Ketahui 4 Cara Menurunkan Demam Pada Bayi, Kenakan Si Kecil Pakaian yang Tipis

Berikut ini cara menurunkan demam atau panas pada bayi, simak ulasan lengkapnya.

Editor: Muji Lestari
Freepik
Ilustrasi Bayi. Berikut ini cara menurunkan demam atau panas pada bayi. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Berikut ini cara menurunkan demam pada bayi, simak ulasannya.

Bayi sering mengalami demam karena sistem imun tubuhnya yang belum benar-benar kuat.

Supaya kekhawatiran Anda berkurang, ada banyak cara menurunkan panas pada bayi yang bisa Anda lakukan.

Dilansir kontan.co.id dari Klayschools.com, suhu tubuh di bawah 38,8 derajat Celcius menandakan tubuh bayi sedang berusaha melawan infeksi.

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan di rumah biar suhu tubuh bayi Anda turun.

Namun, perlu diingat, cara-cara ini bukan menggantikan obat atau perawatan dokter.

Jika demam bayi tak kunjung turun atau muncul gejala lain yang membuat Anda khawatir, tak ada salahnya untuk segera memeriksakan bayi ke dokter.

Baca juga: Cara Alami Mengobati Sakit Gigi Pakai Air Jeruk Nipis, Cek Juga 7 Bahan Ampuh Lainnya

Kompres dingin

Kompres dingin adalah salah satu cara menurunkan panas pada bayi yang cukup efektif.

Biar kompres dingin bekerja efektif, cobalah untuk mencampur 2 sdm cuka apel dengan 4 sdm air dingin.

Baca juga: Bawang Putih hingga Air Tajin, 6 Bahan Herbal Ini Bisa Dipakai untuk Obat Demam Anak & Orang Dewasa

Setelah teraduk rata, celupkan handuk bersih dalam campuran itu.

Kemudian, letakkan handuk di atas kening bayi.

Ulangi cara tersebut sampai suhu tubuh bayi berkurang.

Selain digunakan sebagai campuran kompres dingin, cuka apel juga bisa digunakan saat mandi, lo.

Campurkan segelas cuka apel dalam air yang digunakan untuk memandikan bayi.

Ilustrasi Bayi
Ilustrasi Bayi (Shutterstock via Kompas)

Sup

Demam bisa membuat tubuh bayi dehidrasi karena bayi mengeluarkan banyak keringat.

Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.

Cobalah untuk memberikan sup pada bayi.

Nutrisi yang terkandung dalam makanan ini juga bisa menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Usahakan untuk membuat sup sendiri, hindari menggunakan sup instan untuk menjaga asupan nutrisi bayi.

Ilustrasi Teh.
Ilustrasi Teh. (net/tribunnews)

Teh herbal

Cara menurunkan panas pada bayi selanjutnya adalah dengan memberikan teh herbal.

Supaya aman, hindari jenis teh herbal yang mengandung kafein, seperti teh kamomil atau teh peppermint.

Selain menurunkan demam, teh peppermint juga bisa mengobati sakit perut dan meredakan saluran pernapasan yang tersumbat.

Pilih pakaian yang nyaman

Selain menggunakan beberapa bahan alami yang telah disebutkan, demam yang dialami bayi bisa berkurang saat Anda memilihkan pakaian yang tepat.

Berikan pakaian yang tipis supaya suhu tubuh dapat turun secara alami.

Jika Bayi Belum Bisa Merangkak dan Lancar Mengoceh di Usia 2 Tahun

Para orang tua khususnya kaum ibu harus mengetahui bahwa periode emas (golden age) pada anak itu ketika anak berusia kurang dari 5 tahun.

Pada periode ini, pertumbuhan anak dapat terlihat secara bertahap. Otak, sensorik dan motoriknya pun akan mengalami perkembangan.

Umumnya, periode emas ini berlangsung saat bayi baru lahir hingga berusia 2 tahun.

Kendati demikian, usia bayi di bawah 5 tahun dianggap sebagai masa krusial pertumbuhan anak, baik untuk perkembangan otak, motorik, sensorik, hingga keseimbangan anak tersebut.

Terapis Wicara Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Rita Rahmawati, A.Md.TW.,S.Pd.,S.Tr.Kes.,MKM mengatakan bahwa penting bagi orang tua untuk terus memperhatikan dan menstimulasi anak agar potensi-potensi tersebut dapat berkembang secara normal.

"Periode emas itu biasanya dimulai dari usia 5 tahun ke bawah ya, golden age, jadi itu jangan sampai terlewati, dan perkembangan-perkembangan itu terlewati sesuai dengan perkembangan psikomotorik, artinya gerakan-gerakan motorik yang memang anak itu harus lampaui," ujar Rita, dalam talkshow live Instagram @radiokesehatan, Kamis (8/4/2021).

Ia kemudian menjelaskan, pada bayi yang baru saja lahir biasanya akan menangis jika merasa lapar.

Namun jika bayi tersebut tiba-tiba menangis tanpa sebab, hal itu perlu dicurigai.

Baca juga: Cara Hindari Investasi Bodong, Perlu Hati-hati Agar Tak Kena Tipu

Baca juga: Pendafatran Sekolah Kedinasan 2021 Telah Dibuka, Ini Cara Buat Akun SSCASN di dikdin.bkn.go.id

"Jadi seperti misalnya kalau bayi, dia lapar minta sesuatu, dia hanya bisa menangis. Nah kalau misalnya anak itu menangis tiba-tiba nggak ada sebab atau apa, ya itu kita juga harus curiga," jelas Rita.

Kemudian pada tahapan perkembangan selanjutnya, bayi yang pertumbuhannya normal akan bisa mulai mengeluarkan beberapa suku kata untuk menunjukkan bahwa ia sedang merasa lapar.

"Nanti perkembangan berikutnya, bahwa dia minta sesuatu 'mah mamam', nah itu juga harus terlewati dengan baik," kata Rita.

Para orang tua harus mewaspadai terjadinya gangguan perkembangan pada bayi ketika usianya mulai memasuki tahun ke-2 atau bahkan tahun ke-3, namun belum bisa merangkak maupun hanya mampu mengucapkan beberapa kata.

Padahal umumnya, bayi berusia 18 bulan 24 bulan mampu menguasai 50 kata.

"Dan misalnya 'Bu, anak saya kok nggak merangkak ya?' tiba-tiba anak ini perkembangan bahasanya sudah umur 3 tahun, tapi dia baru bisa bilang 'mamah'."

"Sementara usia 1 tahun setengah sampai usia 2 tahun itu minimal 50 kata pada perbendaharaan katanya," tegas Rita.

(TribunJakarta.com/Muji)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved