Menyusuri Pos Bloc Jakarta, Ruang Kreatif Baru di Tengah Ibu Kota
Dengan memanfaatkan aset bekas gedung kantor pos era Hindia Belanda seluas 7.000 meter² milik PT Pos Indonesia, Pos Bloc menjadi sebuah ruang kreatif
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Muhammad Zulfikar
Akan tetapi, pasca bubarnya VOC Pemerintah Hindia Belanda di bawah Daendels pada awal abad ke-19 berinisiatif memindahkan pusat kota Batavia Lama ke Batavia Baru di Weltevreden yang sekarang dikenal sebagai Jakarta Pusat.
Segala kegiatan pemerintahan, perkantoran, perbelanjaan, kesenian, kebudayaan pada era 1800-an semuanya berpusat di Weltevreden.
Pemerintah Hindia Belanda saat itu khusus membangun gedung layanan pos, telepon dan telegraf untuk masyarakat tepat di seberang Pasar Baru yang sudah dibangun sejak 1820an.
Baca juga: Kawasan Cikini, Monas, dan Pasar Baru Bakal Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata Urban
Lila menjelaskan, pengembangan Pos Bloc Jakarta akan dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama seluas 2.400 meter², sementara tahap keduanya akan dilakukan pada awal 2022 dengan luas tambahan sekitar 4.800 meter².
Saat ini, Pos Bloc Jakarta sudah dilengkapi dengan sejumlah tenant. Diantaranya seperti tenant kuliner, fesyen, kopi, hingga kedai kolaborasi.
Setelah diperbolehkan mengadakan berbagai kegiatan oleh pemerintah, program-program acara seni, budaya, hiburan rencananya juga akan secara rutin diselenggarakan di sini.
Seperti pameran lukisan, foto, instalasi seni, lokakarya kreatif, pemutaran film, lelang karya seni, peragaan busana, tur jalan kaki cagar budaya, hingga beragam konser musik yang sempat menjadi identitas Weltevreden atau Jakarta tempo dulu seperti klasik, jazz, blues, folk, Hawaiian, keroncong/stambul.
Harapannya, dengan dibukanya Pos Bloc Jakarta kini, kawasan Pasar Baru akan kembali bergeliat dan ramai dikunjungi publik seperti masa kejayaannya dulu.