Teriakan Bocah 6 Tahun Matanya Dikorbankan Orangtua, Pelaku Ngaku Lihat Sesuatu Pulang dari Kuburan
Bocah 6 tahun sontak berteriak ketika matanya dilukai orangtuanya. Lebih parahnya lagi, kakek dan nenek ikut memegangi kaki korban agar tak melawan.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Bocah 6 tahun sontak berteriak ketika matanya dilukai orangtuanya.
Lebih parahnya lagi, kakek dan nenek ikut memegangi kaki korban agar tak melawan.
Aksi sadis keluarga asal Gowa, Sulawesi Selatan itu sontak menggegerkan warga sekitar.
Diduga, orangtua mengorbankan mata anaknya demi menjalani ritual pesugihan.
Perbuatan sadis itu terjadi di Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Nekat Korbankan Mata Bocah 6 Tahun, Orangtua dan Nenek di Gowa Kerap Jalani Ritual di Malam Tertentu
Beruntungnya, kerabat korban, Bayu (34) buru-buru menolong.
Diceritakan Bayu, mulanya ia sedang duduk-duduk di depan rumah korban bersama petugas Bhabinkantibmas Malino sepulang dari makam.
Kemudian, Bayu mendengar suara teriakan di rumah korban sepulang dari makam.

Sumber teriakan itu tak lain berasal dari bocah malang tersebut.
Bayu akhirnya masuk ke rumah dan melihat mata korban dalam kondisi terluka di sebelah kanan.
Sementara, orangtua korban memegangi bagian kepala.
Kakek dan nenek korban turut membantu memegangi kaki si bocah.
Diduga mereka sedang melakukan sebuah ritual gaib dengan mengorbankan mata bocah itu.
"Kami langsung ambil ini anak untuk dievakuasi," ucap Bayu dikutip Kompas.com, Jumat (3/9/2021).
Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Bayu bercerita orangtua korban sempat pergi ke kuburan.
Baca juga: Orangtua dan Nenek di Gowa Tega Korbankan Mata Bocah 6 Tahun untuk Sebuah Ritual
Sepulang dari kuburan, Bayu menyebut orangtua korban mengaku melihat sesuatu di mata anaknya.
"Yang ini pas kami dari kuburan orangtuanya kan masih belum sadar katanya dia lihat sesuatu di mata anaknya, mereka berusaha mengambil,"
"Mereka berempat (terduga pelaku) menganiaya korban," kata Bayu.

Selain itu Bayu menuturkan, ibu korban mengaku sering mendengar bisikan gaib.
Tak hanya itu saja, kata Bayu, orangtua korban juga melakukan ritual di malam tertentu.
"Di rumah itu memang mereka sering gelar ritual aneh seperti pesugihan dan mereka kerap berhalusinasi," sambungnya.
Bayu melanjutkan, ia menduga orangtua korban sedang mendalami ilmu hitam.
"Mungkin orangtua anak ini diluar kesadaran non medis. Jadi orangtuanya seperti memiliki ilmu hitam apa begitu," ujarnya seperti dikutip dari Tribun Timur.
Kini, bocah malang itu telah dibawa ke RSUD Syekh Yusuf Gowa untuk menjalani perawatan.
Baca juga: Ada Wanita Lain, Siasat Kekasih Bunuh Gadis Open BO Lalu Buang Mayatnya Terbungkus Kardus di Cakung
Motif
Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Boby Rachman mengatakan pelaku mengaku mendapat bisikan gaib hingga tega melukai mata anaknya sendiri.
"Berdasarkan hasil interogasi dari para tersangka, motifnya ini adalah halusinasi di mana tersangka kerap mendapat bisikan gaib yang mengharuskan melakukan kekerasan kepada korban," ujarnya.
Atas peristiwa ini, polisi mengamankan lima orang keluarga bocah tersebut, yakni kedua orangtua, paman, serta kakek dan nenek.

Dua orang di antaranya dibawa ke Rumah Sakit Dadi Makassar untuk menjalani pemeriksaan mental.
"Kami telah mengamankan tiga orang dan dua sementara menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Jiwa Dadi Makassar sebab ada dugaan awal gangguan mental namun kami masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan rumah sakit,” ucap Boby.
Sementara itu Kapolres Gowa, AKBP Tri Goffaruddin Pulungan mengatakan pihaknya sementara menyelidiki kasus KDRT ini.
Begitupula dengan dugaan pesugihan pelaku sehingga menganiaya korban yang tak lain anak mereka sendiri.
Sejauh ini, kata dia, proses penyelidikan telah memeriksa empat orang saksi.
Para saksi-saksi ini merupakan orang yang berada di lokasi kejadian.
Menurut dia, kedua orangtua korban yang menjadi pelaku saat ini telah dilakukan observasi di RS Dadi Makassar.
Baca juga: Menantu Bunuh Mertua Karena Disinggung Tidak Memiliki Harta
Sebab, pihaknya menduga kedua orangtua korban mengalami gangguan jiwa.
Selain itu, AKBP Tri Goffaruddin berencana akan berkoordinasi dan melibatkan pihak depertemen agama dan tokoh masyarakat terkait dugaan pesugihan tersebut.
Senada yang dikatakan Boby Rachman. Dugaan pesugihan atau ritual katanya, masih sementara penyelidikan.
Dari informasi, menurut Boby Rachman, dugaan pesugihan ini memiliki perkumpulan.
Dugaannya sekira ada 40 orang yang diduga menjadi kelompok pesugihan itu.
"Masih kita dalami, mereka ada perkumpulannya ada 40 orang, ini masih didalami dan melibatkan Polsek, kementerian agama dan tokoh masyarakat di sana dan akan dilakukan penyuluhan kepada masyarakat dan jangan sampai ada seperti ini," jelasnya
(TribunJakarta/TribunTimur/Kompas)