Camat Ciledug Akui Lurah di Paninggilan Utara Sempat Minta Uang Dari Warga Untuk Jasa Tanda Tangan
Camat Ciledug Syarifudin menjelaskan kalau ada Lurah Paninggilan Utara yang meminta uang kepada warganya saat mengajukan tanda tangan.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Camat Ciledug Syarifudin menjelaskan kalau ada Lurah Paninggilan Utara yang meminta uang kepada warganya saat mengajukan tanda tangan.
Syarifudin mengakui identitas Lurah tersebut bernama Tamrin yang viral belakangan karena terekam video saat meminta uang Rp 250 ribu kepada warga.
Warga tersebut diketahui ingin meminta tanda tangan Lurah Tamrin untuk surat ahli waris.
"Sudah, sudah dipanggil, sudah saya kasih arahan. Yang pertama dia mohon maaf dan enggak akan mengulangi lagi. Nanti semoga dalam waktu semingguan bisa kita usut dan tuntaskan masalahnya," kata Syarifudin kepada wartawan, Jumat (6/8/2021).
Ia menekankan, untuk semua layanan diperangkat kelurahan sampai kecamatan tidak pernah dipungut biaya.
Syarifudin pun mengatakan perbuatan yang dilakukan Lurah Tamrin tidak dapat dibenarkan.
"Kaitan dengan bayar berbayar, memang dari dulu tidak berbayar. Semua yang kita lakukan itu tidak berbayar. OPD kecamatan tidak bisa punishment, semua diserahkan ke Inspektorat," ujar Syarifudin.
"Beliau yang melakukan pemeriksaan sejauh mana tingkat kesalahan yang dilakukan," tambahnya.
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Tangerang bakal memanggil Lurah Paninggilan Utara.
Pemanggilan tersebut lantaran adanya kasus dugaan pungutan liar yang dilakukan oleh Lurah Paninggilan Utara kepada warganya yang hendak meminta tanda tangan surat ahli waris.
Dari informasi yang didapatkan, Lurah Paninggilan Utara yang dimaksud bernama Tamrin.
Kabid Pembinaan Aparatur pada BKPSDM Kota Tangerang Ciprianus Suhud Muji pun memastikan pihaknya telah memanggil Lurah Tamrin.
"Iya hari ini kami sudah dapat bahan-bahan awalan soal kejadian itu. Selanjutnya kita akan melakukan pemanggilan," ucap Ciprianus saat dikonfirmasi, Jumat (6/8/2021).
Kendati demikian, lanjut dia, Lurah Tamrin memiliki penyakit strok.
Makanya, pemanggilan tidak bisa dilakukan secara mendadak.
"Yang bersangkutan ini ada strok. Jadi pemeriksaan tidak bisa dilakukan secara mendadak harus dijadwalkan," jelas Ciprianus.
Usut punya usut, Lurah Tamrin ternyata sempat dipanggil juga oleh BKPSDM Kota Tangerang dalam kasus yang berbeda.
Ciprianus menambahkan, pihaknya tidak mau langsung mengambil kesimpulan dalam kasus pungli yang viral ini.
Terlebih, pihaknya belum mendapatkan pernyataan langsung dari Lurah Tamrin.
"Biasanya beda dengan apa dan pada saat kejadian, atau mungkin dilakukan dengan sadar atau enggak. Karena kita juga melihat kondisi fisiknya sakit mungkin dia ceplas ceplos aja," tutur Ciprianus.
Viralnya kasus tersebut membuat pihak Polsek Ciledug pun ikut turun tangan menyelidiki kebenarannya.
"Baik kami langsung penelusuran kasus tersebut," kata Kapolsek Ciledug Kompol Poltar L Gaol melalui pesan singkat, Jumat (6/8/2021).
Sementara, Camat Ciledug Syarifudin membenarkan bahwa kejadian itu terjadi di Kelurahan Paninggilan Utara.
Namun, hingga saat ini, dia masih belum mengetahui siapa oknum tersebut.
"Belum begitu tegas banget saya siapa pelakunya. Kelurahan itu kan orangnya banyak, dari lurah, sekretaris lurah, kasi tiga, sama staf juga kan banyak, itu saya belum jelas banget," jelas Syarifudin saat ditelepon.
Ditanya kapan praktik pungli itu terjadi, Syarifudin juga masih belum mengetahui pastinya.
"Kalau saya tahu, berarti saya sudah bisa menjawab ini. Iya, nanti saya konfirmasi dulu ya," tutup dia.
Awalnya diberitakan, diduga Lurah di Paninggilan Utara, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang melakukan pungutan liar.
Kejadian itu terkuak saat akun Instagram @info_ciledug mengunggah sebuah video berdurasi sekira 1 menit soal percakapan antara diduga Lurah Paninggilan Utara dengan warganya.
Baca juga: Depok Disebut Kota dengan Kasus Covid-19 Aktif Tertinggi Nasional, Satgas Sebut Datanya Tak Sesuai
Baca juga: Baru Dua Bulan Dibeli, Motor Warga Cipayung Digondol Maling
Baca juga: Dilema Pedagang Bunga di Tangsel saat Pandemi: Kebanjiran Pesanan Bunga Duka Cita, Dalam Hati Miris
Menurut informasi yang didapatkan di lapangan, warga tersebut datang untuk meminta tanda tangan pembuatan surat ahli waris kepada anak yatim.
Lurah tersebut pun terdengar jelas meminta uang Rp 250 untuk secarik tanda tangannya.
Dalam video yang beredar luas, tampak Lurah itu sempat didatangi warga.
Saat ditanyakan tentang uang tanda tangan yang dimintanya, Lurah itu mengatakan ada uang sukarela.
"Keponakan saya barusan laporan, setahu saya ini gratis pak. Bapak kan aparat, ini lagi kesusahan pak. Kalau gratis jangan ada nominalnya," ujar warga itu berdasarkan video yang diterima TribunJakarta.com, Jumat (6/8/2021).
Pasalnya, video itu direkam secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan si Lurah.
Kendati demikian, belum diketahui apakah kemudian pria itu memberikan uang sukarela itu atau tidak.
"Ya sudah seikhlasnya. Kasihan ini anak yatim masih sekolah," sambung pria itu lagi.
Peristiwa ini pun viral setelah diunggah di laman media sosial komunitas warga Info Ciledug.
Dalam keterangannya, diketahui bahwa pra yang berbicara dalam rekaman video itu adalah paman anak yatim.
"Kejadian hari ini, keponakan minta tanda tangan lurah di Kelurahan Peninggilan Utara untuk surat keterangan ahli waris, karena bapaknya baru meninggal sembilan hari yang lalu," tulis pemilik akun Rose Zack di grup Facebook Info Ciledug.
Dilanjutkan unggahan itu, Lurah tersebut meminta uang tanda tangan sebesar Rp 250 ribu kepada anak yatim tersebut.
"Tapi malah dipinta biaya tanda tangan Rp 250 ribu sama lurahnya. Giliran didatangin omnya langsung pasrah. Dasar lurah bermental calo, gak ngerti jaman lagi susah. Padahal gajinya sudah gede," sambungnya.