Antisipasi Virus Corona di Depok

Depok Disebut Kota dengan Kasus Covid-19 Aktif Tertinggi Nasional, Satgas Sebut Datanya Tak Sesuai

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, mengatakan bahwa Satgas Pusat kurang peka terhadap gap (selisih) data yang semakin tinggi.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, saat dijumpai wartawan di Balai Kota Depok, Selasa (22/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Kota Depok disebut-sebut masuk dalam lima daerah dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di Indonesia.

Bahkan, Kota Depok bertengger di posisi pertama dari lima daerah tersebut, dengan jumlah kasus aktif 27.389 kasus per 1 Agustus 2021. 

“Secara nasional lima besar kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif tertinggi adalah Kota Depok dengan jumlah 27.389 kasus aktif,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, pada Kamis (5/8/2021) kemarin.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, mengatakan bahwa Satgas Pusat kurang peka terhadap gap (selisih) data yang semakin tinggi.

“Dalam kasus kesembuhan terjadi gap 23.967 kasus, data di Depok lebih banyak. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap kasus aktif, dimana di Satgas Pusat 26.932 kasus sedangkan data di Satgas Depok 9.519 kasus, selisihnya 17.413 kasus,” jelas Dadang melalui pesan singkat pada wartawan, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Dilema Pedagang Bunga di Tangsel saat Pandemi: Kebanjiran Pesanan Bunga Duka Cita, Dalam Hati Miris

Baca juga: Capaian Vaksin Covid-19 Dosis Kedua di Kota Bekasi Baru 9,13 Persen

Dadang mengatakan, bahwa kondisi selisih data ini telah disampaikan berulang kali oleh pihaknya pada Satgas Covid-19 Nasional.

“Kondisi ini sudah saya sampaikan berkali-kali kepada Satgas Pusat, bahkan dari tahun 2020,” tuturnya.

“Dan secara simultan juga kami membenahi delay data dari fasilitas kesehatan dalam penginputan. Ini yang sedang berproses,” timpalnya lagi.

Menurutnya, persoalan selisih data yang sudah terjadi sejak lama ini merupakan pekerjaan bersama yang harus segera dibenahi.

“PR kita saat ini, ayo laksanakan rekonsiliasi data pusat dengan daerah, agar ada kesesuaian data. Karena data digunakan untuk perhitungan zonasi daerah dan kebijakan,” tegasnya.

“Adapun data yang dirilis Jubir Satgas Pusat kemarin adalah data yang belum mencerminkan data real di Kota Depok,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved