Olimpiade Tokyo 2020

Legenda Bulu Tangkis Indonesia Sebut Marcus/Kevin Tidak Bisa Atasi Tekanan

Kegagalan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di Olimpiade Tokyo 2020 disebut karena tidak bisa mengatasi tekanan

Editor: Erik Sinaga
ISTIMEWA/Alexander NEMENOV / AFP
Pebulutangkis Indonesia Marcus Fernaldi Gideon (kiri) melakukan pukulan di sebelah Kevin Sanjaya Sukamuljo dari Indonesia dalam pertandingan penyisihan grup bulu tangkis ganda putra melawan Chirag Shetty dari India dan Satwiksairaj Rankireddy dari India selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 26 Juli, 2021. 

"Yang membuat mereka lebih tertekan waktu takluk dari pemain Taiwan di mana pertemuan sebelumnya Marcus dan Kevin selalu menang."

"Pada 8 besar, bertemu Malaysia, lawan yang juga dikalahkan mereka dalam 7 pertandingan sebelumnya."

"Saya rasa itu faktor utama mereka tidak bisa menunjukkan permainan terbaik karena dua-duanya benar-benar merasa tertekan."

"Kalau ada satu saja yang bisa mengatasi (tekanan), saya rasa mereka mungkin bisa juara. Dalam keadaan tertekan saja, mereka bisa bermain rubber game (melawan Taiwan)."

Baca juga: Jadwal Semifinal Badminton Olimpiade Tokyo 2021: Anthony Ginting vs Chen Long

"Kekalahan dari Taiwan berdampak saat melawan Malaysia di 8 besar. Istilahnya tekanan lebih besar di perempat final karena sudah babak knock out.

"Marcus dan Kevin tidak bisa defence, main net pun tidak bisa. Jadi benar-benar tidak tahu mau main seperti apa," ucapnya menambahkan.

Rexy Mainaky pernah merasakan situasi serupa sebelumnya.

Semasa berpasangan dengan Ricky Subagja, Rexy Mainaky menanggung beban sebagai unggulan pertama saat tampil pada Olimpiade Atlanta 1996.

Hanya saja, kala itu Rexy dan Ricky mampu mengatasi tekanan hingga akhirnya meyabet gelar medali emas.

Baca juga: Ahsan/Hendra Dikalahkan Wakil Malaysia, Gagal Sumbang Medali Olimpiade

Alhasil, Rexy menilai Marcus/Kevin tak perlu mengubah gaya permainan. Faktor mental dan kesiapan dinilai Rexy lebih krusial.

"Sekarang, siapa yang bisa mengatasi tekanan, siapa yang saat bertanding bisa mengeluarkan permainan terbaik mereka. Itu saja," katanya.

"Contohnya seperti saya dan Ricky Subagja ketika Olimpiade Atlanta kami statusnya nomor 1 dan tidak pernah kalah. Semua orang mengharapkan kami juara."

"Yang dipersiapkan Christian Hadinata (pelatih Rexy dan Ricky) bukan hanya fokus di teknis, tetapi juga non-teknis seperti psikologisnya. Saya rasa itu yang paling penting."

Berita ini telah tayang di Bolasport berjudul: Olimpiade Tokyo 2020 - Pelatih Thailand Sebut Alasan Marcus/Kevin Remuk

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved