Pertempuran Sasak Kapuk, Bentrokan Berdarah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan di Bekasi
Dalam buku Kemandirian Ulama Pejuang KH Noer Ali karya sejarawan Bekasi Ali Anwar, pertempuran Sasak Kapuk terjadi pada 29 November 1945.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, MEDAN SATRIA - Republik Indonesia memperingati Hari Jadi ke-76 tahun pada 17 Agustus 2021 mendatang, di balik genggap gepita hari proklamasi, terdapat cerita heroik para pejuang kemerdekaan yang patut diingat.
Diantaranya pertempuran Sasak Kapuk di Bekasi, pertempuran ini bisa dibilang cukup mematikan lantaran menelan cukup banyak korban jiwa dari pihak pejuang kemerdekaan.
Dalam buku Kemandirian Ulama Pejuang KH Noer Ali karya sejarawan Bekasi Ali Anwar, pertempuran Sasak Kapuk terjadi pada 29 November 1945.
"Sekutu melakukan penyerangan terhadap Cakung, Pondok Ungu, dan Kranji," kata Ali Anwar dalam bukunya.
Saat itu sekutu menggunakan tentara Punjab ke-1/16, Squadron Kavaleri FAVO ke-11, pasukan Perintis ke-13, pasukan Resimen Medan ke-37, dan Detasemen Kompi Medan ke-69 serta dengan 50 truk lima meriam dan beberapa mortir dan kanon.
Penyerangan sekutu tidak lain karena kemarahan atas eksekusi 26 awak pesawat Dakota Inggris yang melakukan pendaratan darurat di Rawa Gatel Cakung, 23 November 1945.
Seluruh awak pesawat Dakota Inggris ditahan di sel tengsi Bekasi, pihak sekutu meminta agar seluruhnya dibebaskan tetapi pejuang Bekasi justru melakukan eksekusi mati.
"Pertempuran pertama terjadi di Cakung, mengakibatkan jatuh korban pada kedua belah pihak, dari pihak Republik (pejuang kemerdekaan) sebanyak 13 orang," tulis Ali dalam bukunya.
Pasukan sekutu kemudian berusaha merangsek masuk ke jantung wilayah Bekasi. Namun langkah mereka tertahan di Kampung Rawapasung.
"Mereka ditahan TKR, Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI), Laskar Rakyat (LR) dan Pasukan Penack Silat (PS)," papar Ali Anwar masih dalam buku yang sama.
Baca juga: Borong Dagangan PKL di Poltangan, Kajati DKI Bagikan ke Kaum Dhuafa hingga Warga Isoman
Baca juga: Mural Mirip Muka Jokowi Tulisan 404: Not Found di Tangerang Sudah Hilang Total
Baca juga: Kumpulan 40 Link Twibbon HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia, Cocok Dibagikan di Medsos
Kesulitan menembus adangan para pejuang kemerdekaan, tentara sekutu lalu mundur ke arah Pondok Ungu (saat ini wilayah Kelurahan Medan Satria).
Di sana, pasukan Hizbullah pimpinan KH Noer Ali dan dua regu pasukan TKR laut Pimpinan Mayor Madnuin Hasibuan sudah menunggu.
Pertempuran mematikan ini akhirnya terjadi, pasukan KH Noer Ali kala itu hanya bermodalkan golok dan bambu runcing.
Menyerang secara mendadak pasukan sekutu yang sebelumnya sudah dipukul mundur pejuang di Rawapasung.