CPNS Jakarta
Passing Grade Tes SKD Seleksi CPNS dan PPPK 2021 Diumumkan, Nilai Ambang Batas TKP Melonjak Drastis
Kemenpan RB umumkan nilai ambang batas passing grade tes SKD ( Seleksi Kompetensi Dasar) pada seleksi CASN atau seleksi CPNS dan PPPK 2021.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kemenpan RB sudah mengeluarkan aturan mengenai nilai ambang batas passing grade tes SKD ( Seleksi Kompetensi Dasar) pada seleksi CASN atau seleksi CPNS dan PPPK 2021.
Pengumuman mengenai nilai ambang batas atau passing grade tes SKD seleksi CASN atau seleksi CPNS dan PPPK 2021 diumumkan Kemenpan RB melalui live YouTube.
Selain itu nilai ambang batas atau passing grade tes SKD seleksi CASN atau seleksi CPNS dan PPPK 2021 juga tercantum di Keputusan Menteri PANRB No 1023 Tahun 2021.
Ada sejumlah perbedaan terkait nilai ambang batas atau passing grade tes SKD seleksi CASN atau seleksi CPNS dan PPPK 2021 dibanding tahun 2019 lalu.
Baca juga: Link dan Jadwal Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi CPNS dan PPPK 2021, BKN: 449.002 Pelamar TMS
Kemenpan RB menyebut jumlah soal untuk tes SKD ( Seleksi Kompetensi Dasar) untuk seleksi CASN atau seleksi CPNS dan PPPK 2021 yakni 110 soal atau berbeda 10 dari tahu 2019 yakni 100 soal.
Untuk waktu pengerjaannya tetap yakni hanya 100 menit, sedangkan disabilitas mendapat waktu tambahan menjadi 130 menit.
TONTON JUGA:
Penambahan 10 soal itu hanya untuk Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yakni dari sebelumnya 35 menjadi 45 soal.
Lalu untuk Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) tetap 30 dan Tes Intelegensia Umum (TIU) juga tetap 35.
Baca juga: Hasil Seleksi CPNS 2021 Diumumkan Awal Agustus, Simak Cara Mengeceknya di sscasn.bkn.go.id
Dengan jumlah soal yang bertambah membuat nilai ambang batas atau passing grade tes SKD seleksi CASN atau seleksi CPNS dan PPPK 2021 juga berubah.
Untuk nilai ambang batas atau passing grade tes SKD seleksi CASN atau seleksi CPNS dan PPPK 2021 yakni TWK 65, TIU 80, dan TKP 166.
Sedangkan untuk formasi disabilitas, cumlaude, dan putra/putri Papua/Papua Barat, passing gradenya ada di nilai TIU dan nilai total SKD.
Formasi cumlaude mengharuskan peserta memperoleh nilai minimal TIU 85, dan total nilai SKD 311.
Baca juga: 500 Ribuan Peserta Seleksi CPNS dan PPPK Tidak Submit di sscasn.bkn.go.id, BKN: Ratusan Ribu TMS
Sedangkan formasi disabilitas nilai minimal TIU jadalah 60 dan total nilai SKD harus 286.
Untuk formasi Putra/putri Papua/Papua Barat, nilai TIU harus 60, dan nilai total SKD 286.

Rangkuman Lengkap Soal CPNS Tentang Dimensi Pancasila
Apa itu dimensi realitas Pancasila?
Apa itu dimensi idealisme Pancasila?
Apa itu dimensi fleksibilitas Pancasila?
Pelamar CPNS 2021 wajib paham betul mengenai dimensi Pancasila karena selalu muncul di setiap TWK SKD CPNS.
Oleh karena itu, soal serupa juga kemungkinan besar muncul di SKD CPNS 2021.
Inilah rangkuman lengkap soal CPNS tentang dimensi Pancasila.
Dimensi Pancasila diketahui ada tiga, yakni :
1. Dimensi Realitas
Adaptasi nilai-nilai yang dijalankan dalam kehidupan nyata.
2. Dimensi Idealisme
Pencerminan ideologi yang harus mampu memberikan harapan dan cita-cita kepada masyarakat.
3. Dimensi Fleksibilitas
Mencerminkan atau menggambarkan kemampuan suatu ideologi untuk memengaruhi dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
SOAL CPNS RADIKALISME
Apa saja tahap-tahap dalam radikalisasi?
Pertanyaan seperti di atas sangat mungkin ke luar di dalam SKD CPNS 2021.
Nah, lalu apa jawabannya.
Dikutip dari buruhmigran.or.id, menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, tahapan radikalisasi adalah pra-radikalisasi, identifikasi diri, indoktrinasi, dan jihadisasi.
Pra-radikalisasi merupakan kehidupan sebelum terjadi radikalisasi.
Identifikasi diri adalah individu mulai mengidentifikasi diri ke arah radikalisme.
Indoktrinasi adalah kondisi dimana individu mulai mengintensifkan dan memfokuskan kepercayaannya. Hal ini bisa dilakukan melalui pertemuan langsung (offline), maupun tidak langsung atau melalui media (online).
Tahap terakhir adalah Jihadisasi, yaitu mulai mengambil tindakan atas keyakinannya seperti melalui aksi kekerasan ekstrim seperti melakukan teror.
Selain itu, masih banyak soal-soal lain menyangkut radikalisme.
Oleh karena itu para pelamar CPNS 2021 harus memahami betul berbagai hal menyangkut radikalisme.
Mari kita mulai daftar soal CPNS menyangkut radikalisme :
1. Apa pengertian radikalisme?
Radikalisme adalah suatu keinginan pada perubahan yang menentang keseluruhan yaitu struktur dasar dan fundamental. Yang secara politik diarahkan pada setiap gerakan atau tindakan yang ingin mengubah sistem
dari akarnya.
Tindakan radikalisme yang menginginkan perubahan dengan cara tindak kekerasan, kekejaman oleh seseorangan atau golongan sebagai usaha untuk mencapai suatu tujuan terutama tujuan tentang politik. Tujuannya untuk mengusung perubahan tapi tindakan seperti ini menggunakan kekerasan dan terror yang sangat merugikan orang lain.
2. Ciri-ciri orang terpapar radikalisme?
Dikutip dari buruhmigran.or.id, Prof. Dr. Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ada proses tersendiri seseorang mengalami perubahan dari seseorang yang radikalis, ekstrimis, hingga menjadi teroris.
Menurut Irfan, Radikalisme mengalami perubahan secara total dan bersifat drastis. Radikalisme menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada, ciri-cirinya adalah mereka intoleran atau tidak memiliki toleransi pada golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga cenderung fanatik, eksklusif dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis.
3. Apa definisi terorisme?
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. (Sumber: UU Nomor 5 Tahun 2018)
4. Apa itu ekstrimisme?
Dikutip dari buruhmigran.id, menurut Merriam-Webster Dictionary, ekstremisme secara harfiah artinya “kualitas atau keadaan yang menjadi ekstrem” atau “advokasi ukuran atau pandangan ekstrim”.
Saat ini, istilah tersebut banyak dipakai dalam esensi politik atau agama, yang merujuk kepada ideologi yang dianggap (oleh yang menggunakan istilah ini atau beberapa orang yang mematuhi konsensus sosial) berada jauh di luar sikap masyarakat pada umumnya. Namun, ekstremisme juga dipakai dalam diskursus ekonomi.
Menurut Dr. Alex P. Schmid (2014), kelompok ekstrimis merupakan kelompok yang menganut paham kekerasan ekstrim atau ekstrimisme. dibandingkan radikalis, ekstrimis cenderung berpikiran tertutup, tidak bertoleransi, anti-demokrasi dan bisa menghalalkan segala cara, termasuk penipuan, untuk mencapai tujuan mereka. Kelompok ekstrimis juga berpikiran tertutup. Kelompok ini berbeda dengan kelompok radikalis, kelompok yang menganut paham radikal atau radikalisme. (“Radicalisation, De-Radicalisation, Counter-Radicalisation: A Conceptual Discussion and Literature Review”, 2014: h. 56)
5. Apa itu radikalisasi?
Menurut Dr. Alex P. Schmid (2013), radikalisasi adalah proses dimana Individu atau kelompok yang berubah dan memiliki kecenderungan menentang dialog dan kompromi dengan pihak yang berbeda; mereka memilih jalan konfrontasi dan konflik.
Pilihan ini disertai oleh dukungan terhadap, antara lain :
(i) penggunaan tekanan dan strategi memaksa (coersion) dengan jalan kekerasan atau non-kekerasan,
(ii) legitimasi atau dukungan terhadap berbagai bentuk kekerasan, selain terorisme, untuk mewujudkan tujuanya yang dianggap mulia, dan
(iii) pada ujungnya bisa berlanjut ke level tertinggi dalam bentuk kekerasasan ekstrim atau terorisme.
Proses ini biasanya diikuti oleh kecenderungan penguatan ideologi yang menjauh dari arus utama (mainstream) dan mengarah kepada titik ekstrim yang didasari oleh cara pandang dikotomis dan keyakinan bahwa kemapanan sistem yang ada tidak lagi bisa menjadi jalan bagi terjadinya perubahan yang diinginkan.
6. Bagaimana cara menangkal radikalisme?
- Dikutip dari lipi.go.id, Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan cara untuk menangkal munculnya radikalisme harus dimulai dari keluarga.
"Tanggung jawab semua, dimulai dari keluarga untuk menghormati perbedaan agama hingga budaya yang sangat majemuk," kata Azyumardi Azra usai menerima LIPI Sarwono Award, Rabu malam.
- Pola pengasuhan di rumah dilakukan dengan se-demokratis mungkin.
- Penguatan Pancasila.
- Menerapkan pembelajaran di sekolah di mana anak dirangsang untuk berpikir kritis.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ini Passing Grade SKD CPNS 2021, Simak Perbedaannya!, https://wartakota.tribunnews.com/2021/07/29/ini-passing-grade-skd-cpns-2021-simak-perbedaannya?page=all