Jakarta Dikenang Banjir
Program Revitalisasi Trotoar Anies Disebut Perparah Banjir Jakarta, Ketua DPRD DKI: Begitu Lagi
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut, program revitalisasi trotoar yang dijalankan Gubernur Anies Baswedan justru memperparah banjir
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut, program revitalisasi trotoar yang dijalankan Gubernur Anies Baswedan justru memperparah banjir di ibu kota.
Hal ini dikatakan Prasetyo setelah memantau kondisi sejumlah ruas jalan ibu kota saat hujan mengguyur Senin (1/11/2021) kemarin.
"Jalan itu banyak tergenang air, itu saya enggak mengerti itu pedestrian dipebaiki. Bagus pedestriannya, tapi tali airnya enggak nyambung dengan got," ucapnya, Selasa (2/11/2021).
Ia pun mempernyatakan desain dan pengawasan proyek revitalisasi trotoar yang dijalankan mas Anies.
Sebab, hal ini justru menghambat air masuk ke dalam gorong-gorong.
Baca juga: Dihantui Banjir, Pemprov DKI Disebut Tak Siap Hadapi Cuaca Ekstrem, Ketua DPRD:Air Mengarah ke Warga
"Saya enggak ngerti gimana kontraktornya mengerjakan, gimana dih pengawasan dari SKPD," ujarnya di Balai Kota.
Masalah banjir karena adanya revitalisasi trotoar ini bukan kali ini saja terjadi.

Prasetyo sebelumnya juga mengkritik banjir di kawasan Menteng, Jakarta Pusat yang disebutnya terjadi akibat revitalisasi trotoar.
Saat itu, banjir yang terjadi Minggu (23/2/2020) lalu turut merendam pemukiman elit di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.
Ini merupakan pertama kalinya kawasan elit yang berada tepat di belakang Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta itu tergenang.
Meski saat ditinjau oleh Prasetyo genangan air sudah tidak tampak lagi, sejumlah petugas dari Dinas Sumber Daya Air (DSDA) tampak sibuk membongkar trotoar di depan LBH Jakarta yang baru saja direvitalisasi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesan.
Baca juga: Ketua DPRD DKI Jakarta Sebut Surat Pemecatan Viani Limardi Sudah Diproses KPUD
Pembongkaran trotoar dilakukan lantaran tidak adanya katup pembuka bak kontrol saluran air yang berada tepat di bawah pedestrian itu.
Akibat sulitnya membuka saluran itu, petugas DSDA pun akhirnya membuka paksa bak kontrok menggunakan bor breaker.
Melihat sulitnya petugas membuka bak kontrol itu, politisi PDIP ini pun langsung mengkritik Gubernur Anies Baswedan.
Ia pun menyebut, revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Diponegoro yang digagas oleh Gubernur Anies Baswedan ini tidak saling bersinergi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Prasetyo pun murka melihat banyaknya puing sisa proyek revitalisasi yang ternyata dibuang di saluran air yang berada di bawah trotoar itu.

Prasetyo pun menyebut, proyek revitalisasi trotoar yang selama ini dilakukan Gubernur Anies Baswedan hanya bagus di luar saja.
"Berulang kali masalahnya begitu lagi, begitu lagi. Masa enggak ngerti kalau dikasih tahu," tuturnya.
Pemprov DKI Disebut Tak Siap Hadapi Cuaca Ekstrem
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut, Pemprov DKI belum siap dalam menghadapi musim hujan.
Padahal, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi ibu kota bakal dilanda cuaca ekstrem sepekan ke depan.
"Kalau saya katakan siap, belum," ucapnya saat ditemui di gedung DPRD DKI, Selasa (2/11/2021).
Hal ini dikatakan Prasetyo bukan tanpa alasan, menurutnya, penanganan banjir yang dijalankan Pemprov DKI terkesan mendadak.
Sebab, pengerukan waduk, sungai dan saluran air lainnya baru dilakukan menjelang musim hujan tiba.
Baca juga: Jakarta Bisa Bebas Banjir, Gubernur Anies Ungkap Cara Ampuh Terbebas dari Genangan Air
"Kenapa enggak dulu zaman enggak hujan (sungai) dibersihkannya? Ini sekali lagi, seperti tidak mau eksekusi," ujarnya.
Untuk itu, politisi senior PDIP ini meminta seluruh jajaran Pemprov DKI, mulai dari petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) hingga lurah camat turun ke lapangan mengatasi masalah banjir.

"Saya kemarin melihat beberapa pintu air sudah siaga satu, di mana air itu mengarah ke warga. Nah, itu harus cepat disedot," kata Prasetyo.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengingatkan warga untuk waspada terhadap cuaca ekstrim sepekan ke depan.
Melalui laman Instagram resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta (BPBD DKI) yang turut di repost dalam Instagram Gubernur DKI Jakarta @aniesbaswedan, peringatan ini dibagikan kepada warga, khususnya warga Jakarta.
"Waspada Cuaca Ekstrem sepekan ke depan di DKI Jakarta. Durasi: 31 Oktober 2021 sampai sudah 6 November 2021," tulis caption bpbddkijakarta yang dikutip TribunJakarta.com, Senin (1/11/2021).
Baca juga: Target Gubernur Anies Tak Tercapai, Banjir di Jakarta Tak Surut Dalam Waktu 6 Jam
Dari keterangan yang terlansir dalam caption, peringatan ini disampaikan berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini.
Di mana menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas, diprediksi aktifnya fenomena MJO, aktifnya Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin dan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
"Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan INTENSITAS SEDANG-LEBAT yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 31 Oktober - 06 November 2021 dapat terjadi di wilayah DKI Jakarta," lanjut caption tersebut.
Adapun informasi lengkap dapat diketahui warfa dengan mengakses https://signature.bmkg.go.id.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (hujan secara sporadis, lebat dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es) yang dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," papar caption tersebut.

Terkait hal ini, warga diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi musim penghujan dan bencana banjir. Terutama mereka yang ditinggal di dekat aliran kali.