Apa Pentingnya Pemberian Nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk di Jakarta? Ini Penjelasannya

Saat ini sedang ramai soal wacana pemberian nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menjadi nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

Editor: Elga H Putra
Instagram
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan sama-sama menjalankan ibadah salat Jumat. Saat ini sedang ramai soal wacana pemberian nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menjadi nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Saat ini sedang ramai soal wacana pemberian nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menjadi nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

Wacana ini kemudian menjadi polemik dan menuai kecaman pro kontra di masyarakat.

Lantas apakah pentingnya penamaan tokoh dari negara lain yang diabadikan di Indonesia?

Akademisi Kajian Timur Tengah dan Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Dr. Syauqillah berpendapat penamaan jalan merupakan bentuk hubungan resiprokal dalam konteks diplomasi kedua negara.

Dimana dalam hal ini, founding father Indonesia Sukarno telah menjadi nama jalan di ibukota Turki, Ankara.

Baca juga: Kisah Raffi Ahmad Jalani Karantina Sepulang dari Turki, Nagita Slavina: Rasanya Seneng Banget

"Ataturk dalam bahasa Turki berarti bapak Turki, memiliki kesamaan peran historis dengan Sukarno dalam konteks perlawanan kolonialisme," kata Syauqillah di Jakarta, Senin (18/10/2021).

Dikatakannya, presiden Turtki saat ini Recep Tayyip Erdogan yang memiliki banyak simpatisan dan pengagum di Indonesia, adalah sosok yang mengagumi Mustafa Kemal Ataturk.

Hal itu, lanjutnya, seringkali ditemukan dalam peresmian megaproyek di sana dimana foto Erdogan bersanding dengan Kemal Ataturk.

"Ada pandangan di Turki bahwa Erdogan adalah sosok yang mampu mentransformasikan ajaran Mustafa Kemal Ataturk di era modern saat ini," ujarnya.

Baca juga: Wagub Ariza Jelaskan Wacana Mustafa Kemal Ataturk Bakal jadi Nama Jalan di Jakarta

Ia menegaskan, Kemal Ataturk adalah sosok yang berhasil menanamkan nilai-nilai persatuan, yang menjadikan Turki dapat melewati beberapa fase sulit dalam kesejarahannya.

Berbeda dengan dunia Arab lainnya, yang mudah sekali terjadi perpecahan bahkan konflik internal.

Nilai nasionalisme yang ditanamkan oleh Mustafa Kemal Ataturk dapat dinilai menyatukan Turki saat peristiwa Gezi Park 2013, demo hampir sebulan penuh saat itu, banyak pengamat luar negeri menilai Turki akan terdampak Arab Spring dan memiliki nasib seperti beberapa negara tetangganya, mengalami konflik internal, nyatanya Turki tetap bersatu.

"Perlawanan percobaan kudeta 2016 juga dapat memperlihatkan betapa nasionalisme yang diwariskan oleh Kemal Ataturk mampu menggerakan demonstran melawan percobaan kudeta, hanya dengan bekal genggaman bendera Turki," papar dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an dan sama-sama menjalankan ibadah salat Jumat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an dan sama-sama menjalankan ibadah salat Jumat. (Instagram)

Alasan Pemberian Nama Tokoh Turki

Pemerintah Turki menganugerahkan nama jalan di depan kantor KBRI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno sebagaimana yang diungkapkan Menteri luar negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi usai melakukan lawatan ke Ankara, Turki, Selasa (12/10/2021).

Sebagai balasan, Indonesia akan memberi nama salah satu jalan di DKI Jakarta dengan nama tokoh pendiri bangsa Turki.

Duta Besar RI untuk Turki, Lalu M Iqbal saat dihubungi Tribunnews, Jumat (15/10/2021) menyatakan sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI, terkait hal ini.

Pengajuan kepada Pemprov DKI berlangsung pada April lalu, disambut langsung oleh Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria.

Dubes RI mengatakan awal mula tercetusnya nama Jalan Ahmet Soekarno merupakan permintaan dari pihak KBRI Ankara, karena nama jalan di depan gedung baru KBRI adalah jalan Belanda.

KBRI mengajukan nama jalan Ahmet Soekarno karena memang belum ada nama jalan berbau Indonesia di Turki.

“Yang request KBRI sebetulnya. Karena nama jalan di depan gedung baru KBRI adalah jalan Belanda dan memang karena belum ada nama jalan berbau Indonesia di Turki,” kata Dubes RI saat dihubungi.

Namun, pemerintah Turki ingin pemberian nama dilakukan secara resiprokal (saling berbalas).

Menurutnya hal itu adalah hal yang lumrah sebagai salah satu cara berdiplomasi.

“Pihak Turki meminta resiprositas dan itu dipenuhi oleh Pemda DKI atas permintaan KBRI juga. Ini lumrah saja,” ujarnya.

Baca juga: PKS Kritisi Wacana Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Jakarta: Sangat Diktator

KBRI Ankara mengajukan pemberian nama tokoh besar Turki sebagai nama jalan di Ibu Kota DKI Jakarta.

Nama pendiri bangsa Turki adalah Mustafa Kemal Attaturk. ‘Attaturk’ sendiri artinya adalah Bapak Bangsa Turki.

Namun KBRI dan Pemprov DKI masih menunggu usulan nama lengkap dari pemerintah Turki sendiri.

Peresmian jalan bernama tokoh besar Turki, ada kemungkinan akan dilakukan ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertandang ke Indonesia di tahun 2022, yang juga masih dalam pembahasan kedua negara.

Terkait lokasi jalan tersebut, Dubes RI meminta untuk melakukan konfirmasi langsung dengan Pemprov DKI.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Balas Pemberian Nama Jalan ‘Ahmet Soekarno’, Nama Pendiri Turki Akan Dijadikan Nama Jalan di Jakarta,

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved