Lucunya Pengusaha Kena Tipu Minta Solusi ke Kang Dedi: Kecolongan Saya Pak, Tolong Lah
Ada hal lucu dari pengusaha cut and fill di proyek perumahan yang merasa kena tipu minta dicarikan solusi oleh Kang Dedi Mulyadi.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Ada hal lucu dari pengusaha cut and fill di proyek perumahan yang merasa kena tipu hingga akhirnya meminta tolong dicarikan solusi kepada Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi.
Pertemuan Kang Dedi dengan pengusaha itu bermula ketika anggota DPR itu yang sedang blusukan melihat adanya praktik penjualan tanah di sebuah proyek perumahana di Purwakarta, Jawa Barat.
Pasalnya, Kang Dedi menyebut penjualan tanah yang dilakukan ini ilegal.
Di hari pertama kedatangan Kang Dedi ke proyek itu, dia hanya berkomunikasi melalui telepon dengan sang pengusaha yang melakukan penjualan tanah berkedok cut and fill.
Keesokan harinya barulah mereka bertemu dengan turut dihadiri pejebat setempat yang berwenang dan pihak developer perumahan.
Baca juga: Aksi Kang Dedi Semprot Penjual Tanah Ilegal Kedok Penataan Proyek Perumahan: Sekarang Banyak Modus
Kang Dedi meminta mereka semua berdiskusi terkait masalah ini agar tak terjadi praktik pelanggaran hukum yang berujung pada kerusakan alam.
"Kalau cut and fill itu kan untuk hanya di area ini saja bukan untuk dijual," kata Kang Dedi kepada pengusaha itu dilansir dari Youtube pribadinya, Jumat (24/9/2021).
Kang Dedi pun mengaku sudah tahu modus yang dilakukan antara developer dan pengusaha cut and fill itu hingga akhirnya melakukan penjualan tanah secara ilegal.

Adapun tanah tersebut dihargai Rp 160-200 ribu per truknya untuk dibawa ke sejumlah lokasi.
"Developernya nih enggak ada duit untuk cut and fill, nyuruhlah bapak
Biaya operasionalnya dapat dari penjualan tanah.
Jujur-jujuran aja sama saya," ucap Kang Dedi membongkar modus pengusaha itu.
Pengusaha itu pun mengamini apa yang diucapkan oleh Kang Dedi.
Selain apa yang dilakukan ilegal dan merusak alam, yang dipertanyakan Kang Dedi adalah hampir mayoritas yang terlibat di proyek ini adalah orang luar wilayah tersebut.
Baca juga: Kang Dedi Minta Lansia Tak Usah Kerja di Penambangan, Kasih Rp 1,5 Juta: Bapak Di Rumah Aja
"Terus orang sini dapat ekonominya apa," ujar Kang Dedi.
Mendapat pertanyaan itu, sang pengusaha menjamin akan memberikan bagian kepada warga sekitar.
Hal itu justru membuat Kang Dedi geram lantaran pengusaha itu terkesan akan menyelesaikan semuanya dengan uang.
"Bukannya semua dibagi duit.

Yang baik itu orang berkeringat dapat duit," kata Kang Dedi.
Pasalnya, kata si pengusaha, praktik pungli dan premanisme berkedok minta iuran sudah menjadi hal lazim yang ditemuinya.
"Disini hampir semua dari yang kecil sampai yang tua," ujar dia.
Karenanya, Kang Dedi menyuruh pengusaha itu mengurus izin sesuai regulasi yang salah satu tujuannya agar terhindar dari praktik pemerasan.
"Kenapa saya turun kesini,
Karena kontraktor yang dulu jual keluar (tanah), ada premanisme minta 75 ribu per truk.
Baca juga: Lagi Motoran di Kaki Gunung, Kang Dedi Spontan Jatuhkan Diri Saat Lihat Alat Berat Belah Bukit
Makanya saya datang, gaboleh lagi orang hidup dari begini
Rp 75 ribu per truk cuma tidur doang tiap hari kan gaboleh," beber Kang Dedi.
Akui Tertipu
Sementara itu, pengusaha cut and fill itu mengaku dirinya measa ditipu oleh pihak developer perumahan tersebut.

Sebab, sampai sekarang uang kerjasama pun juga belum diterimanya.
"Dibilang tanah subur tahunya boncos
Duitnya ga ada, tanahnya ga ada," ujar dia.
Kang Dedi pun mempertanyakan profesionalitas pengusaha itu.
Pasalnya, dia sendiri tahu bahwa apa yang dilakukan pengusaha itu pasti merugi.
"Ini bapak hitung-hitungannya gimana sih pebisnis?," tanya Kang Dedi.
Baca juga: Kang Dedi Bongkar Perilaku Hansip di Rumahnya: Lapornya Jaga Desa, Ketahuan Jaga Rumah Janda
"Itungannya pas pak, giliran actionnya ga ada duitnya seperti yang dibilang bapak.
Makanya tanah dijual," kata pengusaha itu kepada Kang Dedi.
"Kecolongan pak.
Saya pikir semuanya tanahnya, tahunya ini doang," sambung dia.

Lantaran tak memiliki kewenangan dalam permasalahan antara pengusaha dan developer, Kang Dedi pun meminta pengusaha itu menyelesaikannya sendiri asalkan tidak ada lagi pelanggaran hukum yang terjadi.
"Gimana saya gabisa cari solusi.
Yang punya kontrak bapak," ujar Kang Dedi dengan gaya bahasanya yang disertai candaan agar suasana tak begitu tegang.
"Atur lah pak, tolong bagaimana. ini susah. Bantu pak," pinta dia.
"Kalau datang kesini tanya-tanya dulu biar enggak ketipu," pesan Kang Dedi kepada pengusaha asal Sumatera Utara itu.
Kang Dedi mengakui bahwa sebenarnya dia kasihan kepada pengusaha itu.
Namun dia meminta agar pengusaha itu melakukan sesuatunya sesuai dengan regulasi yang berlaku.
"Kasihan itu orang, banyak orang melakukan sesuatu tanpa diperhitungkan.
Hasilnya kaya gini, alam rusak, duit enggak ada," kata Kang Dedi.