Sempat Terdampak Pandemi, Jatuh Bangun Perjuangan Dapur Cokelat Bisa Kembali Bangkit

Lika-liku perjuangan Dapur Cokelat kembali berjaya setelah dihantam pandemi Covid-19.

TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana
Tangkapan layar konferensi pers virtual, Dapur Cokelat Bercerita, Kamis (7/10/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - "Saya tiga hari gak bisa tidur mikirin bagimana cara ngomong ke karyawan kami, dimana pada saat itu harus ada yang kami rumahkan. Itu sedih sekali."

Ungkapan tersebut terlontar dari seorang Ermey Trisniarty, perempuan kelahiran 1975 yang telah jatuh bangun berjuang mewujudkan mimpinya dalam membangun Dapur Cokelat.

Memiliki sejumlah gerai di berbagai daerah Indonesia, tak membuat Dapur Cokelat luput dari hantaman badai pandemi Covid-19.

Pada 2020 lalu, Dapur Cokelat pernah memikul beban yang amat berat dikala terpaksa harus merumahkan beberapa karyawannya akibat pandemi Covid-19.

"Dua hal yang memang jadi badai buat kami setelah 20 tahun ini. Pertama, ketika ada perubahan dari yang biasa, jadi era digital. Kedua ya pandemi. Pandemi ini benar-benar mengguncang Dapur Cokelat. Membuat kita gak tahu lagi harus gimana," kata Ermey, Founder Dapur Cokelat dalam pertemuan virtual bertajuk Dapur Cokelat Bercerita, Kamis (7/10/2021).

Jumlah penjualan yang turun drastis, hingga omzet yang merosot tajam, boleh dibilang menjadi hantaman terbesar Dapur Cokelat selama 20 tahun terakhir.

Baca juga: Teh Susu Cokelat Hazelnut Dipesan Setiap 10 Detik di Layanan Pesan Antar

Ermey bercerita, kala itu masyarakat bahkan tak hanya takut untuk mengunjungi toko kue.

Namun, banyak juga orang yang takut untuk melakukan pemesanan secara daring dikarenakan masih harus berinteraksi dengan driver online.

"Boro-boro datang, untuk order online aja takut karena dibawa lagi sama ojolnya dan segala macam. Akhirnya kita cari jalan," kata Ermey.

Hal ini yang kemudian membuat Ermey dan timnya harus memutar otak.

Merumahkan sejumlah karyawan, tak cukup untuk membuat bisnisnya bisa bangkit kembali di tengah hantaman badai pandemi Covid-19.

Baca juga: Ambil Cokelat Banyak Lalu Dimasukkan ke Pakaian, Aksi Wanita Di Supermarket Viral di Media Sosial

"Karena saat itu pandemi semua back to kitchen, gak ada yang mau makan di restoran. Akhirnya customer kita boleh tetep makan kue kita, tetapi dengan aman, yaitu bikin sendiri di rumah namun bahan bakunya tetap dari Dapur Cokelat sehingga rasanya tetep sama. Itu yang membuat kami survive saat itu," ungkapnya.

Inovasipun dilakukan untuk tetap bisa bertahan. Salah satunya, dengan menyediakan premix atau adonan yang bisa dimasak di rumah.

Menurut Ermey, di awal pandemi Covid-19 lalu banyak orang lebih memilih menyantap makanan yang dimasak sendiri di rumah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved