Detik-detik Kang Dedi Mulyadi Ajak Satpol PP Bernama Dedi Bersumpah, Jika Bohong Kena Hernia
Terungkap detik-detik Kang Dedi Mulyadi ajak anggota Satpol PP Kabupaten Purwakarta bernama Dedi bersumpah, jika bohong kena hernia.
Penulis: Elga H Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Terungkap detik-detik Kang Dedi Mulyadi ajak anggota Satpol PP Kabupaten Purwakarta bernama Dedi bersumpah, jika bohong kena hernia.
Mantan Bupati Purwakarta dua periode ini punya alasan sampai harus blusukan mengumpulkan Satpol PP bernama Dedi.
Politikus Partai Golkar ini mencari nama Dedi karena aduan seorang wanita pengemis yang ditemuinya beberapa hari lalu.
Saat itu, si pengemis yang pura-pura cacat terbongkar ketika Kang Dedi Mulyadi atau KDM, menanyakan identitasnya.
Dari penuturan si pengemis, dia mendapatkan KTP Purwakarta dengan cara membayar Rp 500 ribu kepada oknum Satpol PP Kabupaten Purwakarta.
Ternyata, oknum Satpol PP yang disebut sebagai makelar KTP itu bernama Dedi.
Baca juga: Niat Mau Dapat Iba Kang Dedi, Pengemis Justru Malu Terbongkar Kedoknya: Bilang Sakit tapi Ketawa
Setelah mendapat pengakuan pengemis yang pura-pura cacat, Kang Dedi Mulyadi mendatangi kantor Satpol PP Purwakarta.
"Saya akan menemui nama-nama yang bernama Dedi itu, bener enggak. Jangan-jangan hanya cerita si ibu," ungkap Kang Dedi Mulyadi di akun YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (7/9/2021).
"Bagi saya setiap ucapan harus ditindaklanjuti agar tak menimbulkan fitnah," imbuh anggota DPR RI ini.

Menurut dia, bila memang benar ada oknum Satpol PP Kabupaten Purwakarta yang menjualbelikan KTP maka harus mendapatkan sanksi.
"Kalau tidak ada, si ibu harus menjelaskan kalau itu bohong," beber Kang Dedi Mulyadi.
Di kantor Satpol PP Kabupaten Purwakarta, ada tiga petugas bernama Dedi maupun Dedy yang dikumpulkan oleh Kang Dedi Mulyadi.
Ia menjelaskan maksud kedatangannya ke kantor Satpol PP Kabupaten Purwakarta itu.
Mulailah Kang Dedi Mulyadi bercerita ada wanita pengemis yang pura-pura tangannya cacat, bukan orang Purwakarta tapi punya KTP Purwakarta.
Baca juga: Perkara Sapu, Kang Dedi Omeli Emak-emak: Belum Jadi Pejabat Sudah Serakah
"Dia, katanya bikin KTP sama Satpol PP yang namanya Dedi. Makanya kan mesti dicek bener apa enggak," jelas Kang Dedi Mulyadi.
Dari ketiga petugas, tak satu pun yang mengaku sebagai makelar pembuat KTP untuk pengemis yang pura-pura cacat itu.
Kang Dedi Mulyadi kembali menegaskan pengakuan ketiga Satpol PP Kabupaten Purwakarta itu.

Bahkan, dia menantang apabila ada yang berbohong maka akan terkena hernia.
Hernia atau turun berok adalah kondisi ketika organ tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan ikat di sekitarnya yang lemah.
Mendengar hal itu, seorang satu Satpol PP bernama Dedi tertawa dan menyampaikan keberatan dengan ucapan Kang Dedi Mulyadi.
Ia mengaku dirinya sudah pernah mengalami hernia pada awal pernikahannya dulu.
"Pas umur 30 (kena hernia)," kata Dedi, petugas Satpol PP Kabupaten Purwakarta sambil malu-malu menyampaikan pengakuannya.
Beruntungnya, penyakit itu bisa disembuhkan setelah dibawa ke pengobatan tradisional.
Selanjutnya, untuk membuktikan siapa yang berbohong dalam hal jual beli KTP, Kang Dedi Mulyadi lantas mengajak mereka mendatangi kediaman sang wanita pengemis.
Baca juga: Duduk Memohon, Pria Tua Ini Minta Jampi-jampi Kang Dedi Biar Kakinya Sembuh karena Takut Rumah Sakit
Bongkar Modus Pengemis Pura-pura Cacat
Kang Dedi Mulyadi tak sengajar membongkar wanita pengemis dengan modus pura-pura cacat tangan kirinya agar dikasihani.
Ia mendapati si pengemis ketika berada di sebuah rumah makan di salah satu wilayah di Kabupaten Purwakarta.

Sudah hafal dengan ragam modus para gelandangan, Kang Dedi Mulyadi langsung tahu pengemis di depannya pura-pura cacat.
Ia pun langsung membuka selendang yang menutupi tangan kiri wanita pengemis tadi.
Meski sang pengemis itu menolak sambil mengucapkan sakit, Kang Dedi Mulyadi tetap tak percaya dan membuka selendang itu.
Agar kedoknya tak terbongkar, pengemis tadi berteriak sakit tetapi justru mukanya sambil ketawa.
Hal itu semakin membuat Kang Dedi yakin, pengemis itu pura-pura cacat.
"Aduh pak sakit, sakit," ucap wanita pengemis ketika tangannya dipegang Kang Dedi Mulyadi.
Setelah selendang dibuka, ternyata benar tangan kiri pengemis wanita itu normal.
Baca juga: Bocah SMP Kendarai Mobil Pick Up di Kaki Gunung, Tak Panik Ditanya Kang Dedi Soal Barang yang Dibawa
Tapi, sang pengemis tetap saja mengaku sakit dengan muka tak menunjukkan kesakitan apapun.
"Udah dikasih Allah tangan baik, pura-pura cacat. Emak (pedagang) yang kakinya lumpuh masih dagang ayam," ujar Kang Dedi Mulyadi membandingkan sang pengemis dengan lansia yang tetap berusaha dengan cara terhormat meski kakinya lumpuh.
Kedoknya terbongkar, sang pengemis wanita itu tak begitu saja mau mengaku.

Si wanita pengemis ini justru mengucapkan kata dosa tiap kali diomeli.
"Kamu yang dosa pura-pura cacat," tegur Kang Dedi Mulyadi.
"Iya pak saya yang dosa," jawab pengemis itu sambil tertawa lantaran malu kedoknya dibongkar.
Kang Dedi Mulyadi merasa risih dengan keberadaan pengemis pura-pura cacat semacam ini.
Menurutnya, si wanita lebih baik menjadi asisten rumah tangga daripada menjadi gelandangan dengan membohongi orang.
"Kenapa minta-minta, enggak usaha. Jadi pembantu apa kuli cuci. Sekarang cari ART gaji Rp 3 juta aja susah," kata Kang Dedi Mulyadi.
Pengemis itu kembali hanya tertawa sambil mengatakan dirinya mendapatkan uang Rp 50 ribu dalam sehari.
Baca juga: Aksi Dedi Mulyadi Review Sultan Ciririp, Kades Berpenghasilan Rp30 Juta Sehari yang Punya 2 Istri
Setelah wanita tadi mengakui dirinya pura-pura cacat untuk mengemis, Kang Dedi Mulyadi menanyakan identitasnya.
"Saya ada KTP pak," kata si wanita sambil memberikan KTP-nya.
Rupanya, KTP itu memunculkan masalah baru lantaran si wanita membayar Rp 500 ribu dari oknum petugas Satpol PP Kabupaten Purwakarta.