Virus Corona di Indonesia

Setelah Varian Delta, Kini Muncul Varian Lambda Asal Peru, Benarkah Kebal Terhadap Vaksin?

Setelah varian Delta, kini muncul virus corona varian baru yakni varina Lambda yang berasal dari Peru.

Editor: Muji Lestari
SHUTTERSTOCK/RUKSUTAKARN studio
Ilustrasi virus corona. Muncul virus corona varian baru yakni varina Lambda. 

Apakah vaksin efektif melawan varian Lambda?

Soto-Rifo melakukan studi pendahuluan untuk menilai efek vaksin dari perusahaan biofarmasi China, Sinovac, CoronaVac yang dikembangkan pada strain Lambda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varian Lambda mampu menetralkan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin.

Soto-Rifo mengatakan sebagian dari kemanjuran vaksin dapat diukur dengan respons imunisasi, tetapi juga oleh respons sel-T, yang merangsang produksi antibodi dan membantu memerangi sel yang terinfeksi virus.

"Virusnya telah berubah dan itu bisa membuat vaksin tidak seefisien virus aslinya, tapi bukan berarti vaksinnya tidak berfungsi lagi," jelas Soto-Rifo.

"Faktanya, kita juga tahu bahwa CoronaVac masih memiliki persentase perlindungan yang baik terhadap virus," sambungnya.

Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19
Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19 (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Haruskah kita khawatir?

Menurut dokter Roselyn Lemus-Martin, yang memegang gelar PhD dalam biologi molekuler dan sel dari Universitas Oxford dan berbasis di Amerika Serikat, varian Lambda belum begitu mengkhawatirkan.

"Pada awalnya, kami sangat khawatir. Kami pikir karena karakteristiknya, Lambda bisa menjadi lebih menular daripada Delta," kata Lemus-Martin.

"Tetapi saat ini, di AS, misalnya, kami telah melihat bahwa Delta terus menjadi strain dominan, dan apa yang kami perhatikan adalah bahwa Lambda tidak menyebar secepat (di area lain)," sambungnya.

Berbeda dengan Lemus-Martin, Tsukayama tetap berhati-hati terhadap varian Lambda.

Dia mengatakan kapasitas penelitian Peru untuk mengukur efek Lambda terbatas, yang membuat lebih sulit untuk mengevaluasi penyebaran varian.

"Gamma muncul di Brasil dan berkembang di seluruh wilayah, dan itu sudah dianggap sebagai varian perhatian," kata Tsukayama.

"Lambda memiliki banyak karakteristik Gamma, dan itu juga telah menyebar di negara lain. Apa yang belum kita miliki adalah jumlah bukti yang sama dengan yang dilakukan orang Brasil. Di kawasan ini, Brasil memimpin dalam kapasitas penelitian mereka," jelas Tsukayama.

(Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved