Persija Jakarta

Ultah ke-42, Bek Senior Persija Ismed Sofyan Ingin Segera Pulih Bawa Macan Kemayoran Juara

Bek senior Persija Jakarta Ismed Sofyan merayakan ulang tahun ke-42 pada 28 Agustus lalu. Apa harapan Ismed Sofyan?

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM/WAHYU SEPTIANA
Bek kanan senior Persija Jakarta, Ismed Sofyan saat ditemui di Kantor Persija, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2020). Bek senior Persija Jakarta Ismed Sofyan merayakan ulang tahun ke-42 pada 28 Agustus lalu. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Bek senior Persija Jakarta Ismed Sofyan merayakan ulang tahun ke-42 pada 28 Agustus lalu.

Ismed Sofyan belum dapat membela Macan Kemayoran karena masih dalam tahap pemulihan cedera.

Bek senior tersebut ingin segera membela Persija Jakarta.

“Dalam waktu dekat harapan saya ingin segera pulih dari cedera. Setelah itu, saya ingin segera kembali membela Persija dan membawa tim ini kembali juara,” ungkap Ismed Sofyan d8/2021ikutip dari laman resmi klub, Senin (30/8/2021).

Ismed menghabiskan hampir 20 tahun karir sepak bola di Persija Jakarta.

Baca juga: Jelang Liga 1 2021, Persija Jakarta Perbaiki 2 Kelemahan Skuat Macan Kemayoran

Dalam kurun waktu itu, ia telah mempersembahkan beragam gelar untuk Macan Kemayoran, mulai dari trofi Liga 1 2018 hingga Piala Menpora 2021

"Secara umum, pada hari ulang tahun ini saya juga berharap Persija menjadi tim yang lebih baik di semua hal dan bidang," kata Ismed.

Ulang tahun ke-42, Ismed pun berdoa dan berharap menjadi pribadi yang lebih baik serta bermanfaat bagi sesama.

"Semoga saya bisa menjadi lebih dewasa dan semakin dekat dengan Allah SWT," pungkasnya.

Baca juga: Persija Jakarta Punya Modal Bagus Jelang Berlaga di Liga 1 2021

Ismed Sofyan Bocorkan Kapan Kembali Perkuat Persija

Ismed Sofyan, pemain senior Persija Jakarta. DOK TABLOID BOLA
Ismed Sofyan, pemain senior Persija Jakarta. DOK TABLOID BOLA (Dok Tabloid Bola)

Pemain senior Persija Jakarta Ismed Sofyan membocorkan kapan dirinya bisa kembali memperkuat Persija Jakarta.

Diketahui bek kanan andalan Persija Jakarta itu kini tengah menjalani perawatan pasca menjalani operasi lutut.

Bahkan untuk minimal satu bulan ini, Ismed Sofyan harus berjalan dibantu dengan tongkat.

Baca juga: Tekuk Persikabo di Uji Coba, Coach Sudirman Nilai Permainan Persija Kian Berkembang

Pemilik nomor punggung 14 di Macan Kemayoran ini pun menceritakan kondisi terkininya saat berbincang di akun Youtube Persija Jakarta.

"Sekarang sedang tahap terapi masih gunakan tongkat karena dokter bilang kurang lebih 1 bulan baru lepas tongkat," kata Ismed Sofyan dilansir TribunJakarta.com dari akun Youtube Persija Jakarta, Rabu (11/8/2021).

Dia pun menyebut bahwa kondisi lututnya saat ini dalam kondisi cukup bagus pasca operasi.

Baca juga: Jakmania, Dengar Imbauan Presiden Persija Terkait Liga 1: Jangan Pawai Kemenangan, Dukung dari Rumah

Ismed menuturkan dirinya terus melakukan pemulihan agar kondisi fisiknya dapat kembali seperti sedia kala.

"Sekarang musti jaga terapi, karena harus kembalikan kondisi," tutur Ismed Sofyan.

Rasakan Hal Tak Nyaman Setahun Terakhir

Ismed Sofyan mengaku sebelum akhirnya menjalani operasi pada 28 Juni 2021, dia sudah merasakan ada yang tak beres di lutut kirinya sejak setahun terakhir.

Dia pun memutuskan untuk berkonsultasi dengan tim dokter.

Berdasarkan pertimbangan, lutut kiri sang pemain asal Aceh itu harus dioperasi untuk meminimalisir kemungkinan yang lebih buruk.

Baca juga: Usai 500 Hari Tanpa Kompetisi, Ini Cara Kapten Persija Ekspresikan Diri Atas Bergulirnya Liga 1 2021

"Diputuskan harus dioperasi. Kalau tidak kedepannya akan lebih buruk.

Alhamdulillah operasi berjalan lancar. Perkembangan bagus, terapi bagus," ucap Ismed Sofyan.

Bila masa terapi berjalan lancar sesuai jadwal, pemain senior Macan Kemayoran diharapkan sudah bisa kembali memperkuat Persija Jakarta pada enam bulan mendatang.

"Mudah-mudahan cepat. Enam bulan bisa kembali lagi ke lapangan hijau," kata Ismed Sofyan.

Momen Terberat Ismed Sofyan di Persija

Pemain senior Persija Jakarta Ismed Sofyan tiba di tempat latihan klub La Liga Spanyol Deportivo Alaves.
Pemain senior Persija Jakarta Ismed Sofyan tiba di tempat latihan klub La Liga Spanyol Deportivo Alaves. (PERSIJA.ID)

Bek senior Ismed Sofyan telah membela Persija Jakarta sejak tahun 2002.

Selama bersama Macan Kemayoran, Ismed telah mengalami dinamika Persija Jakarta, mulai dari meraih prestasi hingga pengalaman yang tidak mengenakan.

Sebagai pesepak bola profesional, Ismed pernah pula melewati momen pahit bersama tim Oranye.

Salah satu yang diingat pesepak bola 41 tahun itu hingga sekarang adalah tatkala Persija harus berupaya keras lepas dari zona degradasi pada kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) musim 2013.

“Buat saya, musim 2013 adalah momen terendah selama di Persija Jakarta,” kata Ismed dikutip dari persija.id.

Ismed berujar bahwa kala itu sejumlah pemain utama Persija Jakarta meninggalkan tim, karena beragam alasan.

Baca juga: Rayakan Kembalinya Liga 1 2021, Winger Lincah Persija Punya Pesan Buat The Jakmania

Akibatnya, skuad menjadi sedikit limbung dan berakibat tidak baik bagi permainan di lapangan hijau.

Di kompetisi LSI  musim 2013, Persija harus finish di posisi ke-11 dari 18 tim dengan 12 kemenangan, enam imbang, dan 16 kekalahan.

Bahkan, tim mencatat rekor kekalahan beruntun terpanjang yang ditorehkan sebuah klub pada musim itu yakni enam pertandingan.

"Biasanya, Persija langganan di papan atas. Tetapi musim itu kami terpuruk. Itu menjadi momen paling sulit buat saya,” ujar Ismed.

Catatan buruk Persija saat itu pun membuat sejumlah klub tanah air menggoda Ismed untuk bergabung, tetapi ia menolak karena masih mencintai tim ibu kota.

“Saya ingin membantu tim keluar dari situasi sulit," ucap Ismed.

“Rasa cinta setiap orang kan berbeda.

Kalau memikirkan materi, peluang (pindah) terbuka lebar karena banyak tawaran dengan nominal cukup besar. Tetapi soal kenyamanan, tidak semua klub memilikinya," papar Ismed.

Baca juga: Usai 500 Hari Tanpa Kompetisi, Ini Cara Kapten Persija Ekspresikan Diri Atas Bergulirnya Liga 1 2021

Momen Tak Terlupakan Ismed Sofyan di Persija Jakarta

Bek Persija Jakarta, Ismed Sofyan menggunakan tongkat setelah menjalani operasi lutut pada 28 Juni lalu
Bek Persija Jakarta, Ismed Sofyan menggunakan tongkat setelah menjalani operasi lutut pada 28 Juni lalu (ISTIMEWA/Twitter Persija Jakarta)

Selama hampir dua dekade bergabung di Persija Jakarta, tentu sudah banyak momen, baik suka maupun duka yang dijalani Ismed Sofyan,

Namun Ismed Sofyan tetap memiliki cerita yang menurutnya paling manis diantara banyaknya kenangan dirinya di Persija Jakarta.

Untuk momen terbaik yang pertama, Ismed Sofyan menyebutkan hal itu ia dapatkan tiga tahun silam.

Tepatnya yakni ketika Persija sukses meraih gelar juara Liga 1 2018.

Kala itu, Persija berhasil menjadi yang terbaik dikancah tertinggi sepak bola Indonesia dengan mengumpulkan 62 poin.

Catatan poin Persija hanya terpaut satu angka dari PSM Makassar yang menempati posisi dua klasemen akhir Liga 1 2018.

Baca juga: Liga 1 Bergulir Malam Ini, Harapan Pemain Asing Persija Jakarta Ingin Ulangi Prestasi Piala Menpora

Ismed Sofyan pun menyebut gelar juara yang didapatkan Persija memanglah layak karena disepanjang musim semua pemain solid.

"Dari awal kompetisi kami sudah di papan atas, kalau tidak diperingkat kedua ya peringkat ketiga," kata Ismed dilansir dari laman resmi Persija, Jumat (23/7/2020).

"Saat itu kondisi tim sangat solid,"

"Kebersamaan antar pemain sangat terasa, tidak pernah berjarak," ujarnya.

Sementara itu, untuk momen terbaik kedua terjadi pada tahun 2005.

Berbeda dengan musim 2018, di 2005 Persija tak berhasil meraih gelar juara.

Bahkan dua kali menjalani laga final, tak satupun kemenangan bisa diraih saat itu.

Pertama dikalahkan Persipura dengan skor 2-3 (Final Divisi Utama) dan kedua tumbang dari Arema FC dengan skor 3-4 (Final Piala Indonesia).

Namun kekalahan yang diterima justru membuat Persija semakin kompak.

Itulah mengapa Ismed menyebut tahun 2005 menjadi salah satu momen terbaiknya.

"Sebenarnya itu musim yang pahit karena kami punya kans juara di dua kompetisi yang finalnya dimainkan di Jakarta, namun sayang gagal juara," ujar Ismed.

"Suasana tim saat itu sangat nyaman, baik di dalam maupun di luar lapangan,"

"Meski gagal, setelah itu kami belajar semakin kompak sebagai sebuah tim," tuturnya. (TribunJakarta.com/Media Persija)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved