Pilpres 2024

Rencana Anies Keliling Indonesia Usai Lepas Jabatan, Akankah Jadi Capres atau Cagub DKI di 2024?

Anies Baswedan diketahui dilantik menjadi Gubernur DKI pada 16 Oktober 2017, yang berarti masa jabatan lima tahun Anies akan selesai pada Oktober 2022

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Yogi Jakarta
KOMPAS.com / IRFAN KAMIL
Gubernur DKI Anies Baswedan usai menjalani pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada tahun 2019 pada Selasa (21/9/2021). 

Anies Jadi Capres atau Cagub DKI?

Analis Politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai nasib Gubernur DKI Anies Baswedan masih belum pasti untuk 2024.

Di Jakarta, Anies dipastikan kehilangan panggung politik sebagai pejabat publik mulai tahun depan.

Seperti di daerah-daerah lain, Pilkada DKI Jakarta yang seharusnya diselenggarakan 2022 akan mundur ke 2024 untuk menyesuaikan dengan agenda Pilkada Serentak yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.

Hal ini membuat peluang Anies untuk berlaga pada 2024 dinilai minim.

Baca juga: Curhat Kakek yang Ditegur Baim Wong Capek Dagang Keliling, Erwin Moron Galang Dana

"Rumit membayangkan 2024 termasuk untuk Anies Baswedan sekalipun," ungkap analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno dikutip dari Kompas.com.

"Bisa enggak dia menjaga stamina dan elektabilitasnya itu, dan meraih dukungan parpol? Anies harus pandai-pandai memosisikan diri agar tetap jadi idola. Itu problem terbesarnya," jelasnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Monumen Nasional (Monas) Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (22/9/2021).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Monumen Nasional (Monas) Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (22/9/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI)

Meskipun nama Anies kerap didengungkan sebagai kandidat potensial capres 2024, namun Adi menilai hal itu masih terlalu dini.

Elektabilitas Anies diprediksi merosot karena kehilangan panggung politik selama 2 tahun.

Apalagi, hingga sekarang belum banyak dukungan partai politik yang mengalir kepadanya.

Baca juga: Pilu Wanda Hamidah Merasa Ditipu Asuransi Kesehatan, Desak Najwa Shihab hingga OJK Turun Tangan

Saat ini tren partai-partai politik di Indonesia masih mengutamakan elitnya sendiri untuk berlaga di 2024, seperti Gerindra menjagokan Prabowo Subianto, PDI-P mengunggulkan Puan Maharani, atau Golkar mengusung Airlangga Hartarto.

"Kita harus lihat potensinya. Kalau enggak ada partai yang mengusung, ya lebih baik ngurusin Jakarta lagi, walaupun itu agak berat juga karena partai-partai bisa jadi punya jagoan sendiri lagi."

"Balik lagi ke Jakarta, itu pilihan rasional. Kecenderungan kita, biasanya kalau dia bukan pejabat publik atau politik/elit/pemimpin lembaga politik tertentu, dia akan dengan gampang dilupakan orang," ujar Adi.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved