Jalan Kembung Penjaringan Jadi Arena Tawuran, Warga Trauma Nyalain Lampu, Pasti Dilempar Batu

Aksi tawuran yang kerap kali terjadi di Jalan Kembung, RW 04 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, membuat warga trauma.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino
Muamarroh, warga yang merasakan imbas buruk tawuran di Jalan Kembung, Penjaringan, Jakarta Utara. 

Dalam rekaman CCTV, terlihat ketika beberapa pemuda memasuki pemukiman tersebut sambil menenteng senjata tajam.

Mereka berjalan memasuki permukiman Jalan Kembung perlahan melewati rumah-rumah warga.

Saat tawuran pecah, kedua kelompok ini saling serang dengan menggunakan petasan.

Petasan saling ditembakan hingga memercik hebat seperti terlihat dalam rekaman CCTV.

Salah satu pemuda bahkan sempat melempar ember plastik ke atap rumah warga.

Tak hanya itu, mereka berlari dalam posisi menyerang sambil dengan sengaja menjatuhkan sepeda motor yang terparkir depan rumah warga.

Ketua RT 07 RW 04 Kelurahan Penjaringan Yova Darenoh mengatakan, peristiwa itu terjadi dini hari tadi.

"Jam 4 subuh sudah selesai, jam 1 dia kumpul, jira-kira jam 2 nyerang beberapa kali, sampe tiga kali," kata Yova saat ditemui di lokasi, Rabu sore.

Aksi saling serang antar kedua kelompok membuat warga ketakutan dan hanya bisa mengunci pintu rumah mereka rapat-rapat.

Meski kedua kelompok yang bentrok bukan mereka yang bermukim di Jalan Kembung, warga setempat tetap kena imbasnya.

Bahkan, salah satu rumah warga mengalami kerusakan.

Baca juga: Bawa Celurit Tunggu Teman Siap Serang Lawan, 3 Pelaku Tawuran di Jalan Raya Bogor Diringkus Polisi

Terpantau pada salah satu kediaman warga kaca depan rumahnya pecah dan batu sisa-sisa tawuran masih berada di sana.

Ada pula ceceran darah dari salah satu pemuda yang terlibat dalam tawuran dini hari tadi.

Yova menuturkan, permukiman Jalan Kembung memang kerap kali dijadikan arena tawuran.

Para bandit jalanan tersebut sengaja tawuran di Jalan Kembung karena lokasinya yang cukup tertutup dan tak terpantau aparat kepolisian.

"Karena di sini mereka terlalu nyaman (untuk tawuran). Di sini kan nggak kelihatan, di sini kan perkampungan, nggak dilihat orang dari luar," ucap Yova.

"Kalo di pinggir kali (Pakin) kan dia kelihatan, ada pos polisi juga," sambungnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved