Antisipasi Virus Corona di Depok

Dana Bansos Dipotong Rp50 Ribu untuk Perbaikan Ambulans di Depok, Polisi Tak Temukan Unsur Pidana

Polisi telah rampung menggelar perkara kasus dugaan pemotongan dana bantuan sosial tunai (BST) yang terjadi di RW 05, Beji, Kota Depok.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Mobil ambulans RW 05, Beji, Kota Depok, yang mengalami turun mesin, Kamis (29/7/2021). 

“Sebelumnya kami sudah mensosialisasikan lewat  RT, tolong kita nanti mohon ada bantuan donasi ambulans kita yang turun mesin, seher, ganti aki, dan lain-lain yang butuh Rp 6,5 juta,” timpalnya lagi.

Saat ini, mobil ambulans tersebut sudah bisa beroperasi setelah diperbaiki.

Uang yang sudah terkumpul dikembalikan

Pengurus lingkungan RW 05, Beji, Kota Depok, mengembalikan kembali uang donasi dari para warga penerima bantuan sosial tunai (BST) sebesar Rp 50 ribu.

Diberitakan sebelumnya, donasi Rp 50 ribu dari uang bansos tunai sebesar Rp 600 ribu yang didapatkan warga ini untuk keperluan perbaikan mobil ambulans, dan menunjang program kain kafan gratis di lingkungan RW 05.

“Iya dibalikin, saya tidak mau berlarut-larut jadi saya ikutin aja mekanismenya. Saya kembalikan semua uang,” jelas Ketua RW 05, Kuseri, di Posko Kampung Siaga Tangguh Jaya RW 05 Beji, Kamis (29/7/2021).

Dari 231 warga penerima bantuan, Kuseri mengatakan, donasi yang terkumpul untuk perbaikan mobil ambulans dan program kain kafan gratis ini terkumpul sebesar Rp 11.550.000.

“Rp 11.550.000, hari ini sedang dikembalikan. Saya maunya semua. Tidak ada lagi istilah uang sisa,” tegasnya.

Kuseri mengatakan, sesungguhnya ada 251 warga penerima bansos tunai ini di lingkungannya.

Namun demikian, 20 di antaranya tidak memiliki alamat yang jelas, dan domisilinya kemungkinan besar sudah pindah dari lingkungan tersebut.

Baca juga: Kertas Hasil Swab Positif Covid-19 Jadi Bungkus Gorengan Viral di Medsos, Polisi Depok Turun Tangan

“Ada 251, yang dapat 231. Yang 20 karena alamatnya tidak tahu, tidak jelas, kita kembalikan 20 ke kantor pos,” tuturnya.

Terakhir, Kuseri menegaskan, bahwa donasi ini bukanlah pemotongan, lantaran warga lainnya yang tidak menerima bansos tunai pun ikut berpartisipasi dalam donasi tersebut.

“Saya kembalikan semua uang. Nanti masalah masyarakat akan memberi kepada kami ya silahkan saja tapi jangan sekarang. Kapan terserah, biar donasi jangan dikira pemotongan. Ngasih berapa terserah, kita tidak ada bahasa pemotongan-pemotongan itu,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved