Pembelajaran Tatap Muka
Siswa Kelas 1 dan 2 SD di Tangsel Belum Bisa Baca, Kadis Pendidikan: Enggak Masalah
Banyak siswa kelas I dan II di Tangsel belum bisa membaca. Kepala Dinas Pendidikan Taryono, tidak menganggap perkara itu sebagai masalah besar.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat SD di Tangerang Selatan (Tangsel) mengungkap bukti tidak efektifnya belajar daring atau online selama pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, sudah hampir dua tahun siswa seluruh tingkat belajar dari rumah secara online.
Karena kesulitan belajar di depan layar gawai, siswa kelas I dan II yang masih berproses belajar membaca, akhirnya belum menguasainya.
Banyak siswa kelas I dan II di Tangsel belum bisa membaca.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Taryono, tidak menganggap perkara kemampuan baca siswa sebagai masalah besar.

Baginya, siswa bisa mengejar kemampuan membaca itu saat belajar di sekolah.
"Ada mungkin kelas I, kelas II, enggak masalah, itu kan bisa dikejar," ujar Taryono melalui sambungan telepon, Senin (13/9/2021).
Baca juga: Gedung Lama Terbengkalai, Hari Kedua PTM di SMAN 1 Tangerang Terkendala Hadirnya Tikus Makan Kabel
Terlebih bagi siswa kelas I. Taryono memaklumi jika siswa yang baru pertama masuk sekolah itu belum bisa baca.
"Karena memang ketentuannya seperti itu. Anak TK tidak wajib untuk diajari baca tulis," ujarnya.
Taryono mengimbau kepada guru-guru di sekolah untuk mengulang pelajaran dari awal.
"Makanya pada saat masuk hari pertama, pada awal-awal masuk PTM maka intensitas yang harus ditekankan guru berkomunikasi secara interaktif, personal, memberi semangat."

"Memperkenalkan guru dengan lingkungan sekolah, mengulang lagi terkait pembelajaran di sekolah. Itu yang harus dilakukan sekolah," kata Taryono.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, belajar online atau daring di rumah membuat banyak siswa kelas I dan II belum bisa baca.
Untuk kelas II, siswa tidak merasakan belajar membaca secara langsung di kelas, sehingga sulit mengembangkan kemampuan mengenal huruf.
Di SDN 01 Serua, Ciputat, dari 90 siswa kelas II, setengahnya belum bisa membaca.
"Ya kendalanya di kelas ya sudah pasti ya karena mereka sudah setahun kan sekolah online. Ya otomatis gurunya super ekstra."
Baca juga: Selama Sekolah Tatap Muka Tingkat SMP di Tangerang: Tidak Ada Istirahat dan PKL Dilarang Jualan
"Kalau menurut Bu Gurunya, hampir 50%, setengahnya. Kelas satu yang naik kelas dua nih. Karena kelas satu baru berjalan nih," ujar Sri Yuliati, Kepala SDN Serua 01.
Sedangkan untuk kelas I, Yuliati tidak menyebutkan prosentase, namun jumlahnya cukup banyak.
Hal itu lantaran banyak siswa kelas I yang sebelumnya tidak sekolah Taman Kanak-kanak (TK).
Pun bagi yang sekolah TK, pembelajaran juga tidak maksimal karena dilalakukan secara online. Hal itu tidak menjamin siswa bisa membaca.
"Kalau kelas I memang baru belajar. Tapi kalau dia dari TK bisa baca. Cuma kan ini kebanyakan enggak dari TK. Iya kelas I mayoritas (enggak bisa baca)," kata Yuliati.
Hal yang sama diutarakan Nina Sri Hastuti, guru Bahasa Inggris di SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang.

Nina mengatakan, dari sekira 100-an siswa kelas I, 90% di antaranya belum bisa baca.
"Terus kelas I sekarang, hampir 90% tidak bisa baca."
"Kalau tahun kemarin masih mending ya, adalah 70% sudah bisa baca."
"'Susah benar, enggak ada yang bisa baca' karena TK juga enggak sekolah kan, langsung SD," kata Nina.
Baca juga: PTM di SMAN 1 Tangerang Langsung Dihentikan Jika Ada Siswa yang Ditemukan Positif Covid-19
Sementara, untuk kelas II, Nina tidak menyebutkan jumlah siswa, namun menurutnya jumlah siswanya yang belum bisa baca cukup banyak.
"Kendalanya nih, yang kelas II, banyak yang belum bisa baca, karen kemarin setahun kelas I-nya enggak ada tatap muka, susah," pungkasnya.