Pembelajaran Tatap Muka
1.509 Sekolah Gelar PTM Mulai Hari Ini, Wagub DKI Beri Wejangan Agar Tak Picu Klaster Covid-19
1.509 sekolah di DKI Jakarta hari ini dibuka menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Setelah sempat ditunda selama sepekan, sebanyak 1.509 sekolah di DKI Jakarta hari ini dibuka menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun meminta sekolah-sekolah tersebut untuk disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Hari ini kami memang menambah jumlah sekolah untuk PTM, tentu yang paling penting ke depan kita pastikan semua melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin, patuh, taat, dan bertanggungjawab," kata Ahmad Riza Patria, Jumat (1/10/2021).
Ariza pun meminta penutupan tujuh sekolah sebelumnya dijadikan pembelajaran agar tidak ditemukan lagi kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.
Baca juga: Siswa SD di Kota Bekasi Terpapar Covid-19, Disdik Hentikan Kegiatan PTM
Sebab, enam dari tujuh sekolah yang ditutup itu lantaran adanya temuan kasus positif Covid-19.
"Kami sampaikan kepada semua, khususnya para orang tua di rumah untuk memastikan anak-anak kita terjaga dan terbebas dari Covid-19 di rumah, lingkungan, dan perjalanan," ujarnya di Balai Kota.
Ia pun mengingatkan sekolah untuk menjalankan kewajibannya mengawasi jalannya protokol kesehatan selama kegiatan belajar mengajar.
Baca juga: Belum Sebulan PTM, 25 Murid SMP Kota Tangerang Positif Covid-19
"Di sekolah menjadi tanggung jawab sekolah untuk memastikan disterilkan, dibersihkan secara rutin, berkala, dan memastikan protokol kesehatan dilakukan secara baik dan bertanggungjawab," kata Ariza.
Dengan pengawasan protokol yang ketat dari sekolah maupun orang tua, politisi senior Gerindra ini berharap, PTM Terbatas bisa berjalan dengan baik.
Baca juga: Semangat Murid SD di Depok Ikut Simulasi PTM, Sejam Sebelum Masuk Sudah Tiba di Sekolah
"Insya Allah ke depan, mudah-mudahan tidak terjadi lagi klaster-klaster seperti yang terjadi di tujuh sekolah sebelumnya," tuturnya.