Angin Musim Jadi Musuh Prajurit TNI yang Tugas di Pulau Terluar hingga Harus Putar Otak Atasi Lapar

Angin musim barat dan timur menjadi musuh bagi para prajurit TNI yang bertugas di Pulau Ndana yang merupakan ujung selatan wilayah NKRI.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Youtube TNI AD
Prajurit Satgas Pengamanan Pulau Terluar yang bertugas di Pulau Ndana saat melakukan patroli. Angin musim barat dan timur menjadi musuh bagi para prajurit TNI yang bertugas di Pulau Ndana yang merupakan ujung selatan wilayah NKRI. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Angin musim barat dan timur menjadi musuh bagi para prajurit TNI yang bertugas di Pulau Ndana yang merupakan ujung selatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pulau Ndana terletak di Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan perairan Australia.

Kondisi perbatasan di Pulau Ndana relatif aman dan jauh dari ancaman pihak musuh.

Namun yang menjadi kendala utama bagi prajurit yang bertugas di Pulau Ndana yakni soal distribusi logistik.

Adapun prajurit TNI yang bertugas di sana merupakan gabungan antara kesatuan Marinir TNI AL dan Batalyon Infanteri 743/Pradnya Samapta Yudha.

Baca juga: Cerita TNI Penjaga Pulau Terluar NKRI: Kerap Terkendala Logistik, Harus Memanah Ikan untuk Makan

Sertu Paulus yang merupakan salah satu Satgas Pengamanan Pulau Terluar di Pulau Ndana menceritakan bahwa cadangan makanan mereka bergantung pada kiriman dari Pulau Rote.

Sayangnya, dorongan logistik (dorlog) yang diterima para satgas di Pulau Ndana tak melulu lancar tiap pekannya.

Faktor cuaca yang ekstrim di perairan itu membuat dorlog yang harusnya dikirimkan ke Pulau Ndana sepekan sekali bisa menjadi tersendat.

Prajurit Satgas Pengamanan Pulau Terluar yang bertugas di Pulau Ndana di wilayah Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat proses pengangkutan logistik. Urusan logistik memang menjadi kendala yang dihadapi prajurit yang bertugas di pulau terluar.
Prajurit Satgas Pengamanan Pulau Terluar yang bertugas di Pulau Ndana di wilayah Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat proses pengangkutan logistik. Urusan logistik memang menjadi kendala yang dihadapi prajurit yang bertugas di pulau terluar. (Youtube TNI AD)

"Terkadang bisa 2 minggu sekali karena tidak setiap minggu itu kami bisa makan enak.

Kami juga tiap minggu tidak bisa seenaknya ke Pulau Rote," kata dia.

Sementara itu, Dansatgas Pengamanan Pulau Ndana Rote, Lettu Mar Aghy Kauna mengakui bahwa pengiriman logistik memang menjadi kendala bagi prajurit yang bertugas di pulau terluar.

Pasalnya, kondisi alam di perairan menuju Pulau Ndana sulit diprediksi.

"Saat cuaca buruk pernah kita laksanakan tiga minggu sekali.

Biasanya saat musim angin timur maupun angin barat.

Baca juga: Antara Keluarga & Tugas Negara, Praka Ruben Dampingi Istri Melahirkan Saat Baru Tugas di Perbatasan

Kendalanya di gelombang laut sangat tinggi sekali sehingga kita menunda durlog dari Pulau Rote ke Pulau Ndana," kata dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved