernur Anies Baswedan Soal Macet Parah Imbas Penyekatan PPKM Darurat

Adi, warga Depok, juga berhasil lolos dari penyekatan jalan setelah melewati ' jalan tikus '.

Dari Jalan Raya Lenteng Agung, Adi masuk ke Jalan Raya Jagakarsa, terus ke Jalan Joe.

Ia berhasil menghindari pos penyekatan petugas yang berada di dekat flyover Tapal Kuda di depan kampus IISIP Lenteng Agung.

Sementara Wahyu yang tinggal di Depok I, berhasil menghindari pos penyekatan menuju Jakarta dengan lewat ' jalan tikus ' di Kelapa Dua.

"Jalan Cijantung-Kelapa Dua lancar jaya," kata Wahyu.

Tampak pos penyekatan PPKM Darurat di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Pasar Rebo perbatasan Jakarta Timur dengan Kota Depok, Senin (5/7/2021).
Tampak pos penyekatan PPKM Darurat di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Pasar Rebo perbatasan Jakarta Timur dengan Kota Depok, Senin (5/7/2021). (TribunJakarta.com/Bima Putra)

Sementara itu, Andri yang bekerja di pusat grosir dan minimarket di kawasan Pantai Indah Kapuk batal bekerja ke kantor karena terjebak kemacetan parah di Lenteng Agung, Jakarta Selatan imbas penyekatan PPKM Darurat.

Surat tugas yang diperlihatkan Andri pun tidak digubris petugas yang menjaga pos penyekatan.

Padahal sektor tempat Andri bekerja adalah salah satu yang diperbolehkan Work From Office(WFO) dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Surat tugas tidak mempan pak. Ini akhirnya bubar(batal ngantor)," kata Andri saat berbincang dengan Tribun, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Foto Jalan Salemba-Kramat Raya Macet Total Imbas Penyekatan PPKM Darurat

Andri berangkat kerja dari Depok menggunakan bus karyawan menuju kantornya di kawasan Pantai Indah Kapuk(PIK).

Saat tiba di kawasan Lenteng Agung atau tepat sebelum kampus IISIP sekitar pukul 06.00 WIB lalu lintas tidak bergerak sama sekali.

Tampak pos penyekatan PPKM Darurat di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Pasar Rebo perbatasan Jakarta Timur dengan Kota Depok, Senin (5/7/2021).
Tampak pos penyekatan PPKM Darurat di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Pasar Rebo perbatasan Jakarta Timur dengan Kota Depok, Senin (5/7/2021). (TribunJakarta.com/Bima Putra)

"Luar biasa pak macetnya. Dari jam 06.00 WIB maju kena mundur kena," kata Andri.

Sekitar pukul 09.50 WIB bus yang ditumpangi Andri baru berhasil putar balik menuju arah Jalan Margonda, Depok.

"Ini sudah depan wali kota Depok. Busnya poolnya di dinas kesehatan Depok. Batal berangkat," kata Andri.

Reaksi Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bereaksi soal kemacetan panjang yang terjadi di sejumlah ruas jalan ibu kota pagi ini.

Adapun kemacetan itu terjadi imbas penyekatan yang dilakukan selama Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli 2021 mendatang.

Orang nomor satu di DKI Jakarta mengakui, masih ada perusahaan yang belum mengikuti ketentuan yang dibuat pemerintah.

Padahal, hanya sektor esensial dan kritikal yang boleh bekerja di kantor atau work from office (WFO).

Sedangkan, perkantoran di sektor non-esensial wajib menerapkan 100 persen bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

“Pemerintah telah menetapkan hanya sektor esensial dan sektor kritikal yang bisa berkiagatan di masa PPKM Darurat,” ucapnya, Senin (5/7/2021).

Untuk itu, Anies Baswedan memperingatkan perusahaan non-esensial yang masih ngotot mempekerjakan karyawannya untuk segera menerapkan kebijakan 100 persen WFH.

“Kasihan para karyawan kalau pimpinan perusahaannya terus melaksanakan mereka harus masuk, padahal bukan sektor esensial,” ujarnya di Balai Kota Jakarta.

Bila masih ada perusahaan yang membandel, Anies Baswedan meminta masyarakat atau karyawan segera melapor ke Pemprov DKI melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun menjamin bakal merahasiakan identitas dari pelapor.

“Bagi karyawan yang bekerja di sektor non esensial dan perusahaannya memaksa untuk bekerja, laporkan lewat JAKI,” kata dia.

“Anda laporkan di situ, biar nanti tim kami bertindak,” sambungnya.

Sanksi pun bakal diberikan kepada perusahaan yang masih nekat melanggar ketentuan 100 persen WFH, padahal bukan termasuk sektor esensial.

“Ini bukan membatasi untuk mengosongkan kota Jakarta, untuk membuat lalu lintas menjadi lengang. Ini untuk menyelamatkan,” tuturnya.

“Ini gerakan penyelamatan warga. Jadi, mari kita ikut menjadi bagian dari penyelamatan,” tambahnya.

(Tribun Network/dod/wly)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jalur Tikus Tak Ada Penjagaan Ketat, Pekerja asal Depok Bisa Masuk Jakarta,

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved