Tak Punya Uang Terdampak Pandemi, Para Pecandu Narkoba Pilih Serahkan Diri untuk Jalani Rehabilitasi
Di masa pandemi Cpvid-19, banyak para pecandu yang memilih berhenti mengonsumsi barang haram tersebut.
TRIBUNJAKARTA.COM, GIANYAR - Tak hanya masyarakat umum, para pecandu narkoba juga banyak yang ekonominya terpuruk di masa pandemi Covid-19 ini.
Namun sisi baiknya jadi banyak para pecandu yang memilih berhenti mengonsumsi barang haram tersebut.
Banyak dari mereka yang menyerahkan diri untuk selanjutnya berharap dapat jalani rehabilitasi.
Setidaknya itu yang terjadi di Badan Narkoba Nasional Kabupaten (BNNK) Gianyar, Bali.
Berdasarkan data yang dilansir dari Tribun Bali, jumlah pecandu yang menjalani rehabilitasi melalui BNNK Gianyar per semester 1 tahun ini sebanyak tujuh orang.
Dimana dari angka tersebut, sebanyak tiga orang datang dengan alasan persoalan ekonomi, yakni tidak sanggup membeli barang terlarang tersebut.
Kepala BNNK Gianyar, AKBP Gusti Agung Alit Adnyana membenarkan hal tersebut.
Kata dia, saat ini ada tujuh pengguna yang melakukan rehabilitasi.
Tiga di antaranya datang karena tidak memiliki uang membeli narkotika. Kata dia, semua yang datang untuk direhabilitasi masih usia produktif.
"Saat ini ada 7 kita berikan layanan rawat jalan. Mereka datang sendiri. Mereka masih di usia produktif. Ada yang datang karena kehabisan uang, tidak kuat membeli narkotika," kata dia Kamis (29/7/2021).
Baca juga: Seleb TikTok Juy Putri Didenda Rp 12 Juta Gelar Pesta saat PPKM, Tamu & Pihak Hotel Ikut Disanksi
Baca juga: Cara Mencairkan BLT UMKM Tanpa Antre di Bank, Daftar Reservasi Online di eform.bri.co.id/bpum
Baca juga: Keluarga Ungkap Kondisi Korban Pembacokan di Jalan Antasari Jaksel: Minum Obat dan Makan dari Selang
Sayangnya mereka baru mau taubat ketika sudah tak ada pilihan lain.
"Saat sudah habis banyak, sudah ada masalah degan keluarganya, baru dia datang. Kalau dia masih mampu membeli barang itu, enggak mungkin dia datang," ujarnya.
Dia pun menyarankan kepada masyatrakat untuk menghindari penggunaan narkotika.
Sebab tindakan rehabilitasi itu hanya bisa dipulihkan, bukan disembuhkan.
"Pengguna narkotika kalau sudah sekali kena, tidak mungkin sembuh. Upaya rehab hanya bisa kita pulihkan, tidak bisa disembuhkan. Itupun hanya 30 persen bisa kita pulihkan. Kalau dia kembali ke komunitas penyalahguna narkotika, dia pasti akan kumat," ujarnya.