Antisipasi Virus Corona di DKI
Penambahan Kasus Positif & Kematian Covid-19 yang Isoman di Jaktim Paling Tinggi, Ini Kata Satgas
Satgas Covid-19 Jakarta Timur angkat bicara terkait tingginya penambahan kasus terkonfirmasi dan kematian pasien Covid-19 yang menjalani isolasi
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Satgas Covid-19 Jakarta Timur angkat bicara terkait tingginya penambahan kasus terkonfirmasi dan kematian pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah selama PPKM Darurat dan Level 4.
Meski mengakui selama PPKM Darurat dan Level 4 penambahan kasus terkonfirmasi dan tingkat kematian pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di Jakarta Timur paling tinggi se-DKI.
TONTON JUGA
Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan mengatakan dua faktor tersebut tidak bisa dijadikan tolok ukur PPKM Darurat dan Level 4 tidak efektif menekan penularan kasus Covid-19.
"Banyak faktornya, kalau berbicara tentang hal itu banyak faktornya. Mungkin kalau pemberlakuan PPKM Darurat adalah secara umum, penyekatan ini secara umum," kata Erwin di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (26/7/2021).
Menurutnya PPKM Darurat dan Level 4 sudah berhasil menekan mobilitas warga di Jakarta Timur, pun di satu sisi penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 harinya hingga kini masih tinggi.

Pada 2 Juli 2021 atau sebelum PPKM Darurat berlaku penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 harian di Jakarta Timur tercatat sebanyak 2.974 kasus atau paling tinggi se-DKI Jakarta.
Pada tanggal 25 Juli 2021 penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jakarta Timur tercatat sebanyak 1.516 kasus dan masih menjadi kota dengan penambahan kasus tertinggi se-DKI Jakarta.
Baca juga: Cari Ketersediaan Oksigen hingga Bantuan untuk Isoman? Ini 13 Situs Penting Bantu Pasien Covid-19
Baca juga: Kampanye Bahaya Narkoba Berjalan Kaki Keliling Pulau Jawa, Man Rambo Alami Kesulitan Selama Covid-19
Sementara menanggapi tingginya kematian pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah, Erwin menuturkan hal tersebut paling dipengaruhi ketersediaan kamar di RS.
"Tentu permasalahan kematian itu terkait erat dengan kesadaran masyarakat untuk menjaga 5M, kemudian ketersediaan RS. Ketersediaan tenaga kesehatan dan sebagainya, termasuk vaksinasi massal," ujarnya.
Menurutnya banyak warga yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang harusnya dirawat di RS rujukan tapi menjalani isolasi mandiri di rumah karena masalah ketersediaan kamar di RS.
LaporCovid-19.org mencatat dari total 1.214 warga DKI yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumah 403 di antaranya merupakan warga Jakarta Timur, jumlahnya paling tinggi se-DKI.
"Jadi banyak faktornya, tidak bisa kita menilai (PPKM) efektif atau tidak pemberlakuan ini. Nanti kita bisa analisa, dan itu termasuk melibatkan instansi lain. Termasuk kesehatan, pemerintah daerah, TNI-Polri dan sebagainya," tuturnya.