Buka Suara Soal 25 Klaster Covid-19 Sekolah, PSI Soroti Peran Orang Tua: Tidak Bisa Lepas Tangan
Anggara meminta orangtua murid dilibatkan aktif dalam pengawasan selama PTM digelar
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) buka suara soal temuan data 25 klaster saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas digelar.
Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, menilai temuan 25 klaster penyebaran Covid-19 berdasar data survei Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) patut diwaspadai.
Terlebih, mengingat Pemprov DKI Jakarta rencananya akan memperluas pembukaan sekolah tatap muka menjadi 1.508 sekolah pada Senin (27/9/2021) besok.
Serta hal ini sudah tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 984 Tahun 2021 tentang penetapan satuan pendidikan yang melaksanakan PTM Terbatas tahap II pada masa PPKM.
Dalam SK tersebut, ada penambahan 899 sekolah yang bakal dibuka mulai Senin besok.
Rinciannya, sebanyak 809 sekolah umum dari tingkat TK hingga SMA dan SMK, serta 90 madrasah mulai tingkat RA sampai MA.
“Data yang tercatat adalah di Jakarta terdapat 241 siswa dan 227 tenaga pendidik yang positif Covid-19 sejak Juli 2020 hingga September 2021, ini potensi yang kita hadapi dengan adanya pembukaan sekolah tatap muka,” ujarnya kepada awak media, Minggu (26/9/2021).
Anggara meminta orangtua murid dilibatkan aktif dalam pengawasan selama PTM digelar.

Baca juga: Warung Bang Adut Jual Aneka Jamu di Pasar Lama Tangerang: Manjur Atasi Berbagai Penyakit
Sebab, kata Anggara, Pemprov DKI Jakarta tidak bisa menutup fakta bahwa para siswa merupakan kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 terlebih mereka yang di bawah 12 tahun dan belum dapat divaksin.
"Orangtua murid tidak bisa lepas tangan dan harus berupaya bersama pihak sekolah untuk menekan resiko penularan virus pada anak,” jelasnya.
Protokol kesehatan harus dipastikan berjalan tidak hanya di lingkungan sekolah tapi juga di dalam rumah maupun sepanjang perjalanan menuju sekolah. Sehingga semua pihak harus saling bersinergi, termasuk orangtua.
Namun, kata Anggara, sayangnya berdasarkan hasil sidak ke beberapa titik sekolah, masih terlihat adanya pelonggaran protokol kesehatan di area luar gerbang sekolah seperti kerumunan orang tua sewaktu mengantar jemput siswa.
"Ada juga yang baru memakai masker saat hendak memasuki area sekolah, sebelumnya tidak,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih dalami temuan 25 klaster Covid-19 selama penyelenggaraan PTM di Ibu Kota.