Kisah TNI Penjaga Ujung Selatan NKRI: Tak Hanya Fokus Warga dan Wisata, tapi Juga Pertahanan Negara
Kisah nasionalisme datang dari para prajurit TNI yang bertugas di ujung paling selatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah nasionalisme datang dari para prajurit TNI yang bertugas di ujung paling selatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tak hanya bertugas untuk memperhatikan warga yang tinggal di daerah itu serta potensi alam yang ada, mereka juga diharuskan menjaga pertahanan negara.
Hal itu dilakukan oleh para prajurit TNI yang bertugas di Kodim 1627/Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rote Ndao merupakan kabupaten yang berada di ujung paling selatan wilayah NKRI.
Wilayah ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Baca juga: Ketika Putra Kepala Suku Asal Papua Mengajar Anak Suku Dayak di Perbatasan: NKRI Harga Mati
Secara administratif, Kabupaten Rote Ndao baru diresmikan 19 tahun yang lalu.
Kabupaten ini terdiri dari 11 kecamatan yang tersebar di 7 kelurahan dan 112 desa.
Dandim 1627/Rote Ndao, Letkol Inf Educ Permadi mengatakan, berdasarkan sensus penduduk tahun 2020, ada sebanyak 143 ribu jiwa yang tinggal di Kabupaten Rote Ndao.
"Mata pencaharian kebanyakan dari perikanan serta ada dari sektor pertanian," kata Dandim Rote Ndao dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TNI AD, Selasa (28/9/2021).
Dijelaskan Dandim, pulau berpenghuni di batas paling selatan Kabupaten Rote Ndao yakni Desa Oeseli.
Desa Oeseli dikenal memiliki potensi laut dan keindahan alam yang sangat indah.
"Warganya ada yg melaut jadi nelayan, budi daya rumput laut, selain itu potensi pariwisata dengan pantai yang indah.
Telaga Nirwana dan Pulau Dana itu tempat yang bagus untuk destinasi wisata," jelas Dandim.
Karenanya, sebagian warga di Desa Oeseli begitu terdampak dari adanya pandemi Covid-19 yang telah sekitar 1,5 tahun terakhir melanda negeri.
Baca juga: Dokter Lulusan Inggris Mantap jadi Prajurit TNI, Terpanggil Saat Ikut Baksos Katarak di Batas Negara
"Karena sebetulnya potensi wilayah ini ada di bidang wisata," kata Dandim.
Jauh Dari Sekedar Wisata
Bertugas di daerah perbatasan, Letkol Educ menjelaskan tak sekadar menjaga potensi alam yang ada di daerah itu.
Namun juga menjaga rasa nasionalisme warga dan memastikan tak ada serangan dari pihak luar yang mengganggu keamanan negara.
"Ini jadi desa yang jadi perhatian kami untuk diperhatikan secara khusus karena salah satu fungsinya untuk alat pertahanan kita.
Karena ini adalah batas paling selatan dari Indonesia," kata Letkol Educ.
Sementara itu, Letkol Educ menyebut bahwa warga Desa Oeseli masih sangat begitu menghargai adat istiadat dan budaya mereka.
Salah satunya dengan memainkan alat musik sasando dan membuat kain tenun khas Rote Ndao.
"Kita sering tugaskan Babinsa kita untuk membangun kesadaran mereka tentang pentingnya wilayah mereka ini untuk kepentingan pertahanan negara," ujar Dandim Rote Ndao itu.
Masuk TNI Berawal dari Ikut Baksos di Perbatasan
Baca juga: Hadapi Tantangan Zaman, Jenderal Andika Sampaikan Pesan Khusus ke Calon Dokter Muda Angkatan Darat
Ada sebuah misi mulia di balik seorang dokter muda lulusan S-2 sebuah universitas di Inggris mau mengabdikan dirinya sebagai seorang prajurit TNI AD.
Dokter muda yang kini menjadi perwira remaja TNI AD itu yakni dr Jason Antoni Wibowo
Dia merupakan satu dari 169 perwira remaja TNI AD yang berada di Cabang Kesehatan Militer TA 2021.
Rupanya ada satu hal yang membuatnya terpanggil untuk bergabung menjadi seorang dokter militer.
Jason menuturkan, dirinya terpanggil untuk menjadi anggota TNI AD ketika dirinya mengikuti bakti sosial bersama tim kedokteran TNI AD.
Kala itu, Jason sedang menjalani internship di Wini, Nusa Tenggara Timur saat dia baru lulus menjadi dokter umum dari FK UI.
Di daerah perbatasan NKRI itu, Jason tergabung membantu warga dalam kegiatan baksos operasi katarak gratis.
"Kami lakukan operasi katarak gratis di Wini, NTT.
Saya melihat TNI AD memiliki korps kesehatan yang besar, dapat menaungi dokter dan nakes untuk berkembang," ujar Jason.
Setelah merasakan ketertarikannya untuk mengabdi untuk menjadi seorang dokter militer, Jason kemudian meminta saran dan masukan dari para dokter TNI AD yang dikenalnya.
Baca juga: Superman Jenderal Andika Sambangi RS Dr Soetarto, Seorang Nakes Curi Perhatian Bicara Kunci Sehat
"Saya yang masih sipil kenapa saya enggak masuk jadi TNI agar saya lebih luas mengabdi sebagai dokter dan menjangkau masyarakat Indonesia lebih luas lagi," papar Jason.
Lebih lanjut Jason membeberkan alasannya mengapa memilih menjadi dokter militer di TNI AD.
"Karena memiliki korps kesehatan yang begitu besar dengan rumah sakit yang besar juga tergabung dari Sabang sampai Merauke," kata dia.
Alhasil, Jason pun mendaftar sebagai perwira remaja TNI AD pada Tahun Anggaran 2021.
Setelah menjalani pendidikan selama tujuh bulan di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, dia melanjutkan pendidikannya di Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes) TNI AD selama lima bulan.
"Bisa mengabdi kepada masyarakat dan bisa menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan TNI saya rasa bisa tercapai," ujarnya menceritakan alasannya berkarir sebagai dokter militer.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/keindahan-alam-di-pantai-oeseli-yang-ada.jpg)