Tugu Sepeda yang Dibanggakan Mas Anies Berantakan dan Berdebu, Mangkrak Ditutupi Terpal Biru

Seolah malu, Tugu Sepeda yang terletak di trotoar Jalan Sudirman Jakarta Pusat ditutupi terpal biru, Selasa (21/9/2021).

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Seolah malu, Tugu Sepeda yang terletak di trotoar Jalan Sudirman Jakarta Pusat ditutupi terpal biru, Selasa (21/9/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Seolah malu, tugu sepeda yang terletak di trotoar Jalan Sudirman Jakarta Pusat ditutupi terpal biru, Selasa (21/9/2021).

Tugu Sepeda berbentuk bulat ini juga dikelilingi seng setinggi kira-kira dua meter.

Wajah lokasi tersebut tampak berantakan dan berdebu.

Tugu Sepeda yang dibanggakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini dinilai mangkrak.

Sebab, rencana awal pembangunan tugu sepeda ini disebut akan rampung pada Mei 2021.

Seolah malu, Tugu Sepeda yang terletak di trotoar Jalan Sudirman Jakarta Pusat ditutupi terpal biru, Selasa (21/9/2021).
Seolah malu, Tugu Sepeda yang terletak di trotoar Jalan Sudirman Jakarta Pusat ditutupi terpal biru, Selasa (21/9/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Namun, kini lebih dari 90 hari dari target awal belum selesai juga.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, membantah jika proyek itu dikatakan mangkrak.

Baca juga: Masih Ingat Tugu Sepeda Ide Mas Anies di Sudirman? Pembangunannya Kini Mangkrak, Wagub Bilang Gini

"Pokoknya ada perhitungannya (waktu penyelesaiannya)," ucapnya di Balai Kota, Senin (20/9/2021).

Orang nomor dua di DKI ini pun menegaskan, tugu tersebut bakal segera diselesaikan dalam waktu dekat.

Walau demikian, Ariza tak menjelaskan lebih detail target penyelesaiannya tugu sepeda tersebut.

"Nanti pada waktunya kami tampilkan ya," ujarnya kepada awak media.

Desain rancangan tugu sepeda seharga Rp800 juta.
Desain rancangan tugu sepeda seharga Rp800 juta. (Istimewa/Dok Dishub DKI)

Filosofi Tugu Sepeda

Dalam dokumen yang diterima TribunJakarta.com, tugu tersebut dirancang dengan bentuk lingkaran.

Bentuk dasar lingkaran ini menggambarkan bentuk roda sepeda yang melambangkan pergerakan yang dinamis.

Bentuk dasar lingkaran ini dibagi menjadi beberapa ukuran berbeda dan pada pusatnya terletak ukuran yang paling beras.

Baca juga: Tugu Sepeda Seharga Rp800 Juta Dapat Banyak Kritik, Begini Penampakan Terbarunya

Lingkaran dengan ukuran terbesar akan dicetak bentuk 'cakram', yaitu suatu komponen sepeda yang memiliki hirarki tertinggi, pusat rotasi dan merupakan penggerak utama dari sepeda tersebut.

"Spesialnya, cakram ini akan dicetak pula 'landmark-landmark' penting yang menjadi simbol kebanggaan kota Jakarta," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo.

Pada area sisanya, akan dicetak infografis-infografis yang bersifat edukatif mengenai sepeda. 

Seperti, dampak positif bersepeda, sejarah bentuk sepeda, ataupun nama-nama perangkat yang menyusun sepeda.

Kemudian, sisi dalam tugu bakal menghadap ke arah pedestrian atau area bagi pejalan kaki.

Syafrin menyebut, bagian ini bakal dibuat menggunakan material reflektif stainless steel untuk memberikan pengalaman pada pejalan kaki atau pesepeda yang melintas.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo tinjau Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (4/5/2021).
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo tinjau Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (4/5/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

Tujuannya agar pesepeda atau pejalan kaki dapat merefleksikan ruang disekitarnya.

"Material reflektif yang digunakan juga memberikan kesan statis-dinamis."

"Statis ketika tidak ada interaksi apapun, tetapi ketika pejalan kaki atau pesepeda melewati area itu akan terpantul, sehingga bersifat interaktif dan menjadi dinamis," tuturnya.

Untuk membuat tugu sepeda ini, Syafrin menyebut, dana yang dianggarkan mencapai Rp800 juta.

Baca juga: Diperiksa 5 Jam Ditanya 8 Pertanyaan oleh Penyidik KPK, Mas Anies Jelaskan Program Pengadaan Rumah

Dana ratusan juta ini digelontorkan untuk biaya material, jasa konstruksi, dan jasa perupa atau seniman.

Walau demikian, Syafrin memastikan, dana tersebut bukan berasal dari APBD DKI, melainkan dari pihak pihak swasta.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved