Kisah Balita Gemar Santap Pecahan Tembok & Tanah, Pengakuan Pilu Sang Ibu Tak Bisa Beri Jajan
Kisah balita memiliki kebiasaan tidak wajar datang dari wilayah Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. VF gemar makan tanah dan pecahan tembok
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
Bahkan, ia dan keluarganya hanya makan dua kali sehari.

"Ya, mungkin karena tidak pernah jajan. Makan saja sehari kami mampunya hanya dua kali," kata Umrotun.
Umrotun adalah ibu rumah tangga yang memiliki 3 anak.
Sementara suaminya, Carmo, bekerja sebagai teknisi barang-barang eletronik yang penghasilannya tak menentu.
"Penghasilan memang tidak menentu. Kalau ada orang yang datang mau servis, baru dapat uang. Paling Rp 10.000 sampai Rp 25.000," katanya.
Baca juga: Bongkar Kotak Amal di Toilet Masjid, Aksi Pencurian oleh Bocah dan Balita Dipergoki Jemaah
Umrotun dan Carmo hanya menikah siri sehingga mereka tak memiliki kartu keluarga.
Anak-anak mereka pun tak memiliki akta kelahiran.
Karena tak memiliki kelengkapan administrasi, Umrotun dan suami tak penah mendapat bantuan dari pemerintah.
"Memang belum pernah dapat bantuan sama sekali, mungkin karena tidak punya KK. Anak-anak juga belum punya akta kelahiran," jelasnya.
Kedatangan Dinkes Kota Tegal
Dinas Kesehatan Kota Tegal bersama Puskesmas Debonglor mendatangi kediaman VF pada Senin (13/9/2021).
Balita berinisial VF itu gemar makan tanan dan pecahan tembok.
Petugas bakal membawa VF ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan dan gizi bocah tiga tahun itu.
Saat berkunjung ke kediaman VF di RT 03 RW 01 Kelurahan Debonglor, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, petugas bertemu dengan VF dan orangtuanya, Carmo (50) dan Umrotun Khasanah (40).
Baca juga: Kisah Sedih Balita Harus Melihat Ayahnya Hembuskan Nafas Terakhir di Pangkuan Ibunya Usai Urus BPJS
Kepala Puskesmas Debonglor dr Fikrie El Mujahid menjelaskan, kebiasaan tidak wajar yang dialami balita VF tersebut bernama Pica.