Virus Corona di Indonesia
Meski Hanya di Rumah Saja, Ini Pentingnya Bermain Bagi Anak-anak Saat Pandemi Covid
Pandemi Covid-19 turut berdampak pada kondisi psikis setiap orang, tak terkecuali bagi anak-anak.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 turut berdampak pada kondisi psikis setiap orang, tak terkecuali bagi anak-anak.
Berbagai kegiatan fisik seperti bermain, bersosialisasi, atau bersenang-senang di luar rumah harus dibatasi. Hal ini juga bisa memicu stres pada anak.
Psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga Roslina Verauli mengatakan, stres pada anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Sebab, anak belum mampu mengutarakan sepenuhnya apa yang ia rasakan kepada orang-orang di sekitarnya.
Itulah kenapa penting bagi setiap orangtua agar memahami kondisi anak.
"Ada perubahan perilaku gak pada anak, emosi anak jadi lebih negatif gak saat bermain sama kakak atau adiknya, atau saat berkomuniaksi dengan orangtuanya. Nah mereka tetap butuh kehidupan khas anak-anak, apa? terutama usia 6 tahun ke bawah kehidupan mereka adalah bermain," kata Roslina, dalam acara virtual Cussons Kids Play, Minggu (25/7/2021).
Pada dasarnya, anak-anak membutuhkan waktu untuk bermain meskipun hanya dari rumah saja.
Baca juga: Link Live Streaming Pidato Presiden Jokowi Perpanjangan PPKM atau Tidak? Syarat PPKM 4 Dilonggarkan
Apalagi pada anak-anak usia 6 tahun ke bawah.
Dengan bermain, kata Roslina anak bisa belajar banyak hal yang bermanfaat bagi tumbuh kembangnya.
"Nanti Mom cek, kegiatan anak-anak sampe gak dengan 5 jam sehari. 5 jam sehari bisa ngapain aja? itu ada kegiatan bermain aktif dan ada yang pasif. Jadi kegiatan bermain butuh seimbang," imbuhnya.
Bermain yang seimbang, kata dia bisa terdiri dari permainan secara aktif dan pasif.
Misalnya, permainan aktif merupakan permainan yang dilakukan secara langsung. Seperti bermain rumah-rumahan bersama orangtua, atau bermain istana di rumah.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang Mengaku Tidak Pernah Krisis Vaksin Covid-19
Sementara untuk bermain pasif, merupakan permainan yang sudah tersedia. Misalnya bermain games di gawai, atau aplikasi-aplikasi online.
"Nah, kegiatan yang bervariasi ini yang bikin mereka sehat, mentalnya. Bikin happy, bikin mereka terkoneksi dengan lingkungan, bikin semangat, dan kalau di usia sekolah ini bisa bikin mereka berprestasi lebih baik. Karena ada hastrat atau motivasi untuk belajar ketika kita bermain," imbuhnya.
Dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini, Roslina mengatakan orangtua perlu memberikan kegiatan anak yang teratur dan konsisten.
Baca juga: Gubernur Anies Klaim Tren Positif Covid-19 di Jakarta Mulai Turun
Sebagai contoh, hari Minggu dijadikan sebagai waktu untuk bermain dan bersenang-senang.
Sehingga anak memahami kapan waktu bermain, dan kapan waktu untuk belajar.
"Nah agar bermainnya sehat, agar anak tetap terkoneksi dengan orang tuanya dalam bonding yang erat, orangtua nemenin (main) gak? Itu perlu. Karena tadi, kehidupan anak-anak itu fun,spontan, dan mereka belajar melalui bermain," imbuhnya.
Contoh permainan pasif, seperti bermain games dalam aplikasi online misalnya.
Menurut Roslina, bermain games melalui gawai tidak selalu berdampak buruk.
Sebab, di era digital anak akan terpengaruh dengan lingkungannya yang terkoneksi dengan internet. Menurut Roslina, dalam hal ini anak butuh adaptif.
Baca juga: Hari Terakhir PPKM Level 4, Masih Ada 254 RT di DKI Masuk Zona Merah Covid-19, Cek Daftarnya di Sini
"Nah untuk melatih anak adaptif, ada games-games, namun ada waktunya yang perlu kita batasi. caranya gimana? Ketika main games itulah gunanya orangtua main sama anak. Sehingga orangtua ngerti. Nanti setelah main di aplikasi, yuk kita bawa mainan di aplikasi via online, kita jadikan yuk mainkan offline," kata Roslina.
"Sehingga berkembang kegiatan bermain aktifnya, berkembang kreatifitasnya, berkembang berbagai macam kebutuhan dalam tumbuh kembangnya, itu berkembang tanpa merasa jauh dari orangtua. Jadi seimbang, kehiduapan anak jadi menarik," paparnya.