PON Papua
Ricuh di Venue Tinju PON Papua, Ketum KONI Pusat Tegur Pertina: Jangan Sampai Terulang Lagi
Marciano Nornan buka suara menanggapi insiden kericuhan yang terjadi di venue pertandingan tinju di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.
Ia meminta kepada pengurus agar kejadian kericuhan tidak terulang lagi dan bisa diantisipasi dengan baik.
Baca juga: Ironi Atlet Tinju DKI: Kalah di Arena Merasa Dikerjai, Nyaris Babak Belur Usai Luapkan Kecewannya
"Saya sudah bicara dengan Ketua Pertina, Komaruddin Simanjuntak, saya berikan atensi jangan sampai terulang lagi seperti itu," ungkapnya.
Marciano Norman berpesan kepada seluruh pihak, terutama kontingen antelt yang bertanding bisa bersikap sportif saat berlaga di ajang PON Papua.
Saat wasit sudah menentukan hasil akhir, atlet harus bisa menerima dengan bijak.
Para atlet diminta tidak melakukan provokasi dan juga melakukan tindakan yang memancing reaksi negatif dari suporter.
"Sportivitas harus nomor satu, atlet pada saat sudah dinyatakan kalah oleh wasit atau juri melajukan tindakan tak terpuji bisa memprovokasi penonton," kata dia.
Tak hanya ke para atlet, Marciano Norman juga berpesan ke perangkat pertandingan bisa bersikap adil dan menegakan aturan dengan benar.

Para pengadil di lapangan dituntut bijak dan tidak memihak ke salah satu kubu yang bertanding.
"Saya minta juri yang terlibat objektif mungkin harus menjunjung sportivitas dan berpihak ke kebenaran didalam penilaian," tutupnya.
Diketahui, kedua pihak yang sempat berseteru akhirnya memutuskan untuk berdamai.
Ketua Pertina Papua, Ricky Ham Pagawak memastikan bakal melanjutkan pertandingan tinju PON Papua sesuai jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
Baca juga: Petinju DKI Kena Pukul di Luar Ring Saat Ricuh di PON Papua, Ini Kata Wagub Ariza
"Kami sebagai tuan rumah, sudah sepakat bahwa pelaksanaan pertandingan tinju ini kami jaga sampai selesai."
"Oleh sebab itu masalah yang terjadi kemarin, tadi malam sudah diselesaikan secara kekeluargaan sebagai warga negara indonesia yang baik, sebab atara DKI dengan kami satu, sama-sama indonesia, sehingga masalah ini tidak lagi dibawah ke jalur hukum lagi," ujar Ricky Ham Pagawak.