Pilpres 2024
Dideklarasikan Sebagai Capres 2024, Simak Rekam Jejak Anies Baswedan: Dari Akademisi Jadi Politikus
Sosok Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden alias capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM - Mendekati Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, nama Anies Baswedan semakin mencuat.
Orang nomor satu di DKI Jakarta itu memang sudah lama lekat dengan narasi digadang sebagai presiden.
Jargon seperti "Gubernur rasa presiden" yang kerap terdengar itu, kini dinyatakan dengan lebih frontal.
Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden alias calon presiden (capres) 2024 mendatang.
Deklarasi dilakukan oleh kelompok relawan yang menamankan diri Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) pada Rabu (20/10/2021).
Deklarator ANIES antara lain La Ode Basir, Dani Kusuma, Agus Nugroho, Iqbal Siregar, Mustaqiem Dahlan, M Ambardi, Ajun Banda, Sukri Karjono dan Muhammad Isnaeni.
La Ode menilai, Anies telah berhasil memimpin Jakarta, sehingga layak untuk maju di Pilpres 2024.
Dideklarasikan sebagai calon presiden, berikut rekam jejak Anies Baswedan dirangkm TribunJakarta:
1. Rektor termuda
Pria bernama lengkap Anies Rasyid Baswedan mulai dikenal publik ketika menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina periode 2007-2015.
Kala itu, Anies tercatat jadi rektor termuda di Indonesia dengan usia 38 tahun.
Karir Anies di bidang akademis memang tak perlu diragukan. Dia lahir dari keluarga akademisi.
Anies dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid.
Baca juga: 4 Tahun Gubernur Anies, Gagal Perbaiki Udara Jakarta hingga Diputus Bersalah Soal Polusi
2. Masuk politik lewat konvensi
Anies Baswedan pertama kali terjun ke dunia politik adalah dengan mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
Anies menerima undangan dari partai besutan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono itu bersama 11 orang lainnya pada Agustus 2013.

Anies pun memulai rangkaian konvensi dengan melakukan kampanye ke berbagai daerah.
Dia juga membentuk sebuah komunitas relawan bernama "turun tangan" untuk memuluskan langkahnya dalam konvensi.
Saat itu para pesaing Anies yakni Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan Sinyo Harry Sarundajang.
Namun, sayangnya, konvensi ini tak berlanjut sampai kontestasi pemilihan presiden 2014 gara-gara suara Partai Demokrat merosot drastis setelah dihantam kasus korupsi sejumlah kadernya.
Baca juga: 4 Tahun Jadi Gubernur DKI, Harta Anies Sempat Naik 2 Kali Lipat, Turun Ratusan Juta Setahun Terakhir
3. Jadi menteri dan kena reshuffle
Anies Baswedan sempat menjadi tim sukses Joko Widodo - Jusuf Kalla ketika Pilpres 2014.
Anies Baswedan lantas lebih dikenal luas, apalagi selalu bersama Jokowi dalam setiap aktivitas kampanye di berbagai daerah.
Jokowi-JK akhirnya memenangi Pilpres 2014.
Anies kemudian dipercaya menjadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikbud) dalam Kabinet Kerja 2014-2019.
Meski demikian, jabatan menteri tak bertahan lama.
Anies Baswedan harus terpental dari kabinet karena terkena reshuffle pada Juli 2016.
Baca juga: 4 Tahun Anies Pimpin DKI, Penduduk Miskin di Jakarta Capai 500 Ribu Orang Akibat Pandemi Covid-19
4. Pilkada 2017
Anies Baswedan memutuskan maju dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Meskipun saat itu dia tak memiliki partai, elektabilitas Anies menjanjikan.
Namanya dilirik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra, dua partai yang sebelumnya berseberangan dengan Anies saat Pilpres 2014.
Dua partai itu pun sepakat mengusung Anies bersama Sandiaga Uno untuk bisa mengalahkan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Mendapatkan nomor urut 3 dalam Pilkada DKI, Anies berhasil menang dari pasangan Ahok-Djarot di putaran kedua.
Sementara pada putaran pertama, satu pasangan tersingkir karena mendapat suara lebih rendah dibanding Ahok-Djarot dan Anies-Sandi, yakni pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Silvyana Murni.
Baca juga: 4 Tahun Pimpin Jakarta: Anies 3 Kali Lihat Persija Angkat Piala, Siapkan Stadion Taraf Internasional
Pilkada DKI Jakarta 2017 termasuk pilkada yang dramatis karena salah satu calon yakni Ahok berakhir di penjara karena tersandung kasus penistaan agama.
Di tengah kegaduhan politik yang tercipta selama pelaksaan Pilkada 2017, proses pelantikan Anies-Sandiaga Uno berlangsung mulus di Istana Kepresidenan pada 16 Oktober 2017.
Namun, belum genap setahun memimpin roda kepemimpinan di Ibu Kota, Anies kemudian harus ‘berjalan satu kaki’.
Pasalnya, Sandiaga mengundurkan diri pada Agustus 2018 karena mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2019.
Kemudian, posisi Sandiaga digantikan kader Partai Gerindra Ahmad Riza Patria yang resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara pada 15 April 2020.