Mobil Crane Terguling Timpa Rumah

Polisi Tetapkan Operator Jadi Tersangka Kasus Crane dan Tiang Beton Ambruk di Depok

Polisi telah menetapkan seorang tersangka dari kasus mobil crane dan tiang beton ambruk menimpa rumah warga di Jalan Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok.

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Insiden mobil crane dan tiang beton ambruk menimpa rumah warga di Jalan Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Polisi telah menetapkan seorang tersangka dari kasus mobil crane dan tiang beton ambruk menimpa rumah warga di Jalan Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok.

Insiden itu menyebabkan tiga orang luka-luka.

Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno, mengatakan, pihaknya menetapkan operator mobil crane tersebut sebagai tersangka dari kasus ini.

Sebelum menetapkan operator mobil crane itu menjadi tersangka, Yogen menuturkan pihaknya lebih dulu melakukan pemeriksaan terahadap empat orang saksi.

“Terkait kejadian kecelakaan kerja crane untuk proyek PDAM kemarin ada tiga orang luka, sudah dilakukan pemeriksaan terhadap empat orang saksi semalam untuk naik penyidikan, dan ditetapkan satu tersangka dari operator crane,” ujar Yogen di Polres Metro Depok, Sabtu (16/10/2021).

Baca juga: Bocah SMP di Depok Selamat Setelah 5 Jam Terjepit Puing Reruntuhan Kuasa Allah Sungguh Besar

Yogen menuturkan, hari ini pihak dari Pusat Laboratorium Forensik (Pusabfor) Mabes Polri telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian.

“Hari ini labfor lakukan olah TKP, nanti kalau ada hasil dari Labfor beberapa hari kedepan kemungkinan ada petunjuk misalnya penetapan tersangka lain, itu akan diupayakan lagi,” katanya.

Untuk informasi, peristiwa ambruknya mobil crane dan tiang beton pada proyek pembongkaran menara ini terjadi pada Jumat (15/10/2021) kemarin, sekira pukul 09.00 WIB.

Petugas Damkar Depok menangis terharu sebagai bentuk rasa syukur mereka setelah berhasil mengevakuasi YA (12), korban selamat terjepit puing hampir 5 jam akibat tergulingnya mobil crane dan ambruknya tower beton yang menimpa rumah korban pada Jumat (15/10/2021) pagi.
Petugas Damkar Depok menangis terharu sebagai bentuk rasa syukur mereka setelah berhasil mengevakuasi YA (12), korban selamat terjepit puing hampir 5 jam akibat tergulingnya mobil crane dan ambruknya tower beton yang menimpa rumah korban pada Jumat (15/10/2021) pagi. (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Tiga orang menjadi korban luka akibat kejadian ini. Bahkan, satu di antaranya yang merupakan gadis kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP) berinisial Ya (12), baru berhasil dievakuasi setelah lima jam lebih lamanya tertimpa puing dan reruntuhan beton.

Evakuasi Bocah SMP Terjepit Puing Beton Dramatis

Proses evakuasi bocah SMP berinisial YA (12) yang terjepit puing beton dan crane di Depok berlangsung dramatis, Jumat (15/10/2021).

Selama lima jam tertimpa tiang beton dan crane, korban tidak menangis dan mengeluh.

Bahkan petugas salut ketika sang bocah tidak merintih kesakitan saat tubuhnya terjepit reruntuhan tiang beton di Jalan Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok.

Baca juga: Tak Merintih Sakit, Ini Permintaan Bocah SMP Terjepit Crane di Depok yang Tak Bisa Dipenuhi Petugas

"Teman-teman Damkar menyaksikan semua, korban gak nangis sama sekali dari awal kita datang,"

"Badannya tertimpa beton gak ngerintih, gak nangis, gak ngeluh sama sekali," kata personel Damkar Kota Depok, Irawan di lokasi kejadian.

YA saat itu tertimpa reruntuhan rumahnya kala insiden terjadi sekira pukul 09:00 WIB.

Malah saat itu, YA sedang melaksanakan zoom online sekolahnya.

Proses evakuasi YA berlangsung dramatis dan mengharukan.

Insiden tiang beton dan crane ambruk di Kota Depok, Jumat (15/10/2021).
Insiden tiang beton dan crane ambruk di Kota Depok, Jumat (15/10/2021). (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Meski misi penyelamatan berjalan cukup lama, YA tak menunjukan ketakutannya.

