Virus Corona di Indonesia
Warga Takut Tertular, Jenazah Covid-19 Lima Kali Ditolak Warga hingga Kades Saat Mau Dimakamkan
RL (68), jenazahnya ditolak warga hingga kepala desa saat mau dimakamkan di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM - Malang betul nasib RL (68), jenazahnya ditolak warga hingga kepala desa saat mau dimakamkan di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).
Jenazah pasien Covid-19 ini sempat menuliskan surat wasiat yang minta dimakamkan di tanah miliknya di Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara.
Setelah sempat ditolak warga sampai lima kali, jasad pasien Covid-19 itu bisa dimakamkan pada Rabu (21/7/2021) pukul 03.00 WIB.
RL meninggal dunia di RSUD Ogan Ilir pada Selasa (20/7/2021) sekira pukul 12.00.
Alasan jasad pasien Covid-19 ditolak warga karena takut tertular Covid-19.
Kronologi
Kapolres Ogan Ilir, AKBP Yusantiyo Sandhy pun menceritakan kronologi kejadian tersebut.
Polisi pun turun tangan mengetahui ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia namun ditolak warga untuk dimakamkan.
"Almarhum meninggal dunia karena terpapar Covid-19," ungkap Yusantiyo dikutip dari TribunSumsel.com, Rabu (20/7/2021).
Baca juga: Usul Revisi Perda, Anies Tak Main-main Jerat Pidana Masyarakat yang Tak Taat Protokol Kesehatan
Yusantiyo menjelaskan berdasarkan surat wasiat almarhum kepada anaknya bahwa minta dimakamkan di tanah miliknya di Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara.
Kemudian, perwakilam keluarga menemui kepala Desa Tanjung Pering perihal meminta izin memakamkan almarhum sekira pukul 15.00 WIB.
Karena lokasi itu ada tanah milik almarhum.
"Tidak mendapatkan izin dari kepala desa setempat," ujar Yusantiyo.
Kemudian perwakilan keluarga meminta izin untuk dimakamkan di TPU Timbangan.
Baca juga: Viral Seekor Sapi Meneteskan Air Mata Seperti Menangis Mau Disembelih, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Namun lagi-lagi usaha keluarga juga ditolak oleh panitia TPU, karena dikhawatirkan akan diprotes warga Timbangan.
"Setelah dua kali ditolak, kemudian Satgas BPBD turun tangan menghubungi Kepala Desa Tanjung Agung untuk dimakamkan di TPU setempat," kata dia.
Namun begitu diketahui oleh warga bahwa pasien tersebut terpapar Covid-19, jenazah kembali kena tolak.
Sedangkan sambil mencari tempat pemakaman, jenazah masih berada di RSUD Ogan Ilir Tanjung Senai.
Sekira pukul 21.00, jenazah dibawa ke Desa Permata Baru, masih di Indralaya Utara, untuk dimakamkan di lahan miliknya.
Saat proses pengantaran jenazah, bahkan dipimpin Kasat Samapta Polres Ogan Ilir, AKP Mujamik Harun.
"Jenazah kembali ditolak dan disarankan untuk dimakamkan di tanah wakaf miliknya di Desa Tanjung Baru dan tiba di desa tersebut pukul 23.00," kata Yusantiyo.
Lagi-lagi proses pemakaman almarhum ditolak kepala desa setempat dan juga warga.
Yusantiyo yang mendapat laporan lika-liku pemakaman pasien Covid-19 ini lalu bertolak menuju Tanjung Baru.
"Hasil diskusi, kepala desa dan warga menolak jenazah Covid-19. Kami lalu membawa jenazah ke TPU di Kelurahan Timbangan. Semalam itu sudah pukul 00.30," ungkap Yusantiyo.
Baca juga: Ali Action, Pengusaha Kuliner yang Coret Fortunernya Usai Terjaring Razia PPKM Darurat Minta Maaf
Yusantiyo pun lalu berdiskusi dengan Lurah Timbangan, Ketua RT dan Wakil Ketua Persatuan Amal Kematian setempat.
"Saya sampaikan kepada beliau-beliau itu bahwa sudah ada surat edaran atau instruksi dari pemerintah tentang pasien Covid-19 yang meninggal dunia, pemakamannya dikembalikan ke TPU masing-masing," ucap Yusantiyo.
"Setelah mendengar penjelasan kami, pihak kelurahan menerima untuk dilaksakan pemakaman jenazah di TPU Timbangan. Akhirnya proses pemakaman selesai pukul 03.00 oleh Satgas Covid-19," jelasnya.
Pada prosesi pemakaman ini juga dihadiri Danramil 402-07/Indralaya, BPBD dan Dishub Ogan Ilir.
"Akhirnya prosesi pemakaman selesai. Alhamdulillah berlangsung aman dan lancar," kata Yusantiyo.
Peristiwa Lain
Momen Haru Pasien Covid-19 Saksikan Pemakaman Ayahnya dari Dalam Ambulans

Momen mengharukan terjadi TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (21/7/2021).
Seorang bapak meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
Putrinya, yang juga positif Covid-19 dan menjalani isolasi di Wisma Atlet, Kemayoran, hanya bisa menyaksikan pemakaman ayahnya dari dalam ambulans.
"Iya, karena ayahnya meninggal dunia."
"Kami tim nakes membawa putrinya dengan pengawalan ketat oleh petugas kesehatan," ujar dr Intan, salah satu nakes yang mendampingi, kepada Tribunnews, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Tumpahkan Sederet Kekecewaan, Tagar Presiden Terburuk dalam Sejarah Trending di Twitter Rabu Pagi
Dokter Intan mengungkapkan, hal tersebut diperbolehkan jika ada pengawasan dari pihak dokter.
"Anaknya sudah terpapar Covid-19 sejak beberapa hari yang lalu," ungkapnya.
Pantauan Tribunnews, paman, nenek, dan kedua adik putri almarhum, ikut mengantarkan mendiang ke tempat peristirahatan terakhir.
Sang nenek yang ikut mengantarkan jenazah, memberikan semangat kepada cucunya dari kejauhan, agar anak tersebut cepat sembuh.
Sang putri yang mengantarkan jenazah ayahnya didampingi dokter dan perawat, terus mengabadikan proses pemakaman sambil menangis, dari mobil ambulans.
"Kami tidak memberikan anak tersebut turun, hanya cukup dari atas mobil saja," kata dokter.
Dokter Intan berharap si anak dapat segera pulih dan dapat berkumpul kembali dengan keluarganya.
"Saya juga berdoa agar kasus kematian karena Covid-19 segera menurun, dan Indonesia dapat kembali normal," harapnya.
Sementara, dari pagi hingga jelang sore hari ini, pihak TPU Rorotan sudah memakamkan sekitar 100 jenazah pasien Covid-19.
Dibandingkan hari-hari sebelumnya, jumlah jenazah yang dimakamkan di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara bisa melebihi 200 jenazah dalam sehari.
"Untuk hari ini sudah berkurang dibandingkan beberapa hari yang lalu, karena jumlah jenazah yang sudah dimakamkan belum melebihi hari kemarin," ujar Saib, petugas administrasi TPU Rorotan, Rabu (21/7/2021).
"Semoga sore hingga malam hari, jumlah jenazah berkurang," harapnya
Ia juga menjelaskan, jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di TPU Rorotan sudah lebih dari 3.000.
Pantauan Tribunnews, masih banyak mobil ambulans yang silih berganti mengantarkan jenazah ke TPU Rorotan, dari berbagai rumah sakit di DKI Jakarta.
Keluarga yang mengantarkan jenazah juga bergantian datang hingga jelang sore hari.
Ekskavator hingga sore ini masih terus bekerja menggali tanah, untuk menyiapkan lahan bagi jenazah yang akan dimakamkan.
"Sejauh ini mobil ekskavator masih disiagakan di lokasi untuk mempersiapkan liang lahat.""
"Kurang lebih sekitar 20 lebih," beber Said.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Momen Haru di TPU Rorotan, Pasien Covid-19 Hanya Bisa Menyaksikan Pemakaman Ayahnya dari Ambulans dan di Sripoku.com dengan judul Meninggal Siang Kemarin, Jenazah Covid-19 di Ogan Ilir Baru Bisa Dimakamkan Dini Hari Tadi : Ditolak,