Pemprov DKI Bakal Bantu Anak yang Jadi Yatim Piatu Akibat Pandemi Covid-19
Pemprov DKI Jakarta menyatakan bakal memberikan bantuan kepada anak-anak yang orangtuanya meninggal karena Covid
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Pemprov DKI Jakarta menyatakan bakal memberikan bantuan kepada anak-anak yang orangtuanya meninggal akibat terkonfirmasi Covid-19.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pihaknya bantuan tersebut guna memastikan kebutuhan anak-anak yang jadi yatim piatu selama pandemi Covid-19 terpenuhi.
"Kami melalui Dinas Sosial punya program mengatasi masalah sosial, terlebih juga bagi anak-anak menjadi yatim piatu itu akan menjadi perhatian kita," kata Riza di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (4/8/2021).
Namun sekarang Pemprov DKI Jakarta belum memiliki data pasti berapa anak yang jadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal akibat terkonfirmasi Covid-19.
Baca juga: Pandemi Covid-19, DPRD Kota Tangerang Anggarkan Rp 675 Juta Bikin Baju Baru
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan masih dalam proses mendata jumlah anak yang jadi yatim piatu selama pandemi Covid-19 dan bantuan apa yang diperlukan.
"Sosial dengan Dinas Kesehatan akan mendata semuanya, kita akan menyiapkan program bantuan yang selama ini diberikan pada masyarakat tidak mampu, yatim piatu dan sebagainya," ujarnya.
Baca juga: Sudinkes Jakut Ajak Ibu Hamil Ikut Vaksinasi Covid-19
Guna mencegah bertambahnya jumlah anak yang jadi yatim piatu akibat orangtuanya meninggal terkonfirmasi Covid-19, Riza mengimbau warga mematuhi protokol kesehatan.
Khusus kepada para orangtua dia meminta tidak memaksa pihak sekolah menggelar kegiatan belajar mengajar tetap muka, pasalnya anak termasuk kelompok rentan terpapar Covid-19.
Baca juga: Wasit Ridwan Bingung NIK Dicatut WNA Bernama Lee In Wong Buat Vaksin Covid-19: Gimana Cari Tahunya?
"Kami memahami ada sebagian orangtua yang ingin dilaksanakan belajar tatap muka karena memang belajar secara online jauh lebih sulit. perlu dimengerti bahwa sekarang kita masih berjuang melawan pandemi Covid-19," tuturnya.