Perjuangan Ibu Demi Keluarga Saat Suami Sakit: Sebelum Subuh Panggul Ikan, Siangnya Pikul Kayu Bakar
Seorang ibu sudah memanggul ikan sebelum Subuh dan memikul kayu bakar pada siang harinya dengan jarak yang lumayan jauh.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang ibu sudah memanggul ikan sebelum Subuh dan memikul kayu bakar pada siang harinya dengan jarak yang lumayan jauh.
Perjuangan keras dilakukan seorang ibu bernama Suryati (54) setiap harinya.
Hal itu harus dilakukannya untuk menghidupi keluarganya di saat sang suami terbaring sakit.
Suami Suryati mengidap stroke sehingga tak bisa banyak beraktifitas.
Selain harus menghidupi suami serta anak-anaknya yang masih tinggal dengannya, Suryati juga harus menghidupi cucunya yang ibunya telah meninggal dunia.
Baca juga: Lihat Seisi Rumah Pengemis Modus Cacat, Kang Dedi: Saya Ga Kasih Bantuan, Ibu Aja Motornya Dua
Perjuangan hidup Suryati itu tak sengaja ditemukan oleh Anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang hendak melakukan kunjungan kerja ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor, Jawa Barat.
Saat berada di dalam mobil, Kang Dedi Mulyadi alias KDM berpapasan dengan Suryati yang saat itu sedang memikul kayu bakar di atas kepalanya.
Suryati memikul kayu bakar itu dari area perkebunan untuk dijual ke tempat pembuatan ikan pindang.

"Kalau enggak ngambil kayu bakar, saya makan darimana
Suami saya stroke, masih ada anak kecil sama cucu yang ibunya meninggal," ucap Suryati dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (8/9/2021).
Kepada Kang Dedi, Suryati menyebut mendapatkan upah Rp 20 ribu per harinya membawakan kayu bakar dari pohon jenis kaliandra tersebut.
"Rp 20 ribu buat beli beras cukup aja seliter sama ikan asin," ujar wanita asal Kampung Lamping, Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu.
Ibu tujuh anak itu memikul kayu bakar itu di atas kepalanya.
Namun agar kepalanya tak sakit, dia melapisi kepalanya dengan bantal kecil.
Baca juga: Mudanya Pasang Susuk Taklukan Banyak Wanita, Masa Tua Pecatan Tentara Jadi Pemulung Demi Hidup
"Kalau di pundak susah, kalau di kepala kan enak," ujarnya menjelaskan alasannya memilih memikul di atas kepala.