Mobil Crane Terguling Timpa Rumah
Tak Merintih Sakit, Ini Permintaan Bocah SMP Terjepit Crane di Depok yang Tak Bisa Dipenuhi Petugas
Perjuangan bocah SMP berinisial YA (12) bertahan hidup saat terjepit reruntuhan tian beton dan crane di Depok membuat petugas penyelamat salut.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Perjuangan bocah SMP berinisial YA (12) bertahan hidup saat terjepit reruntuhan tiang beton dan crane di Depok membuat petugas penyelamat salut.
Bocah SMP itu tak menangis dan merintih kesakitan saat tubuhnya selama lima jam tertimpa reruntuhan tiang beton di Jalan Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok.
Kuatnya tubuh YA yang menjadi korban tiang beton dan mobil crane ambruk di Depok dilihat oleh hampir seluruh personel Damkar Kota Depok pada Jumat (15/10/2021).
YA saat itu tertimpa reruntuhan rumahnya kala insiden terjadi sekira pukul 09:00 WIB.
Malah saat itu, YA sedang melaksanakan zoom online sekolahnya.
Proses evakuasi YA berlangsung dramatis dan mengharukan.
Baca juga: Bocah SMP Tak Nangis saat Badan Tertindih Puing Crane Ambruk Selama 5 Jam, Hanya Minta Ini ke Damkar
Meski misi penyelamatan berjalan cukup lama, YA tak menunjukan ketakutannya.
Hal itu dilihat langsung oleh Nirawan, salah satu personel Damkar Kota Depok.
"Teman-teman Damkar menyaksikan semua, korban gak nangis sama sekali dari awal kita datang,"
"Badannya tertimpa beton gak ngerintih, gak nangis, gak ngeluh sama sekali," tutur Irawan di lokasi kejadian.

Pantang menyerah, YA saat proses evakuasi hanya meminta air minum karena merasa kehausan.
"Cuma dia dehidrasi, tapi kata medis gak boleh minum dulu,"
"Jadi kita cuma suplai oksigen dan madu yang dioles dibibir, karena khawatir kalau masuk makanan dan minuman malah menyumbat saluran pernapasan dan resikonya besar," sambungnya.
Perjuangan Nirawan bersama sejumlah rekannya pun berbuah manis.
Selama lima jam, seluruh bagian tubuh korban berhasil ditarik keluar dalam keadaan utuh.