Mesranya Hubungan Anies Baswesdan dan Golkar, Bagaimana Peluang Sang Gubernur Jadi Capres 2024?
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampak mesra dengan sejumlah pimpinan Partai Golkar DKI. Masih ada peluang Anies diusung Golkar di Pilpres 2024?
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Ia pun menyebut, penggunaan hak interpelasi hanya menambah pekerjaan rumah DPRD DKI.
Padahal, di sisi lain banyak agenda DPRD DKI yang tertunda imbas pandemi Covid-19.
Seperti pembahasan perubahan APBD 2021 hingga revisi Perda Covid-19 yang tak kunjung selesai.
Untuk itu, Baco menegaskan, Fraksi Golkar tak sejalan dengan PDIP dan PSI.
"Golkar sudah pasti tidak ikut dalam interpelasi, karena hanya nambah kerjaan dan buang-buang waktu," ujarnya saat ditemui di gedung DPRD DKI.
Ketimbang sibuk menggulirkan interpelasi, ia menilai seluruh anggota legislatif seharusnya bersatu membantu pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19.
Baca juga: Gubernur Anies Klaim Skenario yang Dibuatnya Berhasil Atasi Banjir Jakarta
Terlebih, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 lalu telah menyebabkan banyak korban berjatuhan.
Jumlahnya pun tak sedikit, hingga hari ini angka kematian karena Covid-19 mencapai 13.216 orang.
"Apa enggak ada cara lain? Apa kurang kerjaan? Apa semua kewajiban dewan sudah terlaksana?"
"Kalau interpelasi berapa lama selesainya? Apalagi rakyat lagi nunggu-nunggu bantuan kita," tuturnya.
Walau tak setuju dengan penggunaan hak interpelasi, Fraksi Golkar menolak penyelenggaraan Formula E.
Anggaran yang digunakan untuk menggelar Formula E pun disebutnya lebih baik digunakan untuk penanganan Covid-19.
"Formula E kami tidak setuju, prinsipnya lebih baik fokus kembalikan uangnya."
"Tapi kalau mau pakai interpelasi gara-gara itu, Golkar juga enggak setuju."
"Mending batalkan Formula E, lalu kembalikan uangnya buat masyarakat," sambungnya.