Warga Koja Keracunan Rice Box PSI

BPOM Ambil Sampel Rice Box PSI yang Diduga Jadi Penyebab Warga Koja Keracunan

BPOM mengambil sampel rice box Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diduga menjadi penyebab warga RW 06 Kelurahan Koja keracunan.

Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta
Rice box PSI yang dibagikan kepada warga RW 06 Kelurahan Koja, Koja, Jakarta Utara. 23 warga keracunan setelah mengonsumsi nasi boks tersebut Minggu (24/10/2021) kemarin. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil sampel rice box Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diduga menjadi penyebab warga RW 06 Kelurahan Koja keracunan. 

Ternyata, tak hanya rasa mual dan pusing saja yang diderita Maya pada Minggu malam itu.

Muntah Darah

Ia juga muntah-muntah hingga mengeluarkan lendir darah dan akhirnya dilarikan ke RSUD Koja.

"Jam 23.30 WIB, muntah tiga kali, muntah ketiga kalinya itunya keluar lendir darah. Langsung suami saya ajak ke UGD," ucap Maya.

Ketika diperiksa di IGD, Maya mengungkapkan kepada dokter terkait gejala yang dirasakan serta statusnya sebagai ibu menyusui.

Tidak Bisa Menyusui

Lalu, sembari memberikan obat-obatan, dokter bilang Maya tidak bisa menyusui bayinya dalam waktu satu hari.

"Kan saya bilang kasih yang terbaik buat saya, karena saya ibu menyusui. Terus kata orang rumah sakitnya, ibu jangan menyusui dulu sampai besok, ini ibu saya kasih obat," kata Maya.

Maya pulang ke rumah dengan obat-obatan pemberian dokter, sementara anak semata wayangnya dititipkan ke mertua.

Senin (25/10/2021) siang, pihak puskesmas mendatangi permukiman RW 06 Kelurahan Koja untuk mendata siapa saja warga yang keracunan.

Maya datang mengikuti pemeriksaan dan kembali diimbau untuk tak menyusui bayinya.

Namun, kali ini bidan dari puskesmas meminta Maya setop memberikan ASI kepada bayinya dalam kurun waktu satu minggu ke depan.

Rice box PSI yang dibagikan kepada warga RW 06 Kelurahan Koja, Koja, Jakarta Utara. 23 warga keracunan setelah mengonsumsi nasi boks tersebut Minggu (24/10/2021) kemarin. (Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta)

"Ada salah satu bidan dari puskesmas datang, karena saya ibu menyusui, saya nggak boleh menyusui anak dulu sampai seminggu. Kasihan ke anak kamunya, kata orang puskesmas," ucap Maya.

Maya makin khawatir karena dirinya tak bisa menyusui sang buah hati dalam waktu cukup lama mengingat selama ini sang bayi tidak pernah lepas dari ASI.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved