Malapetaka Tudingan Selingkuh, Suami Ngamuk Siram Bensin Hingga Puluhan Bangunan Hangus Terbakar

Tudingan selingkuh oleh istri membuat suami ngamuk membakar rumah sampai puluhan bangunan hangus terbakar di Palangkaraya. Berikut kronologinya.

Polresta Palangkaraya Via Tribun Kalteng
Tudingan selingkuh oleh istri membuat suami ngamuk membakar rumah sampai puluhan bangunan hangus terbakar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/8/2021). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Tudingan selingkuh oleh istri membuat suami ngamuk membakar rumah sampai puluhan bangunan hangus terbakar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/8/2021).

Peristiwa kebakaran yang menghanguskan 38 rumah itu dipicu cekcok suami istri yang terjadi di Tumbang Rungan, Kecamatan Pahandut, Kota Palangkaraya.

Sang suami menyiram bensin ke rumah pribadinya namun api membesar dan membakar puluhan bangunan lainnya.

Ditambah, bangunan sekitar ada yang berbahan kayu dan semi permanen.

Api semakin cepat berkobar karena angin kencang.

Si Jago Merah pun melalap 30 rumah, 2 bangunan sarang burung walet, 1 TPA, dan 5 warung.

"Apinya tiba-tiba membesar hingga menjalar ke banyak bangunan," ujar warga bernama Rusli.

Tudingan selingkuh oleh istri membuat suami ngamuk membakar rumah sampai puluhan bangunan hangus terbakar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/8/2021).
Tudingan selingkuh oleh istri membuat suami ngamuk membakar rumah sampai puluhan bangunan hangus terbakar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/8/2021). (Polres Palangkaraya via Tribun Kalteng)

Anggota unit Inafis Satreskrim Polresta Palangkaraya terjun melakukan olah TKP di lokasi kebakaran.

Dikutip dari Tribun Kalteng, kebakaran hebat itu dipicu saat suami istri yakni Abd (46) dan N (43) cekcok masalah keluarga.

Tak beberapa lama, muncul api besar dari rumah Abd hingga menghanguskan 38 bangunan lainnya.

Ketua RT 02 Kelurahan Tumbang Rungan, Agustinus menduga kebakaran tersebut akibat ulah warganya yang kerap mabuk hingga nekat membakar rumahnya sendiri.

Baca juga: Kebakaran Gudang Tenda & Properti di Cinangka Sawangan, Kerugian Ditaksir Miliaran Rupiah

"Dia memang suka mabuk dan berbuat nekat," ujar Agustinus.

Informasi yang dihimpun, amarah Abd memuncak setelah dituding berselingkuh oleh istrinya.

Abd mengamuk dan menyiramkan bensin ke kasur yang ada di kamar.

Lalu, Abd menyulutnya dengan korek api sehingga api membakar rumahnya dan puluhan bangunan di sekitarnya.

Baca juga: Gara-gara Bakar Sampah, Permukiman Pemulung di Bekasi Kebakaran Hebat: Kerugian Sampai Rp1,4 Miliar

Kapolresta Palangkaraya, Kombes Pol Sandi Mustofa, melalui Kasat Reskrim Polresta Palangkaraya, Kompol Todoan Agung Gultom, saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah mengamankan Abd (46).

Selain Abd, juga diamankan barang bukti berupa sisa kasur yang terbakar dari rumah yang ditempati Abd dan istrinya.

"Kami masih melakukan pendalaman kasus ini, pekakunya sudah diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut," ujarnya.

Baca juga: Permukiman Pemulung di Bekasi Ludes Terbakar, 300 Jiwa Korban Kebakaran di Bekasi Mengungsi

Peristiwa Lain

Permukiman Pemulung di Bekasi Terbakar Gara-gara Bakar Sampah

Kebakaran di pemukiman pemulung di Jalan Prof. Moh. Yamin, Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi, Minggu (1/8/2021).
Kebakaran di pemukiman pemulung di Jalan Prof. Moh. Yamin, Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi, Minggu (1/8/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Kebakaran hebat terjadi di komplek pemukiman pemulung dan pengepul barang bekas di Jalan Prof. Mohammad Yamin, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Sabtu (31/7/2021) malam.

Kebakaran hebat meluluhlantakkan puluhan bidang rumah, sekaligus tempat penyimpanan barang rongsok hasil mulung warga pemukiman setempat.

Tanah tempat berpijak telah menumpuk puing bekas bangunan, pecahan asbes, kayu gosong, serta gundukan plastik yang melebur usai terpanggang semalaman.

Sejauh mata memandang, hanya ada puluhan warga sibuk mengorek-ngorek tumpukan puing. Mereka berharap, masih ada sedikit barang bekas yang bernilai.

"Masing-masing yang punya lahan ngumpulin sisa-sisa aja, besi, asbes kan masih bisa dijual lagi," kata Eko Heru (36) korban kebakaran.

Baca juga: Dugaan Kebakaran Permukiman Pemulung Bekasi Gara-gara Bakar Sampah, Kerugian Ditaksir Rp1,4 Miliar

Heru sudah tinggal sekitar kurang lebih dua tahun di komplek pemulung, Jalan Prof. M. Yamin, Bekasi Timur.

Di sana, dia tinggal bersama penyewa lahan bernama Leno.

Sosok Leno bisa dibilang pengepul barang bekas, ia memiliki sekitar 10 anak buah salah satunya Eko.

Menurut Eko, di tempat tinggalnya ada sekitar lima sampai enam orang seperti Leno.

Tiap pengepul kurang lebih memiliki sekitar 10 orang anak buah bahkan lebih.

"Kalau saya anak buah, tiap hari nyari barang bekas kaya botol aqua, besi bekas, plastik, kardus, saya tinggal di sini juga bareng-bareng sama anak buah yang lain," jelasnya.

Kebakaran di pemukiman pemulung di Jalan Prof. Moh. Yamin, Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi, Minggu (1/8/2021).
Kebakaran di pemukiman pemulung di Jalan Prof. Moh. Yamin, Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi, Minggu (1/8/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Kebakaran semalam, Eko dan istrinya baru tiba mencari barang bekas.

Dia kaget ketika api sudah terlihat dari bagian belakang lapak tempat tinggalnya.

"Baru pulang nyari (mulung), baru nurunin barang dari gerobak tahu-tahu udah ada api dari belakang," ucapnya.

Kepanikan sudah tentu dia rasakan, terlebih api merambat begitu cepat dari rumah ke rumah lantaran mayoritas terbuat dari konstruksi semi permanen.

Ditambah, rumah tempat dia tinggal digunakan juga sebagai gudang penyimpanan barang bekas hasil memulung.

Barang-barang tersebut merupakan material mudah terbakar seperti; kardus, plastik serta material kayu yang menjadi penopang utama bangunan.

"Enggak bisa nyelamatin barang-barangkan, mau enggak mau kita selamatin diri aja soalnya api cepat gedenya gitu," jelasnya.

Eko mengaku, dia sempat berpikir masuk ke dalam rumah di tengah api yang melalap.

Tapi niat itu ia urungkan karena takut terjebak dan tak bisa selamatkan diri.

"Sempet mau masuk, tapi asapnya udah tebal, enggak berani saya mau ngedekat aja udah sesak," tuturnya.

Alhasil, tidak ada satupun barang yang dapat diselamatkan kecuali pakaian yang dia kenakan dan gerobak kendaraan memulung.

"Cuma gerobak aja sama baju yang saya pakai ini," ucapnya.

Eko Heru korban kebakaran di lapak permukiman pemulung Jalan Prof. Moh. Yamin, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Eko Heru korban kebakaran di lapak permukiman pemulung Jalan Prof. Moh. Yamin, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)

Sementara, Eko dan para pemukim korban kebakaran tinggal di tenda pengungsian yang disediakan BPBD Kota Bekasi.

Rencananya, dia akan tetap berupaya membangun kembali rumah dan tempat pengepulan barang bekas secara perlahan.

"Rencana mau ngumpulin barang-barang yang masih bisa jual aja, paling bangun sementara di sini lagi sedikit-sedikit," terang dia.

300 Jiwa Mengungsi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mendirikan tenda pengusian untuk korban kebakaran di Jalan Prof. Moh. Yamin, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Kasie Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bekasi Toni Kurniadi mengatakan, pihaknya mendirikan sebanyak dua tenda untuk 77 keluarga korban kebakaran.

"Ada dua tenda yang didirikan sesuai arahan dari kelurahan, berdasarkan data yang kami terima ada 77 keluarga atau 300 jiwa mengungsi," kata Toni saat dikonfirmasi, Minggu (1/8/2021).

Baca juga: Berharap Masih Ada yang Berharga, Warga Memunguti Sisa Puing Bekas Kebakaran di Bekasi

Toni menjelaskan, tenda yang dibangun berukuran 6×12 meter.

Satu unit tenda dapat menampung sekitar 150 orang.

"Kita bangun dua tenda agar setiap pengungsi bisa lebah aman, karena kita tahu saat ini kondisi pandemi semua harus tetap memperhatikan protokol kesehatan," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga medirikan dapur umum untuk memasok kebutuhan pangan para pengungsi selama masa pengungsian.

"Kita siapkan logistik pangan, sudah dikirim dari BPBD makanan siap saji, makanan balita juga kuta suplai," jelasnya.

Kebakaran hebat yang melanda pemukiman pemulung mengakibatkan kerugian mencapai Rp1,4 miliar lebih, angka itu berdasarkan data perhitungan Dinas Pemakaman Kebakaran (Damkar) Kota Bekasi.

Sekretaris Dinas Damkar Kota Bekasi Heni Hedrawati mengatakan, luas area yang terbakar mencapai 6000 meter persegi dengan jumlah bangunan 80 kios dan lapak semi permanen.

"Kerugian ditaksir Rp1.415.000.000, lokasi yang terbakar lapak barang rongsokan dan kios bangunan semi permanen," kata Heni, Minggu (1/8/2021).

Adapun untuk dugaan pemicu kebakaran, disebabkan oknum warga yang sedang membakar sampah lalu merambat ke bangunan di sekitarnya.

"Menurut keterangan warga sekitar ada salah satu oknum tidak bertanggung jawab membakar sampah," jelas dia. (TribunJakarta.com/TribunKalteng)

Artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Kebakaran di Palangkaraya, Gegara Cekcok Suami Istri, 38 Bangunan di Tumbang Rungan Dilalap Api,

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved