Antisipasi Virus Corona di DKI
Selama PPKM Level 4, Warteg di Jakarta Timur Maksimal Layani 3 Pengunjung Makan Bersamaan
Satpol PP Jakarta Timur bakal mengawasi tempat yang melayani pengunjung makan di dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
"Jadi buat sata bukan soal 10 menit, 20 menit, 30 menit, tapi soal sesedikit mungkin berinteraksi yang berpotensi terhadap penularan," tambahnya menjelaskan.
Baca juga: Sering Tidur dengan Perut Lapar? Hati-hati Ini Sederet Bahayanya Bagi Tubuhmu
Respons pemilik warteg
Peraturan baru dari pemerintah yang mengizinkan pemilik warteg untuk membuka layanan makan di tempat selama 20 menit direspons baik oleh pemilik Warteg Kharisma Elegant di Warung Jati, Kecamatan Pasar Minggu, Sonny Mahendra.
Menurut Sonny, kebijakan ini cukup membantu meringankan usahanya yang sempat tidak melayani makan di tempat.
Sebab, selama masa PPKM darurat, omzet wartegnya menurun drastis.
TONTON JUGA
"Mudah-mudahan ada kenaikan omzet, tapi memang sejak PPKM darurat, tidak boleh makan di tempat, sangat pengaruh ke omzet. Karena pengunjung kita kebanyakan orang di lapangan," ujarnya saat dikonfirmasi TribunJakarta.com pada Selasa (27/7/2021).
Meski hanya 20 menit, Sonny menerima kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Namun, ia memprediksi pengunjung di warteg akan melebihi waktu yang sudah ditentukan pemerintah.
Baca juga: Sejarah Persija Hari Ini, Gol Emmanuel Kenmogne Bawa Macan Kemayoran Kalahkan Sriwijaya FC
Baca juga: Marcus/Kevin Dikalahkan Wakil Taiwan, The Minions Tetap Lolos ke Perempat Final
Baca juga: PHRI: Perpanjangan PPKM Level 4 Menambah Penderitaan Pengusaha Hotel dan Restoran
"Saya terima daripada enggak boleh makan di tempat. Paling pada praktiknya, bakal lebih. Mereka kan makan, sekalian istirahat. Cara mengukur 20 menit juga susah. Kita enggak mungkin lihatin jam terus," lanjutnya.
Saat ini saja, pengunjung yang datang ke wartegnya masih jarang.
"Kondisi saat ini juga masih sepi. PPKM pengaruh juga. Orang yang kerja kebanyakan WFH," pungkasnya.