Pembelajaran Tatap Muka
Ragukan Temuan Kemendikbud Ristek, Wagub DKI Yakin PTM Tak Timbulkan Klaster Baru Covid-19
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meragukan temuan 25 klaster Covid-19 di sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meragukan temuan 25 klaster Covid-19 di sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Pasalnya, penerapan PTM yang sudah dimulai sejak 30 Agustus 2021 dan 610 sekolah di ibu kota ini dinilai sangat baik.
"Sejauh ini kami meyakini protokol kesehatan yang dilaksanakan saat PTM di sekolah sudah sesuai dengan mekanisme, SOP yang baik," ucapnya, Kamis (23/9/2021).
Kalaupun ada anak atau tenaga pendidik yang terpapar Covid-19, politisi Gerindra ini bilang, besar kemungkinan mereka terpapar saat berada di luar lingkungan sekolah.
"Kemungkinan itu dalam perjalanan atau di rumah, bukan di sekolah," ujarnya di Balai Kota.
Pemprov DKI melalui Dinas Pendidikan hingga saat ini baru menemukan adanya satu sekolah yang melanggar protokol kesehatan, yaitu di SDN 05 Jagakarsa.
Baca juga: Satpol PP Jakarta Timur Belum Temukan Sekolah yang Langgar Protokol Kesehatan Saat PTM
Saat itu, Dinkes DKI menemukan adanya oknum guru yang melakukan pembiaran murid tak mengenakan masker dengan benar saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Sekolah itu pun langsung ditutup dan para tenaga pendidik langsung diberi arahan soal protokol kesehatan.
Selain kasus itu, Pemprov DKI atau dalam hal ini Dinas Pendidikan belum menemukan lagi pelanggaran kesehatan.
Termasuk juga munculnya klaster penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Baca juga: Pemprov DKI Pastikan Sekolah yang Menggelar Pembelajaran Tatap Muka Bertambah Banyak
"Kami sampai hari ini yakin, optimis PTM tidak menimbulkan klaster," tuturnya.
Walau demikian, orang nomor dua di DKI ini bilang, Dinas Pendidikan bakal menelusuri semua klaster Covid-19 di lingkungan sekolah yang diungkap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini.
"Informasi ini masih perlu kita cek kembali. Untuk informasi pastinya nanti menunggu keterangan dari bu Kepala Dinas Kesehatan," kata Ariza.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih dalami temuan 25 klaster Covid-19 selama penyelenggaraan PTM di Ibu Kota.
Hal ini diungkap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti kepada awak media kala menghadiri apresiasi tim pemulasaran jenazah Covid-19 posko Monas, Rabu (22/9/2021).
"Tentu kami akan check and cross check semua data. karena definisi klaster perlu disamakan persepsinya," jelasnya di Monas.
Menurut Widi, pengecekan memang perlu dilakukan lantaran sedari memulai PTM indeks kasus bisa berasal dari mana saja.
"Kita tahu bahwa mungkin dari keluarga dulu, atau saat interaksi di jalan karena pada saat di jalan karena tidak semuanya mempunyai kendaraan pribadi atau mungkin komunitas sekolah ada interaksi sekolah yang kebetulan masuk dan sebagainya," jelasnya.
Pengecekan kembali juga dimaksudkan guna melakukan pembuktian terkait data temuan ini.
Pasalnya, temuan klaster ini berdasarkan data real time milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yakni sekolah.data.kemdikbud.go.id.
Dalam laman yang dilihat TribunJakarta.com pada pukul 19.12 WIB, ada 25 klaster pada PTM.
Baca juga: Belajar di Sekolah di Kota Bekasi: Orangtua atau Wali Murid Wajib Antar-jemput Siswa
Adapun total responden sekolah yang tercatat sebanyak 900. Kemudian tidak ada klaster pada PTM sebanyak 875 .
Sementara untuk pendidik dan tenaga kependidikan positif Covid-19 sebanyak 227 orang dan untuk peserta didik yang positif Covid-19 sebanyak 241 orang.
"Jadi untuk mengatakan apakah itu murni klaster sekolah diperlukan pembuktian. Tim kami sedang mendalami awal indeksnya dari mana," ungkapnya.
"Selama ptm berlangsung kasus positif pasti ada, tapi apakah itu murni berasal dari sekolah tentu perlu investigasi lebih intens sehingga bisa kita nyatakan bahwa itu memang klaster. Tapi sekali lagi kita belum diberikan info atau masih dalam proses melakukan investigasi bersama dengan Disdik," tandasnya. (*)