Pantang menyerah, YA saat proses evakuasi hanya meminta air minum karena merasa kehausan.

"Cuma dia dehidrasi, tapi kata medis gak boleh minum dulu,"

"Jadi kita cuma suplai oksigen dan madu yang dioles dibibir, karena khawatir kalau masuk makanan dan minuman malah menyumbat saluran pernapasan dan resikonya besar," sambungnya.

Baca juga: Tak Merintih Sakit, Ini Permintaan Bocah SMP Terjepit Crane di Depok yang Tak Bisa Dipenuhi Petugas

Perjuangan Nirawan bersama sejumlah rekannya pun berbuah manis.

Selama lima jam, seluruh bagian tubuh korban berhasil ditarik keluar dalam keadaan utuh.

Bahkan, korban hanya menderita beberapa luka lecet dan memar pada bagian tangan kanannya.

Rasa syukur keberhasilan mengevakuasi korban dalam keadaan selamat pun diluapkan Nirawan dan rekan-rekannya.

Mereka nampak saling berpelukan, hingha tak kuasa menahan air matanya yang mengalir membasahi pipi.

"Momen tadi itu kami dapat momen kekompakan antar teman, sampai bisa (evakuasi),"

"Awalnya kita merasa pesimis, sempat pesimis kalau lihat realitanya bongkahan beton yang besar dan alat kecil yang kami pakai. Tapi kami tidak akan pernah menyerah," tegasnya lagi.

Perjuangan Tak Mudah

Kondisi bocah yang tertimpa puing tiang beton dan mobil crane ambruk di Jalan Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok, semakin melemah.
Kondisi bocah yang tertimpa puing tiang beton dan mobil crane ambruk di Jalan Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok, semakin melemah. (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Nirawan mengatakan, awal mula kejadian dirinya baru saja masuk kerja (aplusan) di Markas Komando Pusat Damkar Kota Depok, Jalan Raya GDC, Kota Depok.

"Awalnya kami baru aplusan piket, sekitar jam 09.00 WIB dapat laporan ada anak ketimpa beton," kata Nirawan.

Menindaklanjuti laporan tersebut, sejumlah personel Damkar menggunakan mobil ranger bergegas lebih dulu ke lokasi kejadian.

"Beberapa personel sudah meluncur lebih dulu menggunakan mobil ranger untuk mengecek kondisi dan lokasi. Tak lama kemudian unit ranger menghubungi kami lagi karena kondisinya membutuhkan alat-alat rescue," jelasnya.

Membawa alat-alat rescue seperti pemotong, dongkrak, dan sebagainya, Nirawan pun menyusul dan tiba di lokasi kejadian.

Setibanya di lokasi, Nirawan menuturkan seluruh tubuh korban tertimpa reruntuhan puing-puing beton dan bangunan yang ambruk.

"Awal kita datang korban itu seluruh badannya tertimpa puing beton reruntuhan, pelan-pelan kami bersihkan dan evakuasi puing dari kepala hingga kaki," kata Nirawan.

Sekira pukul 12.00 WIB, seluruh puing di atas tubuh korban berhasil diangkat dan dibersihkan.

"Tapi pas mau kami angkat ternyata tangan kanannya masih tertumpuk beton dan reruntuhan bangunan yang tadi itu, makanya dari selepas Salat Jum'at itu kami usaha ngeluarin tangan sebelah kanannya," ungkapnya.

Proses evakuasipun berlanjut, Nirawan berujar satu unit mobil crane lainnya sudah tiba di lokasi untuk mengangkat tiang beton yang ambruk menimpa korban.

Namun setelah didiskusikan, evakuasi beton menggunakan mobil crane tersebut akhirnya dibatalkan, mengingat resikonya yang cukup tinggi.

"Tadi sudah ada bantuan crane sudah datang, tapi tadi diskusi lagi resikonya tinggi pakai crane khawatir runtuh lagi karena tiang beton yang ambruk itu hanya tersangga rumah," kata Nirawan.

"Soalnya tadi ketika evakuasi make alat kecil, seluruh bagiannya ikut getar semua, karena puing betonnya kan bersandar pada bagian rumah ya," timpalnya lagi.

Oleh sebab itu, Nirawan berujar evakuasi pun dilanjutkan menggunakan alat pemotong dengan ekstra hati-hati, untuk mengeluarkan tangan korban.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved