Sisi Lain Metropolitan
Warung Bang Adut Jual Aneka Jamu di Pasar Lama Tangerang: Manjur Atasi Berbagai Penyakit
Bak laron menyerbu lampu yang berpendar, para pengunjung mengantre di sekitar gerobak makanan itu, tak terkecuali Warung Jamu Bang Adut
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dari sebuah gerobak kaki lima sederhana, Bang Adut menjual aneka minuman herbal berkhasiat.
Banyak orang datang ke warung itu lantaran dipercaya sebagai obat manjur menyembuhkan berbagai penyakit.
Ilmu meracik jamu itu dipelajarinya dari seorang sinse yang membuka jasa di depan Klenteng Boen Tek Bio, Pasar Lama, Kota Tangerang.
Langit senja perlahan meredup tergantikan malam. Suasana Pasar Lama Tangerang mulai ramai disesaki para pengunjung. Aneka makanan jalanan dijajakan di pasar itu.
Bak laron menyerbu lampu yang berpendar. Para pengunjung mengantre di sekitar gerobak makanan itu.
Tak terkecuali Warung Jamu Bang Adut yang berada di pinggir halaman Pendopo Bupati Tangerang, tak jauh dari plang Pasar Lama Tangerang.
Pembeli silih berganti datang memesan jamu racikan tangan bang Adut, istri dan karyawannya.
Di atas warungnya, terhampar berbagai bahan dasar pembuatan jamu layaknya warung angkringan. Di antaranya ada ginseng, jahe, ubi samsit, buah pinang, serai dan kunyit.
Pemandangan itu seakan menegaskan bahwa racikan Bang Adut berasal dari bahan-bahan alami.
Baca juga: Dokter Spesialis Onkologi Sebut Vaksin Covid-19 Pfizer Lebih Cocok untuk Pasien Komorbid
Baca juga: Kamu Tak Terdaftar Sebagai Penerima BLT Subsidi Gaji? Berikut Solusi Lengkapnya

Setiap membuat jamu, Bang Adut selalu memarut bahan-bahan dasar itu.
Ia tak pernah menggunakan blender. Parutan itu kemudian diperas hingga mengeluarkan sari. Sarinya dituangkan ke dalam gelas dan dicampur rebusan air panas. Setelah itu langsung disajikan kepada pembeli di tempat. Bisa dicampur gula merah agar manis.
"Khasnya ini diparut. Karena saya fair tidak ada kombinasi kimia, alkohol dan segala macamnya. Parutan tangan alami," ujar pria bernama asli Rahmat Hidayat itu saat ditemui TribunJakarta.com di Pasar Lama Tangerang pada Kamis (23/9/2021).
Bang Adut menjual sekitar 21 jenis jamu alami. Minuman itu di antaranya susu jahe merah, beras kencur, buah pinang, jeruk peras, kunyit asam, temulawak dan obat kuat.
Jamu ini biasanya dibeli untuk menyembuhkan pegal linu, sakit lambung, pegal-pegal, asam urat, rematik bahkan sampai program hamil.
Bahan dasarnya diperoleh dari daerah Tanah Tinggi, Karawaci, Pasar Babakan, Sewan hingga Rawa Belong.
Selama berdagang jamu di sana, Bang Adut mengaku belum pernah mendapatkan keluhan langsung dari pelanggan.

Mereka kebanyakan bilang ke Bang Adut bahwa tubuhnya lebih enakan.
Terkadang, Bang Adut dengan senang hati menerima konsultasi kepada pelanggan sebelum meracik jamu.
Harga jamu berkisar antara Rp 15 ribu sampai Rp 40 ribu satu gelas. Minum jamu ini disarankan seminggu dua kali.
"Lebih baik diminum saat mau tidur. Khasiatnya lebih cepat," katanya.
Belajar dari Sinse
Ilmu meracik jamu berkhasiat tak didapat secara otodidak. Bang Adut belajar langsung dari seorang sinse totok yang membuka praktik di depan Wihara Boen Tek Bio.
Bang Adut kerap mendampingi sinse itu praktik di sejumlah tempat.
Sembari mendampingi, Bang Adut belajar kepada sinse itu.
"Saya enggak sanggup mempelajari ilmu totok karena berat sekali belajarnya. Saya dikasih jalan satu-satunya minuman herbal ini dari sinse," ceritanya.

Namun, tak mudah proses belajar meracik jamu yang diajarkan sinse. Sebelum berani berjualan, Bang Adut mempelajari tentang minuman berkhasiat ini selama 10 tahun.
Mulanya, ia mempratikkan meracik jamu untuk keluarga terdekatnya yang sakit.
"Ternyata dari racikan saya mampu dan berkhasiat untuk keluarga. Keluarga juga tanya kenapa enggak buka aja? Setelah 10 tahun belajar, baru buka," katanya.
Bang Adut meminta izin terlebih dahulu kepada sinse itu untuk berdagang jamu di depan Boen Tek Bio. Ia sudah 23 tahun berjualan jamu di sana.
Namun, kemudian pindah ke pinggir Pendopo Bupati Tangerang karena berada di depan Pasar Lama dan ramai lalulalang pengunjung.
"Pindah ke sini karena sebagian orang saja yang tahu. Berhubung di sini ada peluang kuliner, saya izin di sini. Ternyata dibolehkan," tambahnya.