Pihak GBK Akui Petugas Keamanan Memukul Mahasiswa yang Hendak Mengurus Sertifikat Vaksin Covid-19

Kepala Divisi Humas, Hukum, dan Administrasi Pusat Pengelolaan Komplek GBK, Dwi Putranto, buka suara ihwal kasus dugaan penganiayaan oknum sekuriti

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
istockphoto.com
Ilustrasi 

"Mereka juga sempat cekcok sehingga si pengunjung hampir memukul, tapi sekuriti reflek memukul pengunjung," lanjutnya.

Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang Jokowi Hingga 9 Agustus, Pemprov DKI Siap Ikuti Kebijakan Pemerintah Pusat

Baca juga: DPRD DKI Berencana Gelar Rapat Bahas Perubahan Perda di Puncak Bogor

Baca juga: Tawuran di Jatiasih Bekasi Tewaskan 1 Orang, Polisi Tangkap 9 Anggota Geng Motor

Kemungkinan, menurut Dwi, Z bersama seorang temannya merasa lelah berangkat dari Cakung, Jakarta Timur, tapi tidak mendapatkan hal yang diinginkan. 

"Mungkin karena jauh dari Cakung, jauh-jauh lelah menjadi emosi," tutur Dwi.

Sebelumnya, oknum sekuriti yang bekerja di area Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta Pusat menghajar mahasiswa hingga babak belur.

Korban adalah Z (26), mahasiswa Universitas di Jakarta tingkat akhir ini diduga dianiaya oknum sekuriti tersebut. 

Pada Jumat (30/7/2021), Z hendak mengikuti vaksinasi Covid-19 di sana.

Head Non-Litigation LBH Pendidikan Indonesia, Eka Zulkarnanen, menuturkan Z saat itu mendatangi Pos V GBK guna mengikuti vaksinasi Covid-19 tahap kedua.

Dikatakan Eka, Z mendatangi lokasi tersebut setelah menghubungi hotline 199 vaksinasi.

Sesampainya di pos tersebut, kata Eka, sekuriti setempat meminta Z mendatangi ke Pos II area GBK.

Namun, Eka menjelaskan Pos II tersebut hanya melayani pengemudi ojek online (ojol).

"Korban kembali ke pos awal dan menkonfirmasi kembali, tapi respon dari sekuriti di sana kurang kooperatif dan cenderung memperumit," jelas Eka, yang juga selaku pendamping hukum korban, saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Senin (2/8/2021).

"Saat itu terjadi argumentasi antara korban dan sekuriti," lanjutnya, berdasarkan kesaksian korban.

Setelah adu mulut, enam sekuriti lainnya  mendatangi Z sehingga terjadi keributan. 

"Sekuriti memukul korban," ujar Eka. 

"Tanpa korban memulai melakukan penyerangan. Korban sempat lari, dan dikejar lalu dibawa ke pos," lanjutnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